Our Souls : 14

592 108 21
                                    

"Kakak, siapa wanita itu?" tanya Vincent yang ketika itu berumur 10 tahun.

Albert menyentuh puncak kepala adiknya. "Dia liozora, calon istri dari william, anak count delon."

"Jadi dia akan menjadi menantu di keluarga itu?" tanya vincent penasaran.

"Iya benar..."

Liozora yang tak sengaja menoleh kearah vincent, langsung menyapa vincent dengan senyum manis.

Wajah vincent memerah. Baru saja gadis itu tersenyum kepadanya. Mengapa? Apa maksudnya?

"Kakak, aku mau kesana," ucap Vincent, menarik-narik ujung baju albert.

"Kita harus ke tempat latihan sekarang, Vincent."

"Tapi aku ingin berkenalan dengan dia. Tadi dia tersenyum padaku..." Vincent merengek dengan lucu, membuat albert gemas.

"Maaf vincent...jika kita telat, baginda kaisar akan marah."

Vincent menunduk kecewa, padahal ia ingin sekali berkenalan dengan gadis kecil yang baru saja tersenyum padanya.

"Ayo vincent," ajak albert, menggandeng tangan vincent untuk berjalan kembali.

.

.

.

Sejak saat itu, vincent selalu penasaran dengan liozora hingga meminta pengawal pribadinya untuk mencari tahu informasi tentang liozora.

Setelah pertemuan tak sengaja itu, vincent tak bertemu lagi dengan liozora. Padahal vincent berharap penuh jika liozora datang ke istana lagi.

Karena hal itu juga vincent sering mengunjungi kuil dan berdoa kepada dewa. Vincent selalu berharap jika dewa mengabulkan permohonannya.

"Aku datang kesini lagi, entah yang keberapa kali," ucap Vincent yang berumur 26 tahun.

"Aku sudah berdoa kepada mu sejak aku kecil kan? Permintaan ku hanya satu. Aku ingin liozora menjadi milikku, hanya itu."

Mata vincent menatap tajam patung dewa di depan sana. Jujur, vincent sudah mulai kesal karena doa-doanya belum di kabulkan sama sekali.

"Jika dalam 1 tahun kedepan doa ku tidak kau kabulkan juga, aku akan menghancurkan kuil ini. Akan ku bakar habis kuil ini beserta pendeta disini. Kau pikir aku takut huh? Aku juga akan mengajak mu duel," ucap Vincent menantang.

"Astaga, yang mulia. Anda tidak bisa berbicara seperti itu kepada dewa." Pendeta yang ada di dekat vincent sangat terkejut dan mencoba menasehati.

"Aku sudah menunggu sejak lama. Aku harap dia datang kepada ku dan mengatakan jika ia ingin bercerai dengan suaminya—"

"Ya-yang mulia kaisar? Bagaimana bisa anda mengincar istri orang lain?" Pendeta itu langsung syok berat.

"Aku tidak main-main dengan ucapanku, aku hanya ingin dia segera meninggalkan suaminya dan menjadi milikku, aku harap dia bisa lebih mencintaiku nantinya..."

Pendeta agung itu tiba-tiba merasakan nyut-nyut di kepalanya. Sepertinya ia mengalami vertigo setelah mendengar doa-doa kaisar, di tambah kaisar mengancam dewa jika tidak segera mengabulkan doanya.

"Bagaimana bisa liozora mencintai william yang brengsek itu? Bahkan setelah william menikah yang kedua kalinya. Aku harap jiwa liozora berubah menjadi lebih kuat dan sadar jika william itu tidak pantas menjadi suaminya," kata vincent segera mengakhiri doanya dan meninggalkan kuil.





***




"Yang mulia, saya mendapat berita jika countess liozora keracunan saat menghadiri pesta teh countess erin."

BRAK, Vincent bangkit dari kursinya dan memukul meja dengan keras.

"Lalu bagaimana keadaannya sekarang? Apa aku harus kesana?!" tanya vincent panik.

"Jangan yang mulia. Anda tenang saja, countess liozora akan baik-baik saja," jawab pengawal itu.

"Cari tahu dalang di balik semua ini. Dan jangan lupa kabari aku tentang kondisinya. Setiap detik, menit, jam, kau harus melaporkannya kepada ku!"

Pengawal itu sedikit meringis mendengar permintaan kaisar. "Kaisar... bagaimana mungkin saya melaporkannya setiap detik dan menit?"

Vincent mengacak-acak rambutnya frustasi. "Dia pasti baik-baik saja, kan? Aku yakin dia akan segera sadar."

"Yang mulia kaisar jangan khawatir..."

"Ah... Bisakah aku berharap jika saat liozora sadar nanti dia akan melupakan william?"

"Sepertinya itu mustahil yang mulia. Countess liozora terkena racun, bukan terbentur di bagian kepala," jawab sang pengawal dengan senyum tipis. Ada-ada saja keinginan kaisar nya itu.

"Tapi siapa tahu bisa kan? Saat dia bangun, dia melupakan william, bahkan benci kepada william hingga ingin bercerai. Iya kan? Keajaiban itu pasti ada!" kekeh Vincent, mengguncangkan pundak pengawalnya agar setuju padanya.

"Yang mulia kaisar, anda tahu kan jika countess liozora sangat mencintai count william, berita itu sudah menyebar di kalangan bangsawan.."

Vincent menunduk sedih. Tidak boleh, pokoknya liozora harus berpisah dengan william yang brengsek itu.

"Kecuali jika jiwa countess liozora berubah atau berbeda dari yang sebelumnya. Mungkin countess bisa membenci suaminya, seperti keinginan anda," ucapnya kembali.

Mata vincent berbinar bahagia. "Tidak apa, lebih baik seperti itu."

"Tapi itu mustahil yang mulia. Hal seperti itu hanya ada di buku dongeng," jawab sang pengawal.

"Antar aku ke kuil, aku akan berdoa lagi. Jika tidak di kabulkan juga, aku akan hancurkan kuil itu!"

"Ya-yang mulia? Anda tidak boleh mengatakan hal yang mengerikan seperti itu..."

"Sudahlah, kau tidak tahu perasaanku."

"Liozora, aku yakin kita berjodoh!"

"Jika ternyata kau bukan jodohku, maka kemungkinan buruknya aku akan membunuh jodohmu!"

"Astaga...aku sudah gila.." batin Vincent.




.

Part selanjutnya udah selesai..tapi nunggu Vote 30 + komen 15.

Spoiler, part selanjutnya ada demian dan liozora yang minta cerai...

Yang komen di tiktok ku mana ya, yang minta up? Wkwkw say hi dong...

Sekedar info, william sama kaisar itu sama sama redflag. Bedanya William itu denial sama perasaannya sendiri, sedangkan kaisar bener bener nunjukin kalau dia cinta liozora, and bener bener posesif, sedikit obsesi. Pokoknya tunggu aja sampai part ini tiba.

.

Ampun kaisar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ampun kaisar...







Our Souls: Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang