Arsenio Dewankara.
Bagi Quinn, nama itu tak lebih dari sekadar mimpi buruknya. Bagian memori gelap yang ingin dia kubur dalam-dalam. Tapi sama seperti sebuah biji yang merongrong ingin naik ke permukaan tanah, begitu pula Arsen.
Pria itu tidak mau melepaskan Quinn begitu saja. Bahkan setelah Quinn memutuskan hubungan mereka, Arsen tetap tidak mau berhenti mengganggunya.
+62 8xx xxxx xxxx:
Quinn ...Kamu di mana?
Aku ada di kelasmu.
Tapi, kamu tidak ada.
Aku membawakan makanan kesukaanmu.
Ayo makan bersama.
Quinn ...
Kamu ...
Tidak sedang bersama pria lain, bukan?
😊
Klik.
Setelah membaca sebagai pesan dari nomor tak dikenal, Quinn memutuskan untuk mematikan ponselnya.
Gadis itu sedang bersembunyi di salah satu apartemennya. Dia tidak bisa kembali ke panti, karena Quinn tidak ingin membahayakan keselamatan penghuni panti hanya karena masalah pribadinya.
"Aku harus memberi kabar pada Nea." gumam Quinn cemas seraya mengambil ponsel yang baru dia beli. Gadis itu membuka aplikasi Instagr*m lantas mengirimkan pesan pribadi kepada Nea yang berisi penjelasan mengapa dia tidak bersekolah.
Namun belum sempat Nea menjawab, sebuah akun tak dikenal sudah lebih dulu mengirimkan pesan kepada Quinn dan membuat gadis itu penasaran.
Dengan tangan gemetar Quinn membuka isi pesan yang rupanya berisi kalimat, 'tega sekali ... Kamu bisa menghubungi temanmu, tapi tidak mau membalas pesan tunanganmu. Aku sedih, Sayang. 😊'
Seketika itu juga Quinn langsung melemparkan ponselnya ke sembarang tempat. Gadis itu meringkuk ketakutan di sudut ranjang. Tapi meskipun begitu, Quinn masih bisa melihat layar ponselnya yang terus saja mendapatkan pesan dari akun tak dikenal.
'Sayang? Kenapa hanya dibaca?'
'Quinn ... Kamu marah ya karena aku meninggalkanmu lama?'
'Haha ... Atau kamu sedang berakting ngambek, agar aku membujukmu?'
'Ya Tuhan ... Calon istriku manis sekali.'
'Maaf ya, Sayang. Aku tidak bermaksud membuat kamu kesepian.'
'Aku juga sedih karena harus meninggalkanmu bertahun-tahun :('
'Tapi, Sayang ...'
'Itu kan bukan kesalahanku.'
'Aku terpaksa harus pergi ...'
'Itu kan ...'
'Karena ulah kamu sendiri 😊'
"ARGHHHHHHH!"
BRAK!
Quinn berteriak histeris. Gadis itu melemparkan ponsel barunya hingga menghantam dinding dengan sangat keras. Benda malang itu hancur berkeping-keping dan menjadi tak berbentuk lagi.
"Aku bisa gila kalau seperti ini!" Teriaknya frustasi menahan marah, takut, dan kecewa.
Selama berjam-jam Quinn terus menggulung dirinya dalam selimut. Berharap bisa mendapatkan ketenangan meskipun itu sia-sia, sebab pesan teror dari Arsen kembali bermunculan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yes! My Quinn.
Mystery / ThrillerKehidupan Quinn Aru tidak pernah jauh dari kata menyedihkan. Dibenci saudara dan menerima cinta palsu dari keluarga adalah salah satunya. Tapi bagi Quinn, itu semua--- sudah biasa. Kehidupannya yang membosankan berubah karena kehadiran orang baru se...