Satu hal yang sangat ingin aku lakukan bersama mu adalah berdiri di bawah langit yang sama dengan menatap matahari tenggelam di sore hari
•••
04. Perhatian januar
Juanda mengerjapkan matanya perlahan sambil memegang kepalanya yang sakit. Hal pertama yang juanda lihat saat membuka matanya ialah januar? Iya juanda tidak salah melihat yang di hadapan nya saat ini adalah januar
Dengan tangan yang penuh dengan segelas air putih dan mapan yang berisikan makanan
Januar menaruh mapan ataupun segelas air putih itu di atas nakas tanpa mengatakan sepatah katapun terhadap juanda
Saat januar ingin pergi juanda malah menghentikan kalimatnya membuat langkah januar terhenti dan menatap kedua manik juanda
"Ini buat siapa? " Juanda bertanya sambil menunjuk mapan itu"kok ditaruh di kamar aku? "Juanda kembali bertanya dengan tampang polosnya membuat januar menghela nafasnya kesal
Januar mengangkat tangannya dan menunjukkan pada mapan itu" Lo"balasnya dengan singkat
Januar kembali melangkahkan kakinya meninggalkan juanda yang masih menatap januar bingung
Untuknya? Apa semua ini mimpi?
Juanda mencoba untuk mencubit pipi kanan nya
"Aww" Ringis nya saat merasakan sakit karna cubitan yang dilakukan nya. Berarti ini hal nyata bukan mimpi, januar memberikan perhatian terhadap dirinya? "Makasi januar aku tau kamu masih peduli sama aku" Gumam juanda dengan pelan
"Ini, ramen? "
"Januar masakin ramen buat aku? " Pikir juanda. Tidak disangka bahwa januar masih ingat dengan makanan kesukaan nya, bahkan januar membuatkannya ramen
•••
"Uhh sakit"
Juanda, pemuda itu meremat kepalanya dengan kuat. Merasakan amat sakit di kepalanya
Juanda menuruni tangga dengan perlahan walau dengan kepala yang sakit. Sebisa mungkin juanda menuruni tangga
Kedua tangan nya dia gunakan untuk memegang setiap pagar pada tangga. Sedangkan kakinya di langkahkan dengan perlahan
Bugh
Juanda terjatuh pada saat mencapai tangga terakhir
"Lo bisa ga? Gausah nyusahin gw sekali aja, lo bisa diem di kamar gausah keluar. Nanti kalo lo mati gw yang repot"
Juanda mendongakkan kepalanya. Bisa dia lihat januar yang menatapnya dengan wajah datarnya. Kata-kata pada kalimat mati yang dikatakan oleh januar sungguh membuat hatinya tergores
"Bangun"
Juanda menggeleng. Bukan karna juanda tidak ingin bangun melainkan kepalanya masih terasa sakit, dan kakinya sangat lemas jika dipergunakan untuk berdiri. Alhasil juanda hanya diam saja sambil menatap lantai
"Ngerepotin" Decak januar pelan
Januar membantu juanda agar berdiri dengan sempurna dan menopang nya menuju sofa
"Kamu mau kemana? "
Juanda menahan pergerakan januar saat ingin pergi meninggalkannya
"Sekolah" Balas januar dengan singkat
"Bisa tolong bantu aku? Aku juga mau berangkat sekolah" Mohon juanda dengan wajahnya yang memelas dan memohon"hari ini ada ulangan, aku gamau terlewat nanti ayah bisa marah sama aku kalo sampe nilai aku semakin menurun"
Januar menghela nafasnya. disaat keadaaan sakit pun pemuda itu masih memikirkan nilai, jika januar menjadi juanda dia tidak akan memikirkan nilai dia lebih baik memikirkan kesehatan nya
"Lo mau mati konyol? " Juanda menggeleng"lo diem di rumah gausah kemana mana, keadaan sakit lo mau sekolah? Bisa ngerepotin guru lo"sinis januar
Januar kembali melangkah dan pergi dari perkarangan rumahnya. Meninggal kan juanda dengan keadaan sedihnya
•••
"Januar"panggil seorang gadis cantik dengan rambut panjang nya yang tergerai" Juanda kemana? Kok dia ga sekolah, dia sakit? "Tanya gadis itu
Januar menggeleng tanpa menatap lawan bicaranya
" Januar ayolah aku lagi ngomong sama kamu, setidaknya hargai aku ngomong disini sbentar aja, kenapa sih HP kamu selalu lebih penting daripada aku"gadis itu terlihat kesal, karna januar ataupun kekasihnya itu selalu saja lebih mementingkan ponsel nya dibandingkan dirinya
Dengan berat hati januar mendongakkan kepalanya
"Hm? Kalo kamu cuma mau tanya keadaan juanda lebih baik gausah tanya aku tanya aja sama orgnya. Aku ga semua tahu tentang dia"
Januar kembali menunduk dan menatap ponselnua
"Tapi kmu kan saudara nya"
Januar menatap tajam ke arah yura. Membuat gadis itu sedikit ketakutan
"Kamu pacar aku? " Tanya januar dengan tiba tiba membuat yura mengerutkan dahinya. Pertanyaan macam apa ini?
"Kamu nanya apasi? Jelas aku pacar kamu januar, tapi kenapa? Emang aku ga boleh nanyain keadaan juanda? Mau bagaimana pun dia temen aku dan aku berhak tahu keadaan nua"
Brakhhh
"Kalo gitu kenapa ga sekalian pacaran aja! "Januar mengepalkan kedua tangan nya" Gausah naruh hati di aku kalo kamu lebih peduliin anak bajingan itu dibandingin aku! "
Januar pergi meninggalkan yura dengan emosi yang sudah menguasai dirinya. Januar marah? Tapi kenapa? Apa dirinya salah menanyakan juanda? Padahal dirinya tidak bermaksud apapun
Itu murni karna rasa penasaran nya saja. Karna tumben sekali juanda tidak masuk sekolah apalagi dia tidak memberitahu nya
Jangan salah, yura dengan juanda hanya sebatas teman ataupun sahabat dekat. Tidak ada perasaan apapun di antara mereka
Tapi januar yang posisi nya adalah kekasih dari gadis itu tentu saja menaruh rasa cemburu nya
•••
"Apa yang harus aku lakukan? Aku membencimu tapi hatiku berkata tidak"
