I'am juanda atau bisa kalian panggil dengan juan? Atau anak pembawa sial? Aku rasa sebutan anak pembawa sial sangat cocok dengan diriku
Ayahku sangat suka memanggil ku dengan sebutan anak pembawa sial, karna memang pantes didapatkan oleh anak pembunuh seperti ku
Aku anak yang kehadiran nya tidak diinginkan oleh siapapun termasuk oleh ayah dan saudara kembarku
Tapi aku mempunyai semesta, aku mempunyai matahari, dan aku mempunyai warna hidup
Rakel, dia pemuda yang tampan pemberani dan tidak takut dengan bahaya. Dia pemuda yang selalu ada di sisi ku disaat dunia ku sedang tidak baik baik saja
Tak kusangka sudah satu tahun lamanya setelah kebahagiaan itu pergi dengan sendirinya
Pada 1 Desember 2005 kita lahir secara bersamaan
Dan
29 februari 2022 kita mengakhiri kebahagiaan inisecara bersamaan
_____ _____
29 februari 2022
"Bunda.."
Lirihan anak itu terdengar sangat pilu, tangan kanan nya terangkat dan menghusap wajah cantik milik sangat ibunda
Juanda, memperhatikan setiap sudut wajah cantik sekaligus pucat itu dengan rasa bersalahnya
"Bunda, jangan tinggalin juanda"
Bisik juanda, tepat di telinga kanan milik bunda nya. Anak itu terus meneteskan air matanya dan menumpahkan nya disana
Juanda berdiri dan mengecup kening sang ibunda dengan lembut
Sakit rasanya...
Seandainya nya saja sang ibunda tidak menyelamatkan nya kemaren sore mungkin yang berada di atas ranjang rumah sakit saat ini adalah dirinya bukan bunda nya
Juanda sangat merasa bersalah dengan apa yang terjadi saat ini
"Keluar kamu! " Tegas ayahnya yang baru saja masuk ke dalam ruangan, dengan mendoronh tubuh juanda kasar sehingga juanda terjatuh dan tergeletak di lantai akibat dorongan yang ayahnya berikan"saya tidak ingin melihat wajah kamu di rumah sakit lagi! Karna kamu istri saya jadi masuk rumah sakit"ucapnya lagi dengan nada yang membentak, membuat juanda menundukkan kepalanya dengan takut
"PERGI! " Bentak nya lagi
Dengan susah payah dan dengan tenaga nya yang masih tersisa, juanda berdiri dan berusaha menyeret dirinya hingga keluar dari ruangan itu
"Ayah kenapa bentak juanda kaya gitu? Dia ga salah ayah" Bela januar"ini murni kecelakaan! Bunda masuk rumah sakit bukan karna juanda tapi karna takdir kita gabisa lawan takdir kaya gini"
Daniel, menatap anak semata wayang nya
"Kamu masih bisa belain, anak pembawa sial itu? " Daniel berucap dengan penuh penekanan di setiap kalimat yang ada. Dadanya naik turun memburu"kalo sampe terjadi sesuatu sama bunda kamu, ayah gaakan segan segan buat siksa dia lebih dari ini"ancaman sang ayah membuat pemuda itu kaget sekaligus takut
"Janu bakal buktiin kalo bunda gabakal kenapa napa" Balas januar dengan keyakinan yang ada"bunda bakal baik baik aja"
Januar membalikan tubuhnya membelakangi sang ayah. Dan melangkahkan kaki nya keluar dari ruangan itu untuk mencari keberadaan juanda, karma di situasi seperti ini juanda pasti akan sangat bersedih dan terus terusan menyalahkan dirinya
Ini tidak sepenuhnya salah juanda, setengahnya lagi adalah salah dirinya
Januar yang meminta bantuan agar juanda membelikan nya sebotoh air
Namun siapa sangka, sebuah mobil melaju cepat dari kanan dan hampir merengut nyawa juanda. Dan tergantikan oleh bunda nya
"Juan" Panggil januar melangkahkan kakinya menghampiri keberadaan juanda yang termenung di taman rumah sakit dengan kepala yang menunduk dan air mata yang terusan mengalir "ini bukan salah lo, jangan nangis"
Januar mengangkat tangan nya untuk menghapus air mata itu
"Nanti kalo bunda pergi ninggalin kita gimana janu? Aku takut" Cicit juan pelan di dalam dekapan januar"aku takut, aku gabisa ngebayangin gimana hidup aku tanpa bunda"
Januar menggeleng dan semakin mengeratkan dekapan nya pada juanda
"Udh gapapa, bunda gabakal kemanapuj dia bakal tetep sama kita! Jangan khawatir" Ucap januar memenangkan juanda agar tida menyalahkan dirinya sendiri "nanti kalo bunda udh bangun kita suprise oke? "
Juanda mengangguk dan melepaskan pelukan mereka berdua. Juanda menghusap air matanya dengan kedua tangannya lalu menatap kedua manik januar
"Kamu juga janji yaa gabakal ninggalin aku? " Januar kembali mengangguk sebagai balasan"kalo kamu pergi maka separuh dunia aku juga bakal pergi! "
Januar mengacak ngacak rambut juanda dengan gemasnya. Ia mencubit pelan pipi juanda membuat sang empu sedikit meringis
"Sakit" Adunya
Januar memijit pelipisnya pelan. Sambil tersenyum gemas akan kelakuan yang dilakukan oleh juanda
Maaf juan. Perasaan ini sudah berada diatas kesadaran gw
Batin januar pelan, wajahnya yang awal tersenyum kini kembali menjadi datar. Saat mengingat segala perasaan yang dia pendam bertahun tahun lama nya
_____ _____
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.