Ch. 16 : Siapa Indira?

373 23 0
                                    

"Samudera?" suara halus dan lembut, memenuhi pendengaran Samudera.

Pria itu membatu di ruang kerjanya. Menatap wanita yang begitu dia rindu sekaligus benci.

"Indira," sahut nya, masih bergeming.

Mata Indira berkaca-kaca, dia menggandeng dua anak lelaki di samping kiri dan kanan nya. Lantas membuat netra Samudera melirik mereka.

"Siapa mereka?"

Indira berjalan mendekat, mengalungkan lengan nya pada leher Samudera lalu mengecup singkat bibir nya.

"Mereka anak-anakmu." jawab Indira.

Sedangkan kedua anak kembar itu melongo, menatap sang ibu dan pria asing tengah berpelukan.

"A-anakku?" Jantung Samudera berdesir. Dia deg-degan setengah mampus. Bagaimana bisa?

Lalu matanya menatap dua anak kecil berwajah mirip itu. Memang jika dilihat dari fisik, kembar serupa yang dibawa Indira sangat mirip dengan nya.

"Papaaaa ... " Anak-anak krucil itu berlari mulai memeluk sosok Samudera. Pria itu lantas berjongkok mensejajarkan tubuhnya.

Menatap penuh haru kepada dua anak itu. Jika benar makan dia harus segera menikahi Indira.

Tapi, dia teringat Kalla. Wanita itu, wajah Samudera mendongak, menatap sekertaris yang sedari tadi ternyata memperhatikan drama kecil dirinya dan Indira.

Netra Kalla menyorot penuh kekecewaan dan kesedihan. Indira berbalik menatap sosok Kalla.

Senyum sinis tersungging, hanya Kalla yang melihat itu. Tangan wanita itu mengepal.

"Dia pacar baru mu, ya?" Indira menatap dengan raut sedih. "Maaf, aku sepertinya tadi nggak usah datang."

Samudera langsung berdiri, memeluk Indira. Membuat Kalla semakin meringis sakit, dia menggigit bibir bawahnya berusaha menyalurkan rasa sakit hatinya.

"Kita cuma pacaran kontrak, aku dan dia saling bantu aja karena waktu itu sama-sama di posisi sulit." jelas Samudera tanpa memikirkan perasaan Kalla.

Wanita itu segera bergegas pergi, meninggalkan dua sejoli yang tengah melepas rindu.

Air matanya menetes begitu saja. Menahan sesak di dada, setelah semua nya? Dengan mudah pria bajingan itu bilang bahwa mereka hanya pacaran kontrak?

"Kall, lo gak papa?" Atlas yang juga sedari tadi berdiri dibelakang Kalla menatap prihatin pada wanita cantik yang telah disia-siakan oleh sahabat nya.

Kalla menggelengkan kepala, kemudian mengusap sisa air mata dan kembali duduk di kubikel nya. Berusaha fokus pada pekerjaan.

Atlas yang memperhatikan semakin terasa menyayat.

"Kalo lo butuh temen curhat atau nangis, gue bakal sigap buat lo."

"Bisa gak gue bolos kerja hari ini, temenin pergi kemanapun yang bisa buat lupa sama kejadian tadi?" timpal Kalla, dia terlihat hancur.

Dan Atlas, segera mungkin mengiyakan. "Kemanapun lo mau. Ayo, tinggalin aja lelaki berengsek modelan Samudera."

Lalu menarik lengan Kalla untuk segera meninggalkan peradaban kantor yang beraura negatif.

Mereka berdua pergi, membolos kerja lebih tepatnya memang sudah tidak ada lagi pekerjaan hari ini. Meninggalkan Samudera dan Indira yang tengah asyik mengobrol.

"Aku bakal nikahin kamu, Ra. Secepatnya." Samudera mengelus surai anak kembar nya yang kini tertidur di ranjang yang berada di ruang istirahat Samudera.

Sweet Contract [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang