Hari berganti terus, Kalla dan Samudera di sibukan oleh projek baru mereka dengan Geo -Pemilik Pabrik Tekstil- . Kalla lebih sering bertemu dengan sekertaris Geo, sementara Samudera mengurus segala keperluan proyek dengan tim lapangan.
Sabtu ini, Kalla di minta langsung oleh Mami Ayana untuk datang ke perjamuan makan keluarga mereka. Mau menolak tidak enak, tapi kalau datang, kan mereka pacaran hanya kontrak?
Kalla pusing.
"Pak, dimana? Saya udah siap daritadi." Kalla menggerutu karena dia akan di jemput oleh Samudera, tapi sudah satu jam sejak dia selesai bersolek belum nampak batang hidung nya.
Di seberang telepon sana, terdengar grasak-grusuk. "Saya otw," dengan suara serak khas baru bangun.
Padahal sebenarnya belum otw, masih setia bergelung dalam selimut.
Kalla berdecak. "Cepetan!"
Pip
Telepon dimatikan oleh Kalla, dia mengecek arloji nya di tangan, sudah jam sembilan lebih dua menit. Kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Memperhatikan penampilan nya siapa tahu ada cacat di make up nya.
Kalla menggunakan pakaian kasual, knit pendek dilapisi oleh sweater tanpa lengan bermotif abstrak warna biru gradasi. Serta celana jeans kulot highwaist. Rambut nya yang biasa dia cepol ketika kerja, kini terurai indah hasil catokan Curly nya.
"Oke, cukup," ucapnya setelah selesai memoles sedikit lipcream berwarna gelap pada bagian tengah bibir nya. Dia mengombre warna lipstik nya, supaya terlihat seperti eonni-eonni korea.
"Her, pacar mu dah jemput!" itu suara Mayang. Ternyata pacar bodong nya sudah datang. Cepat sekali.
Buru-buru Kalla memakai sendal selop kekinian yang dia beli di marketplace. Tak lupa dia sampirkan juga tas kecil putih nya di pundak.
"Buruan," kata Mayang lagi yang berada di depan pintu Kamar nya yang terbuka lebar.
"Hera pamit dulu," Kemudian Kalla menyalami Mayang, sedangkan ayah nya sudah berangkat ngampus.
Samudera menjemput Kalla menggunakan BMW putih nya, Kalla merasa tersungkur ketika di hadapkan dengan bos kaya nya. Apalah daya, dia tidak se kaya itu.
Pria itu cuma memakai kaos dan celana pendek selutut. Terlihat banyak bulu-bulu lebar pada kaki sampai di tangan berotot nya.
Kalla meneguk saliva nya. Seksi sekali.
"Kall, saya tahu kamu terpesona. Tapi tolong tahan mupeng mu sampai di rumah nanti." sahut Samudera membuyarkan lamunan nya.
"Bapak belum mandi, ya?" tebak Kalla, dia masuk ke dalam mobil beriringan dengan bos nya juga.
"Kenapa? Tetep ganteng malah berkali-kali lipat."
HUEK
Percaya diri nya kelewatan. Kalla melirik sinis. Berarti benar bos nya belum mandi.
"Biasa aja, kali. Tadi siapa yang mupeng pengen nerkam saya," Samudera terkekeh melihat raut wajah Kalla.
"Siapa juga yang mupeng, saya merhatiin bulu rambut bapak." kilah nya. "Lebat banget kayak monyet." ceplos nya kemudian.
"Kamu juga cantik hari ini." puji Samudera setelah melirik samping nya memperhatikan sang sekertaris.
Pipi Kalla memerah, dia sedikit tersipu. Apalagi samudera berucap sangat lembut.
Tumben, pasti ada maunya!
Pikiran nya tidak bisa berpositif thinking. Mengingat begitu bangsat kelakuan bos nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Contract [END]
Romance"Kamu mau uang?" "Siapa sih yang gak mau uang, Pak." "Maksud saya, kamu mau jadi pacar pura-pura?" "GAK MAU! SAYA BAKALAN RESIGN!" -------------------------- Samudera Isander pria tampan dan segudang wanita disisi kanan kiri depan belakang nya. T...