Ch. 14 : DRUNK

455 21 0
                                    

Kalla sudah siap dengan halter dress hitam nya. Begitu sempurna terpasang pada tubuh molek wanita itu.

Dan menambah kesan seksi ketika wanita itu memasang stileto yang warna nya senada. Kemudian mengambil clutch bag putih dengan ukiran bunga.

Sangat perfecto. Cantik dan menawan.

"Sudah siap? WOW WOW!" Samudera masuk begitu saja ke kamar nya.

Kalla sedang berada di apartemen Samudera, tepat nya di kamar pria itu.

Lelaki dengan balutan formal tapi warna nya senada dengan sang sekertaris, merasa terkejut dan kagum melihat penampilan luar biasa nya.

"Udah, dah siap." Sahut Kalla membuyarkan keterpesonaan Samudera.

Samudera tersenyum genit, dia berjalan mendekati Kalla yang tengah berkaca.

"Mau apa?" Kalla was-was.

"Makan kamu ... Hm, wangi," Samudera melingkarkan kedua tangan di pinggang ramping nya dan mengendus aroma vanila yang tercium dari leher Kalla.

Raut panik terlihat di wajah perempuan yang melihat kearah cermin.

"Jangan please, acara nya tinggal sepuluh menit lagi. Kita bisa telat." Jelas Kalla. Samudera tidak mengindahkan.

Pria itu mengecup leher jenjang yang tak dilapisi apa-apa sampai kecupan nya terhenti di ujung bahu.

"Pak, please." Kalla memohon, menggenggam tangan Samudera untuk dilepaskan.

"Oke, ayo." Pria itu melepaskan pelukan nya, Kalla membuang nafas lega.

"Tapi, nanti dilanjut lagi." imbuh Samudera, matanya menatap jahil Kalla.

"What!?"

******

Mereka telah sampai di ballroom hotel Horison. Acara pertemuan para petinggi direksi proyek yang mereka garap, kini sedang melakukan pesta kecil-kecilan untuk merayakan kesuksesan proyeknya.

"Bu Kallahera, terlihat sangat cantik malam ini," bapak-bapak bertubuh gendut dan pendek menyapa hangat Kalla.

Karena jiwa posesif Samudera muncul, dia mengeratkan rangkulan nya pada pinggang wanita itu.

Kalla tersenyum ramah, menjabat tangan direktur PT. Sampo Erna. Beliau adalah pemilik perusahaan sekaligus owner proyek yang di garap tim Samudera.

"Terimakasih,"

"Pak Simon kami pamit sebentar menyapa yang lain. Permisi." Samudera menarik Kalla menjauhi pria beradan gendut yang terkenal dengan kecabulan.

Setelah cukup lama Kalla hanya memutari seluruh ruangan besar ini bersama sang atasan yang menyapa kolega bisnisnya.

Kaki wanita itu pegal dan keram luar biasa, memakai hak setinggi 5 centimeter membuat betis nya serasa ingin putus.

"Capek, saya boleh istirahat sebentar?" Bisik nya ketika Samudera sama sekali tidak menghentikan acara gosip dengan entah siapa. Kalla tak ingat apa-apa lagi.

Sweet Contract [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang