Keduanya terbangun kesiangan. Padahal hari ini Samudera ada meeting dengan Geo, tapi terpaksa di undur sampai sore.
Samudera bangun duluan, dia menatap tubuh polos wanita di dekapannya. Mengingat kembali percintaan panas semalam.
Satu fakta Samudera ketahui. Kalla sudah tidak perawan. Sempat merasa kecewa, namun ditepis nya karena dia sendiripun bukan yang pertama baginya.
Yang pasti, jika dia tahu siapa yang menjebol pertahanan pertama Kalla akan dipastikan menjadi musuh abadinya.
Hatinya sangat senang dan sedikit berterimakasih kepada Simon tua keladi, karena semalam berhasil mencampurkan obat ajaib itu. Tapi tetap saja Samudera kesal, untung dia datang disaat yang tepat semalam.
"Enggh--" Kalla menggeliat.
Cup
Kecupan basah mendarat di bibir Kalla. Wanita itu terjingkat. Masih mengumpulkan nyawa karena dia benar-benar lupa kejadian semalam.
"Apa, kenapa kita berdua gak pake baju?" Kalla panik, menutup tubuhnya dengan selimut.
Sementara Samudera mendelik. "Masa kamu lupakan bukti percintaan panas kita semalem!"
"Hah?" Kalla masih loading.
Tapi sesaat kemudian matanya melotot dan rahang nya terjatuh. Menutup mulutnya menatap tak percaya pada Samudera.
"Kita, k-kita udah... Udah anu?" Kalla tergagap. Samudera mengangguk bosan.
"Iya. Sini saya masih pengen peluk kamu," seolah kesempatan dalam kesempitan Samudera semakin seenak jidat.
"Enak aja!" Kalla loncat dari ranjang melempar bantal pada wajah tampan di ranjang.
Samudera manyun. Dia telanjang bulat karena selimutnya ditarik semua oleh Kalla untuk menutupi tubuhnya.
"Kenapa jadi gak mau, padahal semalem kamu minta nambah terus sampe Juni gempor." tutur Samudera membuat Kalla malu abis. Wajahnya memerah.
"J-juni saha?"
Samudera tersenyum menopang kepala kesamping menggunakan satu tangan.
"Si kecil yang memuaskan mu semalam tadi. Namanya Juni."
Gila. Benar benar sinting. Alat kelamin di beri nama? Oh Gosh!
Kalla menetralkan detak jantung nya yang serasa tremor. Dia menarik nafas dan menghembuskan. Berusaha berpikir jernih dan mencari solusi bersama.
Menyesal? Sudah terlambat. Disyukuri juga bukan sepatut nya. Jadi ambil hikmah nya aja.
"Bapak tapi pakai pengaman kan?" cicit wanita itu. Masih posisi yang sama berdiri dan menggulung tubuh nya dengan selimut.
Memperlihatkan tubuh telanjang sang atasan. Namun, matany berusaha untuk mengabaikan juntaian panjang yang tegak milik Samudera.
Samudera menepok jidat. "Saya lupa,"
Pucat. Wajah Kalla pucat pasi dan tubuh nya mendadak meriang.
"Sekarang masa subur saya, pak!" Kalla semakin kesal ketika melihat pria yang menabur benih nya itu tidak ada kaget-kaget nya.
"Bagus dong. Saya bisa cepet-cepet nikahin kamu." Samudera berucap kelewat santai.
Sementara itu Kalla semakin gusar. Kalo amit-amit nya dia hamil di luar nikah, ayah nya pasti akan mencambuki dia dan mencoret nya dari KK.
Kalla ingin menangis. Matanya sudah berkaca-kaca.
"Saya gak mau tekdung duluan," pecahlah tangis Kalla.
Samudera jadi bingung. "Aduh, Kall. Jangan nangis, iya-iya saya crot di luar semalem."
Bohong! Samudera terpaksa berbohong agar wanita itu sedikit tenang.
Kalla mendongak, menatap dengan wajah bengep. "Bener?" memastikan.
"Bener. Ngapain saya bohong?"
Akhirnya Kalla berhasil terkelabui, wanita itu lantas segera membersihkan dirinya. Bagian bawah nya tidak terlalu nyeri, iya karena ini bukan yang pertama ia melakukan.
Jika kalian pikir Kalla dimasa lalu adalah perempuan baik-baik, salah besar. Kalla sangat brutal dan barbar pergaulan nya ketika SMP - SMA barulah tobat ketika dia memasuki masa kuliah, karena terpantau 24jam oleh ayah nya.
Hidup nya di masa remaja sangat berwarna dan silau. Tak hanya dunia gelap ia kunjungi, prestasi yang menutupi kebusukan nya juga turut andil.
"PAK, TOLONG BAWAKAN BAJU SAYA LUPA!"
Bisa-bisa nya Kalla lupa membawa pakaian ganti. Dengan hati menyesal dan mohon maaf dia tidak sopan berteriak memerintah pada atasan yang seharusnya disegani.
Samudera berjingkat. Dia ketar ketir, lupa kalau baju Kalla robek semua akibat tingkah bar-bar semalam.
"KAL, SAYA LUPA ROBEK BAJU KAMU. SEMENTARA PAKE KIMONO HOTEL AJA, YA." balas Samudera berteriak juga.
Brak!!
"Terus saya pake apa!?" Kalla membuka kasar pintu dan berseru galak. Jelas sudah memakai handuk kimono yang tersedia di hotel tersebut.
Samudera tepat di hadapan pintu kamar mandi, pria itu sudah memakai kaos dan boxer nya.
Wanita itu berkacak pinggang, menatap garang sang atasan yang terlihat sedikit ketakutan.
Membayangkan menikah dengan Kalla, sepertinya Samudera akan menjadi suami takut istri.
"Saya udah telepon Atlas untuk bawakan baju ganti," ujar Samudera.
Kalla mendengus. "Kenapa malah minta tolong Atlas! Dia ember mulutnya."
Samudera menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia merasa terintimidasi oleh aura wanita yang baru dia gagahi semalam.
"Oke, sekarang kamu tenang dulu. Tadi Pak Geo telepon katanya meeting dilakukan di zoom, apa bisa?" Back to office, Samudera menyampaikan pesan Geo.
"Terus, masa saya zoom andukan? Apa sopan?" cerocos Kalla, merasa emosi diujung tanduk.
Kalla pening sekali.
******
"Sam, lo udah denger kabar Indira mau balik?"
Samudera yang kini tengah bergelut dengan pekerjaan nya seketika menegang mendengar satu nama keramat dalam masa lalunya.
"Lo tau dari mana?" Samudera menatap tajam lawan bicara nya yang berada jauh di sofa.
Atlas menaikan sebelah alis nya. "Lo gak follow sosmed Indi? Dia lagi perjalanan ke Indo."
Buru-buru Samudera mengecek ponselnya, membuka aplikasi yang sering dia buka. Instagram kemudian mencari satu nama.
Indira Anjanika.
Perempuan yang pernah menjadi saksi bukti dari Samudera yang pernah bejat berubah menjadi sosok pria lembut.
Tapi, kini tanpa pria itu sadari, dia juga telah nyaris kembali menjadi sosok dulu sejak bersama dengan sekertaris nya. Kallahera.
****
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Contract [END]
Romance"Kamu mau uang?" "Siapa sih yang gak mau uang, Pak." "Maksud saya, kamu mau jadi pacar pura-pura?" "GAK MAU! SAYA BAKALAN RESIGN!" -------------------------- Samudera Isander pria tampan dan segudang wanita disisi kanan kiri depan belakang nya. T...