Di sebuah ruangan kerja yang terlihat sangat mewah dan elegan, disana terdapat dua pria tampan sejati tengah duduk berhadapan di sofa.
Yang satu sedang meneguk segelas kopi pahit dan yang satu lagi sedang berdiam sambil menatap orang dihadapan nya.
"Cariin gue istri!"
Ucapan tiba-tiba nya itu membuat pria yang asyik meminum kopi sontak menyemburkan cairan di mulut nya, hingga membuat teman nya terkena cipratan air kopi yang bercampur dengan ludah.
"Atlas! Bisa gak usah sembur-sembur, bau jigong!" gerutu pria yang terkena semburan sambil mengelap bagian wajahnya yang basah.
"Apa?" pria bernama Atlas itu seolah tuli, dia menanyakan kembali kalimat yang sudah jelas dia dengar. "Lo mau istri? Gila!" umpat Atlas.
"Samudera Isander! Please, mencari istri bukan kayak nyari permen." lanjut Atlas.
Dia adalah sahabat Samudera yang sekaligus merangkap menjadi tangan kanan atau bisa dibilang kacung nya Samudera. Dia rela menjomblo bertahun-tahun demi menemani tuan nya itu supaya tidak kesepian. Tapi, mereka bukan kaum pelangi.
Samudera mengangguk. Dia paham. "Tapi, seenggaknya tolong cariin list perempuan yang spek nya tinggi." Samudera berkata seolah-olah sedang mencari barang, bukan mencari wanita pendamping.
"Sinting!" Atlas kembali mengumpati ide konyol Samudera. "Cari sendiri, gue aja masih jomblo gini, terus dapetin yang spek nya tinggi dan buat lo? Mending gue embat duluan."
Atlas sangat pening dengan keinginan gila sahabat satu-satu nya itu. Kalau saja bukan sahabat, sudah dia tendang ke lautan samudera yang sesungguhnya.
"Mami minta cepet-cepet cari calon, At. Gue pusing." keluh Samudera.
Atlas menghela nafas. Dia bingung. "Terus gue harus ikut-ikutan pusing juga?" nada bicara nya terdengar sangat tidak bersahabat.
"Mending bawa aja tuh sekertaris seksi lo, siapa? Kayana? Kanana?" saran Atlas. Dia kembali meneguk kopi nya yang tersisa sedikit lagi.
"Kallahera." Samudera terlihat sedang menimang saran Atlas.
Kallahera Amara. Kalla. Sekertaris nya selama kurang lebih dua tahun. Kalla cukup berkompeten, lulusan universitas negeri terbaik se indonesia. Namun, jika di ingat karakternya sangat dingin.
"Si Kalla, kayaknya gak bakal mau." Samudera sudah pasrah duluan, dia yakin sekertaris nya tidak akan bisa di ajak kerja sama.
Atlas menaikan sebelah alis nya. "Dia bukan nya seneng duit, ya. Lo sogok aja, gampang."
"Iya sih, tapi..." gumam Samudera, dia masih mikir-mikir kalau mengajak wanita itu kerjasama. Sifatnya sangat tegas dan harus sesuai peraturan.
Atlas sedang menunggu jawaban tergantung dari Samudera. "Tapi apa?"
"Cari yang lain, lah. Gue capek."
Samudera berdiri dan duduk di kursi kebesaran nya. Dia adalah Direktur dari sebuah perusahaan konstruksi ternama. Di usia nya yang menginjak umur 32 tahun dia sudah bisa memegang jabatan seberat itu.
"Lo diem-diem takut juga ya sama si Kalla." Atlas tertawa mengejek. Samudera mendelik kesal. Dia bukan takut tapi--
"Ada apa nama saya di sebut-sebut?" si pemilik nama itu muncul dengan wajah super kejam seolah dia adalah ibu tiri yang sedang menyangsi anak tiri nya.
Tapi Samudera memang beneran ngeri dengan Kalla.
"Kenapa?" tanya Kalla lagi setelah kedua pria itu saling bersitatap tanpa bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Contract [END]
Romance"Kamu mau uang?" "Siapa sih yang gak mau uang, Pak." "Maksud saya, kamu mau jadi pacar pura-pura?" "GAK MAU! SAYA BAKALAN RESIGN!" -------------------------- Samudera Isander pria tampan dan segudang wanita disisi kanan kiri depan belakang nya. T...