"Jini, Tante pulang yah."
"Hm!"
Y/n melirik sinis ke arah Jungkook, membuat pria itu ikut menatapnya sinis.
"Apa? Ada hutang?"
Tak mau membalas ucapan Jungkook, Y/n berlalu begitu saja keluar dari tempat itu.
. . .
Setelah selesai bersiap-siap, Y/n pun berangkat ke rumah sakit kota untuk bekerja.
Walaupun masih magang, Y/n sudah menjadi asisten dokter. Ia melakukan pekerjaannya dengan baik bahkan lebih baik dari perawat yang sudah lama bekerja disana. Kadang perawat yang lain iri padanya, karena ia masih magang, tapi sudah di angkat menjadi asisten dokter.
Saat ingin masuk ke dalam ruang operasi, Y/n berpapasan dengan beberapa orang pria, yang menatapnya sinis. Y/n acuh karena ia bahkan tidak mengenal para pria itu.
"Bukankah dia yang semalam bersama pria yang sudah melenyapkan bos?"
"Kau benar, dia tidak mengenali kita. Dia pasti punya hubungan dengan pria itu, kita harus mengikutinya saat pulang nanti!"
Beberapa pria itu saling berbisik, dan mulai menyusun rencana mereka.
. . .
𝐏𝐮𝐤𝐮𝐥 18.00 𝐊𝐒𝐓.
Pekerjaan selesai. Y/n merapikan tasnya, lalu bergegas untuk ke halte bus.
Di sepanjang jalan, ia merasa sedang di ikuti. Tapi saat berbalik, tidak ada satu pun orang di belakangnya.
"Mungkin hanya perasaanku saja." gumam Y/n berlari cepat, setelah melihat bus yang akan ia tumpangi sudah berhenti.
15 menit perjalanan, akhirnya Y/n pun sampai. Ia buru-buru memasuki kediamannya karena perasaannya makin tak enak saja.
"Aku akan mandi, setelah itu istirahat." Y/n melepas seragamnya, lalu memakai handuk, tubuhnya terasa lelah dan juga gerah. Setelah mandi mungkin akan mengurangi rasa lelahnya, begitulah pikirnya.
𝘗𝘳𝘢𝘯𝘨!!
Y/n tersentak kaget saat mendengar kaca di dekat ruang tengah nya pecah. Ia berlari, ingin melihat apa yang terjadi.Matanya membulat kaget melihat beberapa pria yang sudah memasuki apartemen nya.
"Kalian siapa?"
"Dimana pria yang bersamamu tadi malam? Apa hubunganmu dengannya?"
Tanpa mau menjawab pertanyaan para pria itu, Y/n berlari ingin keluar, tapi di depan sudah ada yang menjaga pintu keluarnya.
"Ayo, tangkap dia!"
Panik, Y/n buru-buru memasuki kamar mandinya, lalu menguncinya dari dalam.
"Bagaimana ini? Apa yang mereka inginkan?"
Disisi lain, di sebelah. Jungkook dan Jini asik menonton kartun. Sebenarnya Jungkook tidak mau menonton film seperti itu, ia hanya menemani Jini saja.
"Papa, ayo tepuk tangan." pintanya sambil menunjukan cara bertepuk tangan pada Jungkook.
𝘋𝘳𝘵𝘵... 𝘋𝘳𝘵𝘵𝘵...
Ponsel Jungkook berdering, tidak ada nama penelpon nya di sana. Itu nomor baru."Jini, papa angkat telpon dulu yah."
"Oke!"
Jungkook sedikit menjauh dari Jini, lalu mengangkat panggilan tersebut.
"Halo?"
"Kau dimana? Aku.. aku takut!"
Jungkook menyerngit bingung, dari suaranya ia kenal siapa penelpon ini.
"Kau? Ya! Tetangga, dari mana kau mendapat nomor telponku?" Yah, si penelpon itu adalah Y/n.
"Jangan tanyakan itu sekarang! Ada beberapa pria di dalam kamarku sekarang! Aku takut!" Suara Y/n gemetar karena ketakutan, membuat Jungkook ikut panik.
"Tenanglah, apa kau mengenal mereka? Kau dimana sekarang?"
"Ayo buka pintunya nona!" suara para pria itu terdengar masuk dalam telepon Jungkook.
"Aku... Aku di kamar mandi sekarang! Aku harus bagaimana? Aku takut! Mereka berusaha masuk ke sini!"
"Tenanglah, aku akan kesana sekarang!"
𝘛𝘶𝘵.. 𝘛𝘶𝘵.. 𝘛𝘶𝘵..
Jungkook mematikan panggilan itu, dan segera berlari menuju ke kediaman Y/n, sedangkan Jini masih asik menonton filmnya.. . .
𝘉𝘳𝘢𝘬! 𝘉𝘳𝘢𝘬!
Jungkook mendobrak kasar pintu apartemen Y/n. Sedikit terkejut melihat para pria itu, yang tak lain adalah anak buah Jae Beom.
"Ayo, habisi dia!"
Berkelahi tanpa senjata di tangannya. Jika Jungkook menggunakan pistol, bisa-bisa tetangga di sekitar mereka jadi tau semuanya.
𝘉𝘩𝘶𝘬! 𝘉𝘩𝘶𝘬!
Hanya dengan tangan kosong, Jungkook melumpuhkan semua anak buah Jae Beom."Lemah!" ucapnya sambil menatap anak buah Jae Beom yang terkapar babak belur dan tidak sadarkan diri.
Setelah melihat semua sudah aman, Jungkook buru-buru lari menuju ke kamar mandi, untuk menemui Y/n.
𝘛𝘰𝘬! 𝘛𝘰𝘬! 𝘛𝘰𝘬!
"Y/n-ah, ini aku. Keluarlah."
Y/n yang berada di dalam pun segera mengusap air matanya. Ia membuka pintu kamar mandinya dan tanpa berkata apa-apa, ia langsung memeluk pria di hadapannya itu.
"Tenanglah, kau sudah aman sekarang."
"Aku benar-benar takut," lirihnya terus memeluk Jungkook dengan erat.
"Sudah, jangan menangis. Tidak akan terjadi apa-apa." Jungkook mendorong punggung Y/n pelan, lalu mengusap air matanya dan berusaha menenangkan wanita itu.
"Apa kau kenal mereka?"
"Mereka anak buah pria yang ku habisi semalam, mungkin mereka melihatmu bersamaku semalam, jadi mereka mengikutimu sampai kesini."
Y/n hanya diam, ia melepas kedua tangannya yang mengalung di pinggang Jungkook, tanpa sengaja handuk yang ia kenakan tiba-tiba melorot.
𝘋𝘦𝘨...
Jungkook membulatkan matanya kaget, ia menelan salivanya dengan susah, melihat wanita di hadapannya itu tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya.
Sadar akan tatapan Jungkook, Y/n sendiri pun baru ikutan sadar kalau handuknya melorot.
"YA!! Kenapa tidak tutup mata!!" omel Y/n buru-buru memakai handuknya.
"Rugi tau," kekeh Jungkook membuat Y/n kesal tapi juga malu.
"Aku akan membawa para pria itu pergi, tapi aku juga ingin mengatakan sesuatu."
"Apa?" tanya Y/n penasaran.
"Mereka tidak akan berhenti sampai di sini. Kau pindahlah ke apartemen lain. Aku dan Jini juga akan pergi dari sini. Jika kau tetap disini, keselamatanmu akan terancam."
Mendengar ucapan Jungkook, Y/n sedikit sedih. Apa mereka akan berpisah? Apa bisa bertemu lagi?, Begitulah pikirnya sekarang. Entahlah, Y/n tidak tau apa yang terjadi, hanya saja, hatinya terasa sedih mendengar mereka akan berpisah.
. . .
BERSAMBUNG...
Publish: 03 - Maret - 2023
SEE YOU 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN PRIA BIASA [✓]
Random[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [REVISI SETELAH TAMAT] Warning! Bagi yang Y/n phobic silahkan di skip atau cari cerita lain karena ini bukan bacaan yang tepat untuk anda. Cerita ini hanya fiktif belaka, tidak nyata dan tidak ada maksud melecehkan pemeran...