17 - 𝑹𝒆𝒔𝒕𝒖!

171 31 17
                                    

Jungkook kembali melajukan mobilnya, agar segera sampai di tempat kediaman orang tua Y/n. Tanpa tahu, kalau mereka sedang di ikuti sekarang.

Sesampainya mereka di sana. Jungkook memakirkan mobilnya di depan rumah besar tersebut.

"Ayo," ajak Y/n.

Jungkook menggendong anaknya, lalu berjalan bersisian dengan Y/n.

𝘛𝘰𝘬! 𝘛𝘰𝘬! 𝘛𝘰𝘬!

Tak menunggu lama, pintu pun terbuka.

"Y/n?" Wanita paruh baya itu keluar dan langsung menyambut anaknya. Ia memeluk Y/n sedangkan Jungkook dan Jini masih diam saja.

"Ma, kenalin. Dia Jungkook, calon suami aku."

"Ayo masuk, kita bicara di dalam."

. . .

Semuanya duduk di ruang tengah, Jini tetap setia di pangkuan Jungkook, sedangkan Y/n duduk di sebelah pria itu.

"Dia duda, yah?" tanya Kang Yoona. Ibu Y/n.

"Hah?" Jungkook sedikit kaget atas pertanyaan Yoona.

"Bukan Tante, saya masih lajang kok. Tapi ceritanya panjang."

"Jungkook benar," sambung Y/n.

"Tidak masalah duda, atau lajang, asalkan kau bisa menjaga anak kami, itu sudah cukup," ungkap Kang Jae Wook. Ayah Y/n.

"Sebenarnya, saya kesini juga ingin melamar anak om dan tante," terang Jungkook.

"Aku setuju saja, yang terpenting kebahagiaan Y/n," balas Jae Wook.

"Apa pekerjaanmu?" tanya Yoona.

"Papa bisa semua, Nek. Papa bisa jadi petugas kebelsihan, telus jadi tukang selvis elektlonik, telus dor dor-"

Jungkook membungkam mulut Jini, sambil tersenyum menatap Yoona.

"Aku.. aku.."

"Jungkook punya perusahaan kecil, benarkan sayang?" sambung Y/n di balas anggukan oleh pria itu.

"Eoh! yang di katakan Y/n itu benar."

"Wah, jadi kau seorang pengusaha. Kalau begitu kita bisa bekerja sama, katakan apa nama perusahaanmu?" tanya Jae Wook.

Jungkook dan Y/n makin terpojok. Keduanya saling menatap, dan bingung harus menjawab apa.

"Tidak perlu malu, aku akan membantumu untuk mengembangkan bisnismu."

"Akh.. nama.. namanya.." Jungkook diam sejenak untuk berpikir, "ah? Jini Chicken!" sambung nya mengasal.

"Jini Chicken?"

"Eoh! Itu.. itu restoran ayam. Menu utama disana, ayam goreng asam manis!" sambung Y/n.

"Sejak kapan Jini jadi chicken?" sahut gadis kecil itu bingung.

"Diamlah," bisik Jungkook pada anaknya itu.

"Ohh, jadi gadis kecil ini yang bernama Jini?" tanya Jae Wook tersenyum.

"Hm! Nama aku Jini."

"Dia sangat menggemaskan," sambung Yoona.

"Baiklah, kapan tanggal pernikahan nya?"

Jungkook dan Y/n kembali lagi saling menatap, "Kami.. kami belum memikirkan pernikahan. Aku dan Jungkook punya urusan pribadi yang harus di selesaikan, jadi kami belum bisa menikah sekarang,"

"Begitu yah, apa kalian ingin makan sesuatu?"

"Tidak perlu repot, kami tidak bisa berkunjung terlalu lama," balas Jungkook.

"Kenapa? Ini kali pertama Y/n membawa calon suaminya kesini, jadi kalian harus makan sesuatu," ucap Yoona.

Y/n melirik ke arah Jungkook, ia tau kalau pria itu sedang gelisah sekarang.

"Bukannya kita nolak, ma. Jungkook punya banyak urusan, jadi kami tidak bisa mampir terlalu lama."

"Ohh, gitu. Tapi lainkali datang lagi yah? Dan di kali kedua kalian datang kesini, harus makan sesuatu dulu baru boleh pulang," tutur Yoona.

Jungkook dan Y/n mengangguk setuju.

"Yaudah, kita pergi yah ma, pa."

"Dah, nenek! Nanti Jini dateng lagi."

Yoona dan Jae Wook mengantar Jungkook dan Y/n sampai di depan pintu, untuk pulang.

Y/n kembali memeluk kedua orang tuanya dengan erat. Rasanya ia tidak ingin melepasnya, Yoona dan Jae Wook selalu pergi bekerja ke luar kota, mereka jarang sekali pulang, itu yang membuat Y/n sangat merindukan mereka.

"Aku pergi," ucapnya sambil melambaikan tangannya.

𝘋𝘢𝘱!

Ketiganya sudah memasuki mobil, tanpa menunggu lama, Jungkook menyalakan mesin mobilnya, lalu bergegas untuk pulang.

. . .

Tak terasa, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 20.00 KST. Perjalanan yang cukup lama, membuat Jini sudah tertidur dalam pelukan Y/n.

Setelah meninggalkan kota, Y/n dan Jungkook mulai merasakan firasat yang aneh, pasalnya sebuah mobil berwarna putih terus mengikuti mereka dari belakang, awalnya tidak curiga, tapi setelah meninggalkan kota, mobil itu tidak mau berhenti mengikuti mereka.

"Jungkook-ah.."

"Tenanglah, pegangan. Aku akan sedikit melajukan mobil ini." Jungkook menancap gas, dengan kecepatan full iya melajukan mobilnya.

Sedikit takut, apalagi jalanan yang sepi, Y/n tetap memberanikan dirinya, ia berharap mobil yang mengikuti mereka bisa kehilangan jejak.

Jungkook terus melajukan mobilnya, sesekali ia melihat ke arah spion, apakah mobil tersebut masih mengikuti mereka atau tidak.

"Sial!" umpatnya. Melihat mobil di belakang mereka sudah sedikit ketinggalan, Jungkook membanting setirnya berbelok ke arah jalan setapak. Ia berhenti dan langsung mematikan lampu mobilnya agar tidak ketahuan.

Setelah mobil berwarna putih itu lewat, Jungkook dan Y/n pun akhirnya bisa bernafas lega.

"Kau baik-baik saja?"

"Hm," balas Y/n mengangguk.

Hampir 10 menit mereka diam di mobil, setelah merasa aman, Jungkook kembali melajukan mobilnya, untuk keluar dari jalan setapak itu dan pulang ke rumah mereka.

. . .

Setelah sampai di rumah. Jungkook dan Y/n buru-buru masuk ke dalam kamar mereka. Jini yang sudah tertidur, di baringkan Jungkook ke atas ranjang.

"Sepertinya itu anak buah Ki Jun," tebak Jungkook.

"Tapi bagaimana mereka bisa tau?"

"Entahlah, mungkin saja mereka melihat kita tadi," balasnya.

𝘋𝘳𝘵𝘵... 𝘋𝘳𝘵𝘵𝘵...

Ponsel Y/n berdering. Tidak ada nama penelpon disana, itu nomor baru. Walaupun bingung, Y/n tetap mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?"

"Apa benar ini dengan saudari Y/n?"

"Iya saya sendiri, ada apa?"

"Kami dari kantor kepolisian, ingin mengabarkan bahwa telah terjadi pembunuhan di rumah orang tua anda. Kejadian ini baru saja terjadi, karena laporan seorang warga yang mendengar suara tembakan dari rumah tersebut. Kami masih menyelidiki siapa pelakunya, apakah orang tua anda, punya musuh atau-"

Syok. Ponsel Y/n jatuh begitu saja, walaupun panggilannya belum selesai.

Melihat reaksi kekasihnya itu, Jungkook pun langsung mendekatinya, "ada apa?"

Hanya diam. Air matanya mulai mengucur deras, sedangkan Jungkook kebingungan, apa yang terjadi? Kenapa Y/n tiba-tiba menangis?

. . .
BERSAMBUNG...
Publish: 03 - Maret - 2023
SEE YOU 💜

BUKAN PRIA BIASA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang