"SIAL! Kenapa kalian kesini!?" Jungkook terlihat kesal. Sebelum para anak buah Jae Beom datang, ia menggendong Jini, dan juga menarik Y/n untuk segera pergi dari sana.
"BERHENTI!!"
𝘋𝘰𝘳! 𝘋𝘰𝘳! 𝘋𝘰𝘳!
"Jangan menoleh ke belakang, kau mengerti!?"
Y/n yang kebingungan, hanya diam dan terus berlari mengikuti Jungkook.
𝘋𝘰𝘳! 𝘋𝘰𝘳!
Peluru meleset mengenai lengan kiri Jungkook, sekaligus melewati bagian kepala Y/n. Syok, Y/n membulatkan matanya kaget, merasa sesuatu melewati kepalanya.
"Aish!" Tak merasa sakit walaupun lengan kirinya terluka. Jungkook terus berlari, hingga sampai ke sebuah gang kecil. Ketiganya bersembunyi di balik kotak besi yang tersusun rapih disana.
Jungkook merangkul Y/n dan Jini dengan erat, agar mereka tidak kelihatan.
"Kau.. kau terluka?" tanya Y/n dengan suara kecil. Ia menatap pria itu, tapi Jungkook hanya acuh.
"Kau-"
"Kenapa datang kesini? Apa tidak bisa menunggu di rumah?" omel Jungkook kesal.
Y/n hanya diam sambil memegangi kepalanya, melihat Y/n yang diam, Jungkook menoleh ke arahnya dengan tatapan intens.
"Kau terluka?"
"Ti.. tidak, hanya saja, aku merasa ada sesuatu yang melewati kepalaku."
"Itu peluru."
"EHH? APA!?" suara Y/n terdengar sangat kuat membuat Jungkook langsung membekap mulutnya dengan kasar. Sedangkan Jini, tak takut sama sekali, ia tersenyum sambil sesekali mengintip, apakah para anak buah Jae Beom, datang kesana atau tidak.
"Kita main petak umpet yah pa?"
"Diam saja."
Gadis kecil itu tak puas, mendengar langkah kaki yang menuju kesana, tanpa berkata apa-apa, ia langsung keluar dari tempat persembunyian mereka.
"Papa Jini disini, om!"
Jungkook mengusap wajahnya kasar, Jini benar-benar selalu mengacaukan semuanya.
"ITU MEREKA! AYO TANGKAP!!"
kembali berlari, Jungkook menarik Y/n dan juga segera menggendong anaknya itu untuk pergi dari sana.
Jini tertawa lepas, melihat beberapa pria bertubuh besar, sedang mengejar mereka sekarang. Ia pikir mereka sedang bermain.
"Om ayo om!"
"Jini-ya, DIAM!" bentak Jungkook membuat gadis kecil itu terdiam.
Dengan nafas tersengal-sengal, Jungkook buru-buru menuju ke mobilnya. Ia memasukkan Jini ke jok belakang, sedangkan Y/n duduk di depan.
Para anak buah Jae Beom, melewati mereka, tapi karena kaca mobil yang gelap, mereka tidak menemukan Jungkook dan juga Y/n.
"Sekarang, jawab pertanyaanku. Kenapa kalian kesini? Dan bagaimana?"
Y/n pun menceritakan semuanya, kalau mereka menemukan alamat itu di ponsel Jungkook, dan Jini memaksa untuk menyusul kesana.
"Papa malah yah sama Jini?"
Jungkook menghelah pelan nafasnya, sambil menatap anaknya yang duduk di jok belakang.
"Papa gak marah, hanya saja, mereka itu orang jahat, kalau mereka nangkap kita, nanti Jini gak bakalan ketemu papa lagi."
"Kok gitu? Bukannya kita lagi main petak umpet yah?" tanyanya polos.
"Sudahlah, lupakan. Jini masih kecil, tapi papa ingetin sekali lagi. Kalau papa keluar kerja, Jini gak boleh nyusul kek gini, pahamkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN PRIA BIASA [✓]
Random[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [REVISI SETELAH TAMAT] Warning! Bagi yang Y/n phobic silahkan di skip atau cari cerita lain karena ini bukan bacaan yang tepat untuk anda. Cerita ini hanya fiktif belaka, tidak nyata dan tidak ada maksud melecehkan pemeran...