Special Chapter dari Haechan & Renjun, Enjoy the Story 🌷
Maaf jika typo bertebaran 🙏Penerbangan menuju Berlin menghabiskan waktu delapan belas jam tiga puluh menit. Kini pesawat Boeing 777-300ER dengan nomor MLO-301 sudah hampir sampai di bandara Berlin Tempelhof..
Pesawat itu kini sudah berada dalam kendali Renjun dan Haechan, sedangkan Hendery duduk dibelakang, mengawasi kedua juniornya...
"Gue mau liat, seberapa kemampuan lo kendaliin pesawat ditengah angin kencang kaya gini"
Renjun berdecih pelan dan menghiraukan perkataan Haechan. Dirinya fokus untuk memposisikan pesawat agar tetap on track menuju Runaway..
"MLO-301 here, hello Berlin Tempelhof, can we get down??"
"Hello MLO-301, you can be allowed"
Namun angin tidak mau berhenti untuk berhenti berhembus, sesekali pesawat oleng dan keluar dari jalur. Hari ini angin benar benar betiup sangat kencang, sama seperti yang dialami oleh Haechan waktu itu-- bahkan lebih kencang dari sebelumnya..
"Bisa ngga sih lo?!!"
"Diem! Bukannya bantuin gue malah ngomel ngomel!!"
Cuaca mendadak menjadi mendung, awan hitam mulai berkumpul menjadi satu diatas langit bandara. Tak berlangsung lama hujan gerimis disertai dengan batu es turun dan mengenai jendela pesawat...
Kabut pun mulai menutup sebagian jalur, sehingga jarak pandang Renjun dan Haechan tidak sejauh sebelumnya...
"Jangan dibelokin!!!"
Haechan terus saja memperingatkan Renjun untuk tetap on Track, namun angin terus saja menggeser posisi pesawat mereka...
"Gue ngga belokin, ini karena angin!!!" teriak Renjun tidak terima...
Hendery sengaja membiarkan hal ini, dia ingin mengetahui lebih jauh, bagaimana keduanya dalam menyelesaikan permasalahan ini hingga Landing dengan selamat...
Renjun mencoba untuk tetap mengendalikan pesawat-- sedetik kemudian terdengar alaram menandakan pesawat mengalami turbulance..
"The strom is coming, if you doesn't come down now, airport will be closed"
"Ok. We try to come down"
Ketiganya langsung mengencangkan sabuk pengaman masing masing. Renjun menatap wajah Haechan yang sama sama menyiratkan ekspresi takut dan panik...
Hujan angin langsung menyerbu pesawat, jarak pandang mereka makin memendek. Renjun dan Haechan tidak bisa melihat jalur runaway yang mulai ditutupi oleh kabut, bahkan cahaya lampu sebagai penanda runaway tidak terlihat jelas...
"Jun, Goaround!!" pinta Haechan pada Renjun..
Akibatnya pesawat mereka harus memutar kembali. Dalam kendali Renjun pesawat berhasil menerjang hujan angin untuk melakukan climb..
Posisi pesawat sudah berada diatas, Renjun terlihat kuwalahan dalam mengendalikan pesawat, namun laki laki itu tidak ingin menyerah agar bisa membuktikan bahwa dirinya mampu untuk mendaratkan pesawat dengan selamat..
Demi keselamatan bersama, Haechan pun menawarkan bantuan kepada Renjun, namun dia menolaknya..
"Jun, gue bantu---"
"Engga, gue bisa, gue mampu buat pesawat ini mendarat!" jawab Renjun dingin-- matanya terus menatap kedepan, berjaga jaga dengan situasi kondisi yang sedang mereka hadapi...
"Bekerjasama akan lebih bagus dibandingkan hanya satu orang, di dalam kokpit kalian tidak boleh egois untuk membuktikan siapa yang lebih hebat. Ingat, keselamatan penumpang nomor satu"
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] 8 Minute Before Landing | NJM
Fanfic[Aircraff Series : Book 2] [ONGOING] Sequel Critical Eleven Takdir membawa mereka untuk bertemu kembali di dunia penerbangan. Jaemin bertemu dengan seorang gadis bernama Yujin yang menyimpan sebuah kenangan buruk di masa lalunya. Mereka berjump...