"Baginda, apakah anda yakin?"
"Benar baginda, kita tidak tahu apa yang ada di dalam hutan ini. Izinkan kami ikut, Baginda!"
Para pengawal memohon kepada vincent agar di izinkan untuk ikut masuk kedalam hutan dalkas. Namun, vincent selalu meyakinkan pengawalnya jika semua akan baik-baik saja. Tidak akan ada hal buruk terjadi.
"Tetap berjaga diluar. Jangan biarkan orang lain masuk. Aku dan liozora akan segera mendapatkan tanaman itu. Apa kalian mengerti!" Perintah vincent dengan lantang dan tegas.
Pengawal-pengawal itu tidak dapat berbuat banyak. Mereka akhirnya menuruti perintah kaisar.
"Siap, Baginda!"
"Ayo liozora..."
Liozora mengangguk dan segera di bantu vincent untuk naik keatas kuda.
Sampai saat ini, liozora penasaran fungsi dirinya ikut dalam pencarian tanaman langka ini. Dirinya tidak memiliki kekuatan apapun, bisa di bilang jika liozora adalah beban. Toh saat kaisar mengambil tanaman langka itu, pasti liozora hanya berdiri di kejauhan dan tidak melakukan apapun. Benar-benar tidak ada fungsinya sama sekali.
"Baginda, saya ingin bertanya."
"Tanya saja."
"Kenapa anda mengajak saya? Saya tidak memiliki kekuatan apapun. Saya hanya bisa menyusahkan anda saja."
Vincent menaikan alisnya sebelah. "Kata siapa?"
"Y-ya...kata saya," ucap liozora sembari menggaruk-garuk lehernya yang sebenernya tidak gatal.
"Hahaha... guruku bilang jika tanaman itu hanya bisa di ambil oleh dua orang berbeda jenis kelamin. Lebih tepatnya...sepasang kekasih," ucapnya.
Mata liozora membelalak. "Se-sepasang kekasih?"
Vincent mengangguk cepat. "Aku bingung ingin membawa siapa. Tapi kata guruku, aku harus membawa wanita yang pertama kali aku pikirkan. Dan itu dirimu..."
Mulai...
Lagi-lagi vincent berhasil membuat jantung liozora berdegup kencang. Liozora menepuk-nepuk dadanya sendiri. Rasanya aneh, mengapa ia selalu seperti ini saat dekat dengan kaisar. Ada apa sebenarnya?
"Kau sakit?" tanya Vincent, cemas.
"Tidak."
"Baguslah, karena sebentar lagi kita akan sampai."
Liozora langsung melihat pemandangan di depannya dengan serius. Ternyata hutan ini tidak semenakutkan yang ia pikirkan. Hutan ini... seperti tempat unicorn berada. Persis seperti di film-film barbie. Tapi...ini lebih indah.
"Baginda, tanaman itu ada dimana?" tanya Liozora, penasaran.
Vincent menunjuk keatas puncak tebing. "Disana, guruku memberiku informasi jika tanaman itu tumbuh disana," jelasnya.
"Di puncak itu? Kenapa terlihat familiar ya?" Liozora heran, padahal ia pertama kali ketempat ini. Tapi rasanya tidak asing sama sekali, seperti dirinya pernah datang kesini sebelumnya.
"Ku pikir hanya diriku yang merasakan rasa familiar itu, ternyata kau juga merasakannya?" Vincent tidak menyangka jika ia dan liozora sama-sama merasa tidak asing dengan tempat ini.
"Iya baginda. Saya merasa tempat ini pernah saya kunjungi sebelumnya. Terutama puncak tebing itu," kata Liozora.
Vincent merasakan hal yang sama. Mengapa ini sangat kebetulan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Souls: Transmigrasi
Teen Fiction"Ribet amat di zaman ini. Biasanya aku mandi dua hari sekali, kadang lebih..." Gumam nya. Tok Tok "Nyonya, tolong buka pintunya!" Teriak pelayan itu. "Berisik! diam kau Jubaidah, jangan ganggu aku!" Balas Liozora tak kalah keras. "Nyonya, nama sa...