8 - 𝑻𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂?

248 38 20
                                    

Jungkook melepas ciumannya perlahan. Ia menatap Y/n dengan sangat intens, membuat wanita itu segera mengalihkan pandangannya. Ia tidak bisa terlalu lama menatap Jungkook, yang ada jantungnya bisa meledak nanti.

Seakan tidak terjadi sesuatu, keduanya hanya saling diam. Jungkook mencoba untuk mengintip dari celah-celah lemari, terlihat para anak buah Jae Beom, masih berada disana.

"Ayo periksa semua lemari disini! Mungkin saja mereka bersembunyi di dalamnya!"

"Ba-bagaimana ini?" bisik Y/n takut.

"Tidak akan terjadi apa-apa." Jungkook mendekap tubuh Y/n seerat mungkin, agar rasa takut wanita itu berkurang.

𝘉𝘳𝘢𝘬! 𝘉𝘳𝘢𝘬!
Para pria bertubuh besar itu mulai menjatuhkan satu persatu lemari tua disana, sambil menghancurkan nya dengan kapak.

Salah satu dari mereka makin mendekati lemari tempat persembunyian Jungkook dan Y/n sekarang.

"Hancurkan!"

Belum sempat menghancurkan lemari tersebut, tiba-tiba salah satu rekan mereka berteriak.

"TUNGGU!"

"Ada apa?"

"Apa yang kalian lakukan? Bukankah ini hanya membuang-buang waktu saja? Kalian tidak lihat tali itu? Mungkin saja mereka sudah melarikan diri. Lebih baik kita mencari mereka di hutan belakang pabrik, bisa saja karena panik, mereka lari dan bersembunyi disana."

Tanpa berpikir panjang, semua anak buah Jae Beom kembali berkumpul, mereka sekitar 8 orang. Para pria itu pun langsung bergegas keluar, untuk mencari Y/n dan Jungkook di hutan belakang pabrik.

"Untung saja." Jungkook menghembuskan nafasnya panjang. Merasa sudah aman, keduanya pun segera keluar dari lemari tersebut.

"Ayo," ajak Jungkook. Ia menarik Y/n untuk mendekati tali yang sudah ia ikatkan di railing tadi.

"Peluk aku."

"Hah?" Y/n tersentak kaget mendengar perintah Jungkook, "kenapa tiba-tiba minta di peluk?"

"Kita akan turun ke bawah menggunakan tali. Kau ingin turun sendiri?"

Y/n menggeleng, ia mendekat perlahan, lalu memeluk Jungkook dengan erat.

"Jangan sampai lepas, jika tanganmu lepas, sia-sia saja aku kesini, karena pulang dengan mayatmu."

Y/n memayunkan bibirnya mendengar ucapan Jungkook, tapi ia tidak mau berdebat.

Dengan perlahan, keduanya turun dari lantai atas ke bawah menggunakan tali.

Sesampainya mereka di bawah, kondisi di sekitar pabrik ternyata sudah aman.

"Ayo!" Jungkook kembali menggenggam tangan Y/n, tapi kali ini wanita itu melepasnya.

"Tunggu."

"Ada apa?" tanya Jungkook berbalik.

"Mereka semua sudah pergi, lalu kenapa kita turun menggunakan tali? Kita kan bisa keluar lewat pintu depan," ujar Y/n kebingungan.

"Kalau ada cara yang susah, kenapa harus yang mudah? Biasakan menguji adrenalin!"

"Dasar tidak waras!" gumam Y/n sambil menatap aneh Jungkook yang membelakangi nya.

"Ayo pergi, apa kau ingin terus disini?"

Jungkook berlalu begitu saja, sedangkan Y/n mengikuti langkahnya dari belakang.

. . .

𝘋𝘢𝘱!
Keduanya sudah memasuki mobil, Jungkook mulai menyalakan mesin mobilnya, lalu bergegas untuk pulang.

"Untuk kejadian di lemari tadi, aku minta maaf, aku hanya kelepasan," ucap Jungkook tapi wajahnya terlihat tidak bersungguh-sungguh meminta maaf.

"Kelepasan apanya?" batin Y/n. Ia masih saja diam.

"Jangan baper," sambung Jungkook lagi, membuat Y/n langsung menatapnya.

"Aku? Baper? Padamu? Apa aku tidak salah dengar?"

"Tidak, kau tidak salah dengar. Jika salah, coba korek kuping mu sekali, cotton bud ada di laci dashboard."

Y/n benar-benar sangat kesal mendengar ucapan Jungkook.

"Ya! Kau menciumku tanpa izin, apa kau tidak malu!?" bentak Y/n tapi Jungkook hanya sibuk mengemudi.

"Malu kenapa? Kau juga menikmatinya, sekarang aku tanya padamu, kenapa tidak mendorongku? Dan kenapa malah memejamkan mata?"

"Kenapa memangnya? Apa ber-"

"Aku sudah bilang, jangan bawa-bawa beras di rumahku. Dia tidak bersalah," potong Jungkook, ia sudah tau apa yang ingin di katakan Y/n.

Marah, geram, semuanya bercampur aduk, Y/n yang kalah berdebat hanya bisa memalingkan wajahnya ke samping, sambil menatap kaca mobil. Tanpa sadar, air matanya perlahan mengalir karena kesal.

"Tisu juga ada di laci dashboard," ucap Jungkook yang tau kalau Y/n sedang menangis sekarang, tapi Y/n bahkan tidak mau menghiraukan ucapannya.

. . .

Hening, hanya bunyi mesin mobil yang terdengar, akibat berdebat tadi, Y/n dan Jungkook tidak mau saling menegur.

"Tinggallah bersamaku untuk sementara waktu. Dan juga, jangan dulu pergi bekerja, takutnya mereka mengikutimu lagi. Kau mau?" tawar Jungkook tapi Y/n tetap diam dan tak mau mendengarnya.

"Kau marah? Kipas angin kecil ada di laci dashboard, mungkin itu akan membuat amarahmu mereda." Bukannya meminta maaf, Jungkook malah membuat Y/n makin kesal.

"Antar aku ke apartemenku saja!"

"Kau benar-benar marah? Lalu aku harus apa? Kau ingin aku menciummu lagi? Agar amarahmu reda?"

"Dasar mesum!" geram Y/n.

Jungkook hanya menyunggingkan senyumnya mendengar kata yang di lontarkan Y/n, "tapi biar ku ingatkan lagi padamu, si mesum ini sudah 2 kali menyelamatkan hidupmu dari bahaya, tapi kau bahkan tidak pernah berterimakasih padaku."

"Terimakasih," ucapnya bersungut-sungut.

Lagi-lagi Jungkook hanya tertawa kecil, "baiklah, kau yakin ingin kembali ke apartemenmu? Jika mereka menculikmu lagi, aku tidak akan datang."

Dilema, Y/n benar-benar bingung sekarang. Sebenarnya ia tidak ingin kembali ke apartemennya, tapi sikap Jungkook sangat menyebalkan.

"Yakin, ingin pulang ke apartemen?" tanya Jungkook memastikan.

"Ja-jangan!" balas Y/n tanpa mau menatap Jungkook. Pandangan nya tetap tertuju pada kaca mobil.

"Lalu, aku harus membawamu kemana?"

Y/n diam sejenak, ia berpura-pura menggaruk kaca mobil dengan jari telunjuknya, "ke rumahmu," ucapnya dengan suara kecil.

Mendengar itu, Jungkook sedikit gemas melihat tingkah lucu Y/n.

"Baiklah, jika kau ingin ke rumahku, kau tidak boleh marah padaku, karena aku si pemilik rumah."

"Aku tidak marah," balas Y/n masih dengan aktivitasnya tadi.

"Ya! Jangan bersikap menggemaskan seperti itu, kau ingin aku menendangmu keluar dari mobil?"

Y/n hanya diam sambil memayunkan bibirnya.

Hampir 20 menit perjalanan, Jungkook dan Y/n mulai mendekati rumah, tapi sebelum sampai di kediaman pria itu, dari kejauhan terlihat sosok gadis kecil yang berjalan kebingungan di tepi jalan.

Makin mendekat, Jungkook membulatkan matanya, melihat sosok gadis kecil yang tak lain adalah Jini.

"Astaga, apa yang kau lakukan?"

"Aku tidak melakukan apa-apa!" sahut Y/n yang tidak melihat Jini, karena hanya fokus pada kaca mobil.

"Aku tidak bicara padamu!"

"Pura-pura mengelak," sindir Y/n membuat Jungkook mengerutkan alisnya.

. . .
BERSAMBUNG...
Publish: 03 - Maret - 2023
SEE YOU 💜

BUKAN PRIA BIASA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang