Gadis kecil itu berlari dan langsung menghampiri Jungkook dan juga Y/n yang ada di bawa pohon.
"Kok gelap-gelapan?"
"Jini kok belum tidur, sayang?" tanya balik Y/n.
"Jini mau tidul sama mama, boleh kan?"
"Gak, gak! Gak boleh!" sahut Jungkook menggeleng.
"Kenapa?"
"Yah gak boleh aja. Jini mau papa iket di pohon ubi jalar? Biar jadi ubi jalar sekalian."
"Emang Jini bisa jadi ubi jalal?" tanyanya balik, dengan raut wajah bingung.
Y/n mencubit pelan perut kekasihnya itu, agar menghentikan omong kosongnya.
"Yaudah, ayo kita tidur, ini udah malam."
"Tapi, sayang!"
Y/n bangkit dari tempatnya duduk, lalu menggendong gadis kecil itu, sedangkan Jungkook terlihat cemburu.
. . .
Tak mau tidur sendiri, Jungkook ikut tidur di kamar Jini, walaupun gadis kecil itu hanya ingin tidur bersama Y/n.
"Kok papa tidul disini juga?"
"Ini kan rumah papa, jadi terserah papa mau tidur dimana," jawab Jungkook, membuat Y/n menatapnya sinis, seakan-akan itu peringatan untuknya, agar tidak berkelahi dengan Jini.
"Sayang, ayo tidur." Jini memeluk Y/n dengan erat, sedangkan Jungkook harus menggelar kasur di lantai, bukannya tak muat tidur bertiga, tapi Jini hanya ingin tidur bersama Y/n.
. . .
Waktu terus berputar, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 22.00 KST. Jungkook tidak bisa tertidur, ia ingin menghabiskan waktu bersama Y/n, tapi wanita itu lebih mengutamakan Jini.
"Kau belum tidur?"
Jungkook tersentak kaget mendengar pertanyaan itu. Ia menoleh, ternyata Y/n juga belum tertidur.
"Kau sendiri juga belum tidur," balasnya.
Y/n turun perlahan dari ranjang, agar Jini tidak terbangun. Ia berbaring di sebelah pria itu, sambil menatapnya penuh tanya.
"Kenapa belum tidur?"
"Kau sendiri-"
"Aku sudah tidur, tapi terbangun karena kau belum mematikan lampu," potong Y/n.
Jungkook hanya diam. Dia berbalik membelakangi Y/n, membuat wanita itu kebingungan.
"Hei.. kau marah padaku?"
"Menurutmu bagaimana?"
"Kau marah kenapa?" tanya Y/n yang masih belum juga peka.
Jungkook kembali berbalik. Ia menatap wanita yang ada di hadapannya, dengan raut wajah cemberut.
"Kau lebih mengutamakan Jini, aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, tapi kau tidak peduli."
Mendengar itu, Y/n menyinggungkan senyumnya, "kau cemburu?"
"Tentu saja cemburu, memangnya kenapa?"
Tak mau berkata apa-apa, Y/n beringsut hingga tidur sebantal dengan kekasihnya itu.
"Lalu, kau mau aku melakukan apa?"
"Cium aku!" balas Jungkook cepat.
Y/n kembali tersenyum, ia hanya tidak menyangka. Pria yang menyebalkan seperti Jungkook, ternyata bisa semanja itu.
"Baiklah." Y/n mengalungkan sebelah tangannya di leher pria itu, lalu mengecup bibirnya dengan lembut.
Sedikit liar, Jungkook membalas ciuman Y/n, membuat wanita itu kesulitan mengimbangi ciumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN PRIA BIASA [✓]
Random[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [REVISI SETELAH TAMAT] Warning! Bagi yang Y/n phobic silahkan di skip atau cari cerita lain karena ini bukan bacaan yang tepat untuk anda. Cerita ini hanya fiktif belaka, tidak nyata dan tidak ada maksud melecehkan pemeran...