"Ka, kaisar?"
Tubuh william bergerak mundur kala matanya melihat kaisar yang sudah ada di depannya. Spontan william melepas rambut panjang liozora yang ia tarik tadi.
"Nyo, nyonya!" Juvida membungkam mulutnya dengan telapak tangannya yang bergetar. Kakinya tiba-tiba lemas tetapi ia berusaha berlari ke arah tubuh liozora tergeletak.
Air matanya mengalir deras saat melihat wajah liozora secara dekat. Kening nya berdarah, pipi nya yang merah lebam dan darah yang mengalir dari hidung.
"Nyonya! nyonya liozora tolong bangun..." Juvida menangis histeris dan memangku kepala liozora.
"Nyonya maafkan saya karena telah meninggalkan anda sendiri disini..." kata Juvida benar -benar menyesal, jika tahu begini ia tidak akan meninggalkan liozora sendirian.
Demian tampak kaku, hawa dingin dan aura gelap bercampur menjadi satu. Ia marah, sangat marah hingga sulit untuk di definisikan. Kedua bola matanya memerah, muncul dua tanduk merah tua dari kepalanya, kuku-kukunya berubah menjadi tajam seperti cakar burung raksasa, dan tiba-tiba keluar sayap hitam panjang dari punggungnya. Hal itu sudah menandakan tingkat kemarahan iblis demian berada di level hampir sempurna.
Vincent, pendeta dan beberapa pengawal pun turut menyaksikan perubahan wujud demian.
"Sialan!" ucap Demian, marah.
Vincent berusaha mati-matian menahan diri agar tidak menyerang william secara langsung. Melihat liozora yang di sakiti oleh william tentu membuat vincent sangat marah dan membuat iblis yang ada di dalam tubuhnya ingin bangun.
Vincent tidak bisa tergesa-gesa, ia akan memberi hukuman kepada william sendiri."Mundur," ucap vincent, menyuruh demian untuk tidak menyerang.
Dengan kilatan marah, demian berusaha menangkis tangan vincent yang ada di pundaknya.
"JANGAN ME—" seketika demian menghentikan ucapannya saat dirinya tidak mampu menangkis tangan vincent.
Tangan vincent sangat kuat, bahkan demian tidak mampu menyingkirkannya? Siapa sebenarnya vincent itu? Tidak ada manusia yang dapat menghentikan demian saat marah, kecuali ayahnya.
"Kekuatanmu... tidak mungkin kau kaisar biasa," ucap Demian terkejut.
"Bawa liozora ke istana, aku yang akan memberi hukuman kepada bajingan itu!" Vincent menatap tajam william yang berdiri kaku di tempatnya.
Wujud demian tiba-tiba berubah, ia pun keheranan karena baru kali ini ada yang mampu membuat kekuatannya melemah tanpa perlawanan. Dan itu hanya karena sentuhan.
Tanpa pikir panjang lagi, demian segera berlari kearah liozora dan menggendongnya.
"Luka nyonya sangat parah. Bagaimana ini demian? Nyonya baik-baik saja kan?" tanya Juvida begitu khawatir.
"Setahuku, kontraktor adalah wanita yang kuat!" ucap Demian sangat yakin.
"Kita bisa langsung tiba di istana dengan sihirku," kata Demian, ia sedikit gemetar karena melihat luka-luka yang ada di wajah liozora.
"Tutup matamu, juvida."
Juvida segera menutup matanya dan seketika itu demian mengeluarkan sihirnya yang mampu membuat mereka berada di istana dengan cepat seperti satu kedipan mata.
"Pendeta."
"I, iya baginda kaisar," jawab pendeta itu mendekati vincent.
"Kau sudah melihatnya kan? Perilaku buruk count william kepada countess liozora. bukankah laporan perceraian liozora patut di setujui tanpa adanya persidangan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Souls: Transmigrasi
Teen Fiction"Ribet amat di zaman ini. Biasanya aku mandi dua hari sekali, kadang lebih..." Gumam nya. Tok Tok "Nyonya, tolong buka pintunya!" Teriak pelayan itu. "Berisik! diam kau Jubaidah, jangan ganggu aku!" Balas Liozora tak kalah keras. "Nyonya, nama sa...