Malam hari Jaemin tak kunjung tertidur, matanya enggan untuk menutup dan terus menatap langit langit kamarnya. Rumah eyang sangat sunyi ketika malam tiba-- berjalan lebih mendekati garis pantai, bunyi nyaring suara ombak mulai terdengar begitu jelas..
Jaemin beranjak dari tempat tidur, kemudian berjalan menuju dapur untuk menuangkan segelas air hangat. Semua itu tidak luput dari pandangan eyang..
Eyang yang juga sama sama tidak bisa tidur malam ini, memilih untuk menikmati laut pada saat malam hari dari balik jendela rumah...
"Belum tidur Jae?"
"Eyang? Ko eyang belum tidur??"
"Kebanyakan tidur tadi" jawab Eyang tersenyum kepada cucunya..
"Jaemin juga ngga bisa tidur"
"Mau ngobrol?"
Eyang mengajak Jaemin untuk duduk dikursi rotan dekat dengan kolam renang. Angin malam tidak terlalu dingin, namun eyang tetap menyalakan penghangat agar tubuh mereka tetap hangat meskipun berada diluar rumah...
"Lagi banyak pikiran?" tanya eyang sembari memandangi wajah cucunya yang tampak gelisah..
"Sampai kapan hidupku harus diatur sama bunda?"
"Sampai kapan kamu mengalah sama bundamu? Bundamu itu keras kepala, jika tidak dibalas dengan keras kepala ya kamu akan kalah"
Jaemin tersenyum tipis..
"Jadi Pilot bukan cita cita Jaemin"
"Nak, lakukanlah apa yang membuat kamu bahagia, jangan terus mengalah untuk kebahagiaan orang lain"
"Batin yang akan tersiksa" lanjut eyang..
Eyang benar, selama ini hidup Jaemin selalu diatur oleh bunda Rose. Sejak duduk dibangku sekolah dasar sampai masuk akademi penerbangan, bundalah yang sudah mengatur. Jodoh pun sama-- Jaemin hampir saja dijodohkan dengan Karina. Beruntungnya, Jihoon mau menggantikan dirinya untuk menemui Karina-- namun semua itu Jaemin juga harus menanggung kemarahan ibunya...
"Eyang bukan ngajarin kamu untuk durhaka, tapi kamu berhak memilih kebahagiaan kamu sendiri Jae. Eyang udah tau apa yang udah bunda kamu lakukan selama ini. Eyang mau lihat kamu bahagia nak"
"Makasih eyang, cuma eyang yang paham sama Jaemin"
Jaemin tersenyum-- kemudian memeluk erat eyang Donghae. Jaemin merasakan kehangatan ketika berada di dalam pelukan eyang. Wajahnya pun sampai disembunyikan dalam ceruk leher eyang..
"Eyang wangi"
"Betull, eyang baru saja mandi"
Jaemin tertawa, begitupun eyang. Senyum mereka begitu mirip-- Jaehyun menurunkan nya kepada Jaemin, sehingga mereka bertiga memiliki pola senyum yang sama...
Malam itu Jaemin tidur bersama eyang, bau wewangian aromatik dari candle menambah sensasi untuk menghilangkan beban pikiran. Tak berlangsung lama, Jaemin pun menutup mata dan mulai tertidur...
Disisi lain, Yujin pun sudah terlelap setelah makan malam. Selimut merah muda dan bando kelinci menambah kesan imut padanya. Dalam tidurnya, gadis itu tersenyum tipis. Hal hal baik mulai berdatang kepadanya sejak pertemuannya dengan Jaemin. Gadis itu berharap untuk bisa segera membersihkan nama ibunya agar dikenang kembali dalam dunia penerbangan...
🌷🌷🌷
Waktu terus berjalan, tidak terasa matahari sudah mulai menampakkan wajahnga. Udara dingin mulai tergantikan dengan hangatnya sinar matahari..
Yujin sudah berada di dapur menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga. Gadis itu sangat lincah dalam menata hasil eksperimen masakannya hari ini...
Kemudian, Yujin membawa piring itu ke meja makan yang berada di halaman belakang-- tepatnya dekat dengan area kolam renang. Piring itu berisi roti panggang dengan isian beef, sayuran dan keju slice. Tidak lupa, Yujin juga membuatkan kopi untuk Jaemin, teh untuk eyang, dan susu hangat untuknya...
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] 8 Minute Before Landing | NJM
Fanfiction[Aircraff Series : Book 2] [ONGOING] Sequel Critical Eleven Takdir membawa mereka untuk bertemu kembali di dunia penerbangan. Jaemin bertemu dengan seorang gadis bernama Yujin yang menyimpan sebuah kenangan buruk di masa lalunya. Mereka berjump...