Happy Reading ❥ •
•••
"Selamat pagi Jisung" Nana menggendong Jisung dan meletak kan jari telunjuk nya tepat di samping bibir Jisung, mulut Jisung mencoba menghisap jari Nana
"Jisung haus ternyata, pinter banget ngga nangis" Nana membuka 3 kancing piyama nya untuk menyusui Jisung
Ia bersandar pada headboard sambil menepuk-nepuk pantat Jisung agar si bayi dapat tertidur kembali, namun agaknya bocil satu ini tidak ingin tidur karena sedari tadi Jisung hanya menatap Nana dan tidak ada tanda-tanda akan tidur
Tak lama, terlihat orang di sebelah Nana terbangun dari tidurnya
"Selamat pagi sayang, selamat pagi Jisung" Jeno menyandarkan kepalanya ke pundak Nana
"Pagi Daddy" ucap Nana dengan menirukan suara bayi
Jeno memeluk pinggang ramping Nana, ia sesekali mengecup bibir si manis yang menjadi candunya
"Udah ish cium-ciumnya"
"Salahnya punya bibir rasanya manis"
"Jen kamu jangan lupa disini masih ada Jisung"
"Jisung kan belum paham na"
"Tapi kan ga boleh"
"Iya, maaf" Jeno berakhir mengalah saja, toh daripada si manis ngambek
"Eh iya, kamu ga kerja?"
"Besok aja, hari ini aku mau sama Jisung"
"Besok? Yakin?"
"Yakin"
"Awas kalau besok ga kerja"
"Iya sayang iyaaa"
•••
Kebohongan seorang Jung Jeno, yang berkata tadi pagi ia mengambil cuti karena ia akan bermain dengan Jisung, malah dari pagi ia sudah masuk ke dalam ruang kerja mansion.
Siang hari ini ternyata turun hujan yang cukup lebat, yang seharusnya berhawa panas menjadi berhawa dingin, si kecil Jisung terlihat lucu namun jika diperhatikan malah lebih mirip dengan risol karena oleh Nana, Jisung dibaluti dengan selimut yang cukup hangat
"Imut nya jisungie" Nana menguyel-uyel pelan pipi Jisung yang memerah karena hawa dingin yang masuk ke dalam mansion
Dilihatnya jam, ternyata waktunya Jisung untuk tidur siang, Nana memang sengaja mengatur jam tidur Jisung.
"Jisungie waktunya untuk tidur" Nana membuka 3 kancing bajunya agar Jisung bisa menyusu dan cepat tertidur
Setelah 5 menit Jisung menyusu akhirnya bayi satu itu tidur, Nana meletakkan Jisung di kasur bayi yang tepat disamping tempat tidurnya
Nana beranjak untuk pergi ke ruang kerja Jeno, ia sebenarnya akan memarahi Jeno karena dia mengambil cuti namun dia tetap berkencan dengan berkas-berkas kantor di ruang kerja mansion
Nana membuka pintu, ia memperlihatkan wajah marahnya kepada Jeno, bukannya Jeno takut malah gemas sendiri
"Sayang, ada apa?" Jeno beralih menatap Nana yang sedang menatapnya
"Kamu ini gimana sih, katanya ngambil cuti mau main sama Jisung kok malah sibuk sendiri sama berkas-berkas? Tau gitu kamu mending berangkat kerja aja, di mansion itu tempat buat istirahat bukan buat kerja, aku tau kalau kerjaan kamu banyak tapi ya kali setiap pulang dari kantor selalu ke ruang kerja mansion? Mendingan kamu nginep di kantor sana, kencan noh sama berkas-berkas" Nana melipat kedua tangannya dan menatap tajam ke arah Jeno
"Sayang, ngga gi-" belum sempat Jeno berbicara sudah dipotong duluan oleh Nana
"Ngga gitu, ngga gitu apa? Setiap aku bilangin pasti bilang gitu, cape aku Jen ngomongin kamu"
"Sayang, dengerin aku dulu"
"Apa hah?"
"Aku tau mungkin kamu kesel lihat aku sibuk sama berkas-berkas, tapi mau gimana lagi? Aku disini sebagai pemimpin, aku juga harus jadi contoh yang baik, soal itu aku minta maaf, mungkin gara-gara aku sibuk kamu sama Jisung ga aku perhatiin, aku juga bingung harus gimana, niatnya mau manja-manja sama kamu tapi berkas itu selalu aja numpuk, maaf ya sayang?"
Sebenarnya Nana juga sedikit kasian kepada Jeno, tapi bagaimana lagi? Jeno juga harus tau kalau dirumah ada yang menunggunya
"Pokoknya aku gamau tau, mulai sekarang ngga ada yang namanya pegang berkas kalau lagi di mansion"
"Sayang......."
"Tiap hari kamu ga ada waktu buat aku sama Jisung"
"Aku minta maaf oke? Tapi untuk permintaan mu, aku ga bisa janji tapi aku bakal coba buat ngurangin itu"
"Iya" Nana luluh jika seperti ini, ia memang tak bisa marah kepada Jeno
"Apa aku boleh mendapatkan pelukan? Di luar hujan dan ini dingin" ucap Jeno dengan tersenyum hingga matanya menyipit membentuk bulan sabit
"Iya" Nana berjalan menuju Jeno dan memeluk tubuh yang lebih besar dari badannya itu, tangan Jeno terasa dingin
"Tangan kamu dingin" Nana memegang tangan Jeno
"Hmm" Jeno nyaman dipelukan Nana, merasa hangat? Tentu
"Istirahat ya Jen? Dari pagi kamu disini, waktunya istirahat"
"Iya"
Mereka berdua masuk kamar dan beristirahat, dengan Jeno yang terus menyembunyikan wajahnya di ceruk leher si manis dan tangannya ia masukkan kedalam baju yang dikenakan si manis
•••
Hujan deras tak berhenti-henti, bahkan hingga malam hari masih saja hujan
"Ini hujan kenapa ga berhenti-henti sih"
Jisung sekarang sedang digendong oleh Jeno, bayi mungil itu dibaluti okeh baju hangat dan selimut yang tak terlalu tebal (karena bajunya sendiri udah tebal)
"Ganteng banget Jisung, nanti kalau gede kaya Daddy ya?" Jeno tersenyum melihat Jisung yang terus melihatnya
Nana yang melihat kedua orang yang ia sayangi begitu dekat, hatinya menghangat
Dulu ia kira perjodohan hal yang buruk, namun siapa sangka ini malah menjadi hal yang paling bahagia
•••
!! Typo Bertebaran !!
= 826 kataKalau lagi hujan itu dingin, kaya sikapnya crushh ku (〒﹏〒)
Vote, follow, & komen
Thank you for reading 💘

KAMU SEDANG MEMBACA
perjodohan | nomin
Romancehallooow! disini berisi S1 & S2 silahkan membacaaaa! ⚠️ •Bxb!! (yang homophobic mending Gausah baca!!) •Mpreg!! •Makasih buat yang udah vote, komen, dan follow ෆ╹ .̮ ╹ෆ