Jungkook menghentikan mobilnya tepat di sebelah gadis kecil itu."Jini mau kemana, sayang?" tanya Jungkook segera membukakan pintu mobilnya.
"Papa? Papa kemana aja? Jini caliin gak ada, jadi Jini kelual buat nyaliin papa."
"Ayo masuk." Jungkook menggendong gadis kecil itu, lalu mendudukkan nya di atas pangkuannya. Sedangkan Y/n hanya diam memandangi mereka.
"Kalau papa gak ada dirumah, Jini gak boleh keluar sendirian, pahamkan?"
"Emang kenapa?"
"Jini masih kecil, kalau keluar sendirian, nanti di culik orang jahat gimana? Atau Jini di tabrak kendaraan gimana?"
"Tapi Jini kan cuma pengen nyaliin papa," balas gadis kecil itu.
"Nanti papa beliin Jini ponsel, jadi kalau Jini pengen nyariin papa, Jini tinggal hubungin papa aja."
"Benelan? Yaudah, ayo kita beli sekalang!"
"Aku gak di gubris," sindir Y/n sambil menarik-narik sabuk pengamannya.
"Ehh, ada Tante!" sapa Jini tersenyum. Y/n ikut tersenyum membalas sapaan gadis kecil itu.
"Baiklah, kita pulang sekarang," ucap Jungkook tapi Jini menatapnya dengan raut wajah cemberut.
"Kenapa? Jini gak mau pulang?"
"Tadi katanya mau beliin Jini ponsel, kok malah pulang?"
"Yasudah kalau begitu, tapi Jini jangan keseringan main ponsel yah?"
"Oke!" Gadis kecil itu beralih, dari Jungkook ke Y/n. Ia duduk di pangkuan Y/n dengan wajah penuh semangat.
"Tante, Jini kangen."
"Hm, Tante juga."
"Benelan?" tanyanya sambil menatap Y/n.
"Tentu saja."
Jungkook hanya diam, mobilnya berbalik arah, yang tadinya mau pulang, tapi tidak jadi, karena harus ke toko ponsel, untuk membelikan anaknya itu sebuah ponsel baru.
. . .
Setelah selesai membeli ponsel, mereka pun kembali pulang ke rumah. Jungkook sudah menjelaskan pada Jini, kalau Y/n akan tinggal bersama dengan mereka.
Kini, Y/n dan Jini sedang asik bermain di ruang tengah. Sedangkan Jungkook, ia sibuk di dapur, untuk memasak makan siang, karena sekarang jam sudah menunjukkan pukul 12.30 KST.
"Dengan dia tinggal disini, itu akan lebih baik. Ada yang bisa bermain bersama Jini," gumam Jungkook.
𝘋𝘳𝘵𝘵𝘵.. 𝘥𝘳𝘵𝘵𝘵𝘵..
Ponsel Jungkook berdering. Tertera jelas, nama Jini di layar ponselnya. Jungkook menggeleng pelan, lalu mengangkat panggilan tersebut.
"Iya, sayang?"
"Halo pa? Jini cuma ngetes doang kok."
"Baiklah."
𝘛𝘶𝘵.. 𝘛𝘶𝘵.. 𝘛𝘶𝘵..
Jungkook mengakhiri panggilan itu, dan kembali fokus untuk memasak."Dasar," gumamnya tersenyum kecil. Jini sangat senang dengan ponsel barunya, walaupun hanya ada dua kontak di ponselnya, yaitu kontak Jungkook dan juga Y/n.
𝘋𝘳𝘵𝘵𝘵.. 𝘥𝘳𝘵𝘵𝘵𝘵..
Ponsel Jungkook kembali berdering, lagi-lagi itu panggilan dari anaknya Jini. Rasanya malas, tapi Jungkook tetap mengangkat panggilan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN PRIA BIASA [✓]
Random[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] [REVISI SETELAH TAMAT] Warning! Bagi yang Y/n phobic silahkan di skip atau cari cerita lain karena ini bukan bacaan yang tepat untuk anda. Cerita ini hanya fiktif belaka, tidak nyata dan tidak ada maksud melecehkan pemeran...