Our Souls : 26

412 76 21
                                    


"Aku ingin mengugurkan anak ini, aku tidak mau hamil," ujar Liozora.

Vincent maupun demian langsung terdiam mendengar ucapan liozora. Bagaimana bisa wanita itu menanyakan hal seperti itu.

"Dokter jawab—"

"Liozora!" Vincent berteriak dan menarik liozora kedalam pelukannya, namun sebelum hal itu terjadi liozora memberontak dan mendorong kasar tubuh vincent.

"Saya pikir anda laki-laki yang baik, tapi ternyata tidak. Bisa-bisanya anda melakukan hal menjijikkan itu kepada saya!"

"Dengarkan penjelasanku terlebih dahulu, Liozora! Aku mengakui kesalahan ku, tetapi semua itu terjadi bukan atas dasar keinginanku. Ketika kau terbangun, kau melupakan semuanya, aku terkejut dan bingung—"

"Alasan!" teriak liozora.

Merasa tidak nyaman karena sudah mengarah hal yang privasi, dokter tersebut langsung berjalan pelan untuk keluar dari kamar liozora. Demian yang berdiri kaku di tempatnya merasa marah karena perbuatan vincent, ia sama sekali tidak percaya jika vincent akan melakukan hal seperti ini kepada liozora.

"Keluar, demian!"

"Hah? Siapa dirimu berani memerintahku," jawab Demian.

Vincent yang marah karena demian tidak menurut, langsung mendorong tubuh demian dengan kekuatannya. Demian awalnya meremehkan kekuatan vincent yang tidak akan mungkin mampu membuatnya keluar dari kamar itu. Tapi siapa sangka, ujung jari telunjuk vincent yang menempel di dada demian mampu membuatnya terdorong keras hingga menghantam pagar yang ada di depan kamar liozora.

"Uhuk!" Demian memegang dadanya kesakitan. Nafasnya tersengal-sengal seolah menghadapi puluhan musuh. Demian terkejut dengan kekuatan vincent. Tidak ada yang mampu melawan kekuatan demian, kecuali ayahnya. Lalu vincent? Bagaimana bisa?

"Sebenernya siapa vincent itu? Selain memiliki aura iblis, dia juga dapat melukai ku," ujarnya dengan suara serak dan lemah.

Disisi lain, liozora sedang sumpah serapah dengan perbuatan vincent. Liozora berusaha keluar dari kamarnya namun ia tidak bisa. Tidak, Vincent tidak menahannya tetapi pria itu memasang suatu sihir penghalang agar liozora tidak dapat keluar dari kamar itu.

"Sebenarnya apa mau anda!" teriak Liozora dengan air mata yang sudah tidak dapat dibendung.

"Aku hanya ingin menjelaskan semuanya kepada mu. Tolong dengarkan aku, Liozora."

Liozora tidak mau mendengar apapun. Saat ini dirinya benar-benar muak dengan vincent.

"Aku tidak mau hamil! Aku tidak mau!"

Vincent memejamkan matanya dengan raut sedih. Ia menghembuskan nafas berat, lalu berkata. "Anak itu tidak bersalah."

Liozora menatap vincent dengan kilat marah. "Tapi aku tidak mau! Aku tidak ingin memiliki anak!"

"Kenapa, liozora? Kenapa?" Vincent menatap liozora dengan mata berkaca-kaca.

Liozora mengigit bibir bawahnya yang bergetar. Membayangkan masa lalunya sudah begitu menyakitkan, bagaimana bisa ia menceritakannya?

"Aku..."

"Ada apa, liozora? Katakan semuanya, aku akan mendengarkan."

Liozora memejamkan kedua matanya hingga air mata nya mengalir deras. Ia harus memberitahu yang sebenarnya, liozora ingin mengakhiri semua ini.

"Aku berasal dari dunia lain."

Vincent membuka lebar matanya mendengar ucapan liozora.

"Nama asli ku Ella, aku keracunan jamu buatan ku sendiri, lalu aku tidak sadarkan diri, dan ketika aku bangun aku berada di tubuh liozora. Aku tidak tahu kenapa hal ini terjadi, aku ingin pulang ke dunia asliku. Tapi, aku tidak tahu caranya..."

Our Souls: Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang