2 - 𝑯𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈?

408 47 18
                                    

Pukul 06.00 KST.

𝘊𝘦𝘬𝘭𝘦𝘬~

Pintu terbuka, langkah kecil memasuki sebuah kamar yang lumayan besar. Terlihat, sang pemilik kamar masih asik berbungkus dengan selimut tebalnya. Siapa lagi kalau bukan Jungkook.

"Papa! Papa!" suara kecil itu memanggil lembut, sambil berusaha naik ke atas ranjang.

"Papa, ayo bangun! Papa!" panggilnya terus. Gadis kecil itu duduk di atas perut Jungkook, sambil mencubit kedua pipinya.

Merasa tidurnya di usik, ia pun membuka kedua matanya perlahan, terlihat gadis kecil dengan mata berbinar sedang menatapnya sekarang, yang tak lain adalah Jini.

"Hmm.. kau siapa?" ucapnya dengan kedua alis mengerut.

Jini ikut mengerutkan kedua alisnya setelah mendengar ucapan yang di lontarkan Jungkook, "papa lupa yah? Aku Jini!"

Jungkook diam sejenak, seraya mengumpulkan semua nyawanya, "ohh... Jini... Yang anak tetangga itu? Kok bisa disini?" kelakarnya.

"Kok anak tetangga sih? Aku kan anak papa," ucap Jini dengan suara kecil.

"Dong Deng! Bercanda!" Jungkook tersenyum, lalu bangun sambil menggelitiki gadis kecil yang terlihat sedih itu.

Jini tertawa lepas, tangan nya berusaha menghentikan tangan Jungkook yang terus menggelitiki tubuhnya.

"Udah pa, usus Jini ikutan geli."

Jungkook ikut tertawa, sambil menggendong anaknya itu untuk turun dari ranjang.

"Jini mau sarapan apa?"

"Seleal! Dengan susu!" balasnya dengan mata berbinar menatap Jungkook.

"Baiklah."

Keduanya pun bergegas menuju ke dapur.

. . .

Jungkook mendudukkan Jini di atas meja, sambil menyiapkan sarapan untuknya.

"Jini juga! Jini juga mau bikin salapan!"

"Emang bisa?"

"Bisa dong!" gadis kecil itu mengambil botol Yoghurt yang ada di atas meja sambil menunjukkan nya pada Jungkook, "ini kan?"

"Itu Yoghurt, sayang."

"Yoget?"

Jungkook menggeleng pelan, mencoba untuk mengeja kata itu pada Jini, "Yo..ghurt."

"Yohut?"

"Mengurus anak ternyata menguras tenaga dan mental," batin Jungkook hanya tersenyum menatap Jini yang terlihat sangat polos.

Setelah selesai membuat sarapan, keduanya pun makan bersama, dengan Jini yang selalu melontarkan banyak pertanyaan pada Jungkook, tapi pria itu hanya mengiyakan nya saja.

"Habis makan, Jini mau mandi!"

"Hmm.. tapi selesai papa cuci piring, oke?"

"Jini juga mau cuci piling!" sahutnya.

"Gak boleh, itu tugas orang dewasa." balas Jungkook menolak.

"Tapi bosen nunggu papa nyucinya lama!"

"Nyuci piring juga gak seru tau!"

"Tapi bosen!" balasnya lagi.

Jungkook mengusap alisnya dengan kasar, "jika dia bukan anak kakakku, mungkin aku sudah mengepaknya ke dalam kardus." Batin Jungkook mencoba sabar.

"Udah, Jini tunggu disini yah. Papa mau siapin air, buat Jini mandi." Jungkook berdiri, lalu menuju ke kamar mandi, sedangkan Jini yang di suruh menunggu, malah mengekor di belakangnya.

. . .

Jungkook menyalakan keran air, tapi tak ada air yang keluar walaupun hanya setetes.

"Gak ada air yah pa?"

"Anj*ng! Mata pancing, Yes!" Latah Jungkook yang kaget karena Jini tiba-tiba muncul.

"Apa itu mata pancing?" tanya Jini penasaran.

"Jini-ya, jangan muncul tiba-tiba, papa jadi kaget, tau!"

"Solly," balas nya dengan suara kecil.

"Sudah, lupakan. Papa mau telpon petugas dulu."

Jungkook keluar dari apartemennya, dan lagi-lagi Jini terus mengekor di belakangnya. Yah, Jungkook tinggal di sebuah apartemen. Bukan tak mampu membeli rumah sendiri, tapi karena pekerjaannya, ia harus merahasiakan alamat tempatnya tinggal.

Saat Jungkook sedang sibuk menelpon, Jini mulai berkeliaran di sekitar apartemen, ia mengetuk-ngetuk pintu kamar tetangga yang tinggal di sebelah kamar mereka.

"Tok, ketok, ketok," ucapnya sambil mengetuk pintu tersebut.

𝘊𝘦𝘬𝘭𝘦𝘬~

Seorang wanita cantik keluar dengan dress piyama berwarna putih, ia menatap Jini yang ada di luar pintu kamarnya.

"Wow, emejing," ucap Jini kagum.

"Kau siapa?" tanya wanita itu.

"Tante ailnya ngalil gak? Di Kamal papa, gak ada ail. Jini mau mandi."

"Entahlah, aku belum-"

"Yaudah, ayo masuk," potong Jini, menarik tangan wanita itu untuk masuk, seakan-akan ia pemilik kamar tersebut.

Wanita itu hanya diam, ia keheranan tapi membiarkan Jini masuk ke dalam kamarnya. Disisi lain, Jungkook yang baru selesai menelpon, jadi panik melihat Jini sudah tidak ada disana. Ia menoleh kesana kemari, mencari gadis kecil itu. Tapi batang hidungnya pun tak kelihatan.

"Kemana dia sekarang? Astaga!" gerutu Jungkook risau.

. . .
BERSAMBUNG...
Publish: 03 - Maret - 2023
SEE YOU💜

BUKAN PRIA BIASA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang