25. kebenaran dan flasback

160 14 0
                                        

"Januar mau punya adek bun.. Yah " Ucap anak itu seraya mendongakkan kepalanya menatap kedua wajah kedua orang tuanya yang juga menatap dirinya dengan tersenyum

Sosok yang di sebut bunda, menyamakan tinggi nya dengan anak sulung nya dan menghelusi rambut anak itu

"Januar pengen punya adek? "

Anak yang disebut januar mengangguk

"Kalo gtu besok kita ke panti buat cari adek yang cocok buat kamu ya? "

Anak itu seketika tersenyum senang, dirinya akan mempunyai adek dan tidak akan menjadi anak tunggal lagi

"Beneran? Berarti anggota keluarga kita bakal bertambah dong? "

"Iya sayang, kamu bakal punya adek, apapun bakal ayah bunda lakuin buat kamu, bahkan kalo kamu mau pergi jalan jalan sekarang pun ayah bakal turutin"

Sosok yang disebut ayah kembali tersenyum

"Kalian emang yang terbaik"

Januar merentangkan kedua tangannya, dan memeluk kedua orang tuanya secara bersamaan

Dia tidak sabar untuk esok hari, karna dia akan mempunyai anggota baru yang akan menjadi adek kecil nya, dia berjanji dia akan menjaga adeknya itu dengan penuh kasih sayang dan tidak akan membiarkan adeknya terluka sedikit pun

Skip esok harinya di panti asuhan

"Januar, sekarang pilih yang kamu suka, yang manapun pasti bunda dan ayah Terima asal kamu bahagia" ucap bunda nya lembut

Januar melirik bunda nya sekilas, lalu beralih menatap semua anak anak yang berada di sana, hingga netra nya tertuju kepada anak yang berada di sebuah sofa dengan memeluk sebuah boneka

Kedua mata januar menatap anak itu tanpa beralih, dan tanpa sadar anak itu juga menatap nya

"Bunda.. " Lirih januar tanpa menatap bundanya

"Hm? Kamu udh nemuin anaknya? "

Tanpa sadar januar menganggukan kepalanya dan menunjuk seorang anak kecil yang duduk di sofa dengan tangan nya, kedua orang tuanya pun mengikuti arah tangan januar

"Kamu mau dia? " Januar mengangguk

"Bagaimana? "

"Terserah januar saja, asal dia bahagia dan mempunyai seorang adek untuk bermain bersama"

"Oke kita ke ibu panti nya dulu ya? "

Januar kembali mengangguk dan membiarkan bunda nya untuk mencari seseorang yang dia carinya, setelah bertemu bunda nya pun kembali menemui januar dan ayahnya

"Jadi begini bu, anak saya ingin mempunyai seorang adek dan tujuan kita kesini mau adopsi seorang anak, yang duduk di sofa itu"

"Maksud anda Nak juanda? Kalian yakin? "

"Kenapa tidak? "

"Juanda itu anak yang pendiam tapi sering bermasalah, dia sering berantem sama anak panti lain nya, saya takut nanti kalian berantem dan juanda melakukan kesalahan"

"Tapi januar tetep mau dia"

"Yang lain saja bagaimana? "

Dengan kerasa kepala januar menggelengkan kepalanya

"Januar tetep mau dia, atau januar gamau sama ayah bunda. "

"Sudah biarkan saja, tidak masalah"

Sosok yang dipanggil bunda itu mengangguk

"Kita tetep mau ambil dia ya bu"

Ibu panti mengangguk

"Nak juanda, kesini sebentar"

Anak kecil yang dipanggil juanda, segera berdiri dan menghampiri ibu panti yang memanggil nya

"Kenalin, mereka orang orang yang bakal adopsi kamu hari ini"

Juanda tanpa membalas melirik satu persatu

"Hai, aku januar"

Juanda diam dan menunduk, tapi anak itu tetap menganggukan kepalanya

"Sekarang aku kaka kamu, walau kayanya kita seumuran, tapi kamu harus tetep panggil aku kakak Oke? Ga ada bantahan, dan sekarang mereka ayah bunda kamu juga"

Tanpa sadar juanda tersenyum tipis dan mengangguk

Piang

Sial

"Juanda? Ngapain kamu disitu? Kamu nguping hah? "

Daniel menaruh ponselnya dan melihat Juanda yang menggeleng gelengkan kepalanya, dengan menutup kedua telinga nya rapat

"Enggak, juanda gatau apa apa, juanda tadi ga sengaja lewat"

"Kenapa ga bilang kalo udah pulang hm? Kan bisa ayah sambut kamu"

Sontak, juanda memundurkan langkahnya, masih tidak menyangka dengan sesuatu yang telah dia dengarkan dengan kedua telinga nya

Sesuatu yang seharusnya dia tidak tahu

"Jangan kasi tau januar, kalo kamu udah tau, atau kamu mau saya balikin ke panti itu? "

"KENAPA JUANDA GATAU!! KENAPA JUANDA GATAU KALO JUANDA BUKAN ANAK KANDUNG AYAH HAH! " teriak juanda marah

Akh

Daniel mencengkram bahu juanda membuat sang empu meringis kesakitan dengan memejamkan kedua tangan nya

"Salahkan dirimu sendiri, yang ceroboh dan berakhir tidak ingat apapun. " Bisik Daniel lalu melepaskan cengkraman nya

"Maaf, pasien mengalami benturah keras di kepalanya, dan terdapat kejadian yang tidak bisa pasien ingat, seperti kejadian yang sudah berlalu, atau orang terdekat nya"

"Dengarkan saya, jangan katakan apapun kepada kakak Tirimu itu tentang kebenaran yang sudah kau ketahui, dan ingat istri saya mati karna mu, jangan lupakan dendam ini, saya menyesal karna telah menjadikan mu bagian dari keluarga ini" Tekan Daniel lalu pergi meninggalkan juanda seorang diri

"B-bunda hiks" Tangis juanda, menjatuhkan dirinya dilantai yang dingin dengan memeluk kakinya"j-juanda kangen bunda hiks, ayah jahatt, k-kenapa juanda gatau kebenaran ini? Kenapa harus lupa ingatan bunda... "

Juanda menenggelamkan wajahnya disana, dengan mengepalkan kedua tangan nya, tangisan nya terus mengalir tanpa henti, kebenaran yang dia dapatkan hari ini adalah kebenaran yang seharusnya tidak dia inginkan

Jika seperti ini, lebih baik dirinya tidak usah di adopsi, tapi ntah kenapa waktu ayahnya mengatakan nya untuk mengembalikan dirinya ke panti asuhan itu, tiba tiba sebuah rasa takut menghantui nya

"Juanda gatau... " Lirihnya sebelum menutup kedua matanya

i'am juanda✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang