31. Juanda menghilang
Jderrr
Juanda menutup kedua telinga nya dan memejamkan kedua matanya, oh Tuhan kenapa harus ada petir disaat saat seperti ini? Siapapun tolong dirinya dan bawa dirinya pulang sekarang juga, juanda saat ini berada di trotoar, dia baru berjalan beberapa langkah dari halte tapi sudah ada petir
Bagaimana jika ia terus melangkah menuju rumahnya?
Johan... Hanya lelaki itu yang ada di pikiran nya, tapi bagaimana cara menghubungi nya? Dirinya tidak memiliki ponsel..
"J-johan" Dirinya berucap pelan, memanggil nama lelaki itu berharap bahwa lelaki itu tidak sengaja melewati jalanan itu dan melihat nya yang sedang ketakutan
Seragam nya yang basah kuyup, rambut nya yg lepek dan dirinya yang menggigit kedinginan, jika tau seperti ini lebih baik dia diam di halte, tapi dirinya juga takut kegelapan
Jderrr
"BUNDA!! " teriak juanda kaget"h-hiks juanda t-takut bunda"air matanya lolos terus menerus
Jalanan nya sepi walaupun ada beberapa kendaraan yang lewat, mereka enggan untuk membantu dirinya
Namun beberapa langkah dia jalan, sebuah motor berhenti tepat di samping nya
"Hai manis, hujan hujan gini kok sendirian ga takut diculik?? "
Juanda menggeleng takut, sedikit menjauhkan dirinya
"Ikut abang aja yuk! " Ajak nya
"Enggak!! " Bantah juanda cepat
"Eits mau kemana? " Hadang orang itu saat juanda hendak berlari pergi"udahlah ikut kita aja, daripada hujan hujanan terus diculik gimana? Tenang aja nanti kita kasi yang enak enak kok"
"Gak!! Lepasin juanda, kalian siapa? Juanda mau pulang" Berontak nya saat salah satu diantara mereka memegang tangan nya
"Tolong tolong! " Lanjut nya dengan berteriak, meminta pertolongan kepada siapapun yang lewat tapi nihil
"Udah berisik lo! Gw paksa nih! "
Bugh
"buset ajg sakit banget cok!! Kejar bangsat!! "Dia mendorong rekan nya untuk mengejar juanda, meninggalkan motor mereka begitu saja
" Bunda tolong juanda hiks!! "Juanda berlari dengan terus menatap langit-langit, air matanya kembali jatuh, tubuhnya dingin dan lemas bahkan kakinya sudah hampir ingin tumbang karna terlalu lama berada di bawah hujan
•••
" Kenapa kau marah? Ayah sama sekali tidak melihat nya januar, kemungkinan dia sedang menjual dirinya untuk melengkapi kebutuhan nya?? "
"Diam brengsek!! Dirinya tidak seperti itu! " Geram januar saat ayahnya mengatakan yang tidak tidak
Dirinya bingung, saat pulang juanda tidak berada di rumah padahal sudah 2 jam dirinya menyuruh juanda untuk pulang, dirinya juga sempat mencari juanda ke halte tapi tidak ada siapapun di sana, cuacanya juga turun hujan
"Juanda lo kemana ajg!! "
"Sudahlah januar, mungkin dia sadar jika dia hanya beban untuk keluarga ini jadi biarkan saja dia menderita di luaran sana!! "
Bugh
Januar memukul perut ayahnya, presetan jika dia dikatakan anak durhaka karna telah bermain memukul ayahnya sendiri
"Sekali lagi ayah mengatakan hal yang tidak aku inginkan, aku pastikan ayah akan menyesal!! " Final januar pergi menuju kamarnya
Sesampainya di dalam kamarnya, januar mengambil ponsel nya lalu menghubungi teman teman nya melewati panggilan group
"Gw butuh bantuan kalian, juanda belum pulang sejak gw tinggal jadi gw minta tolong buat kalian mencar cari mereka, tanpa alasan!! " Tekan januar
"Hujan huja gni?? padahal gw lagi asik rebahan sialan!! "
"Gw ga peduli ! "
Tuttt
Januar mengakhiri panggilan itu secara sepihak
"Kemana lo sialan" Gumam januar pelan"gw khawatir "lanjut nya pergi
•••
" Hey, anak sialan kembali atau kau kutembak sekarang juga!! "Ancam dua orang di belakang nya membuat juanda semakin cepat untuk berlari
Ketahui bahwa kota saat ini tengah hujan, dan dirinya yang berlari dengan masih menggunakan seragam sekolah, dirinya fokus menatap ke depan yang sangat buram, hanya hujan yang dia lihat
Juanda menoleh ke belakang, dua orang itu masih jauh di belakang nya, dan dia melihat sebuah rumah di seberang sana yang seperti nya kosong
Tanpa memikirkan apapun lagi, dan tanpa menoleh ke kanan kiri juanda menyeberangi jalan itu hingga tidak menyadari bahwa sebuah mobil tengah melaju cepat dari arah kanan
Bruakhh
Bunda..
Juanda menutup kedua matanya, tubuhnya melayamg, tubuhnya terasa lemas dan kedua matanya tidak kuat untuk dibuka, dan seluruh tubuhnya sangat susah untuk digerakkan
Bugh
"S-sakit"
Hanya kalimat itu yang mampu diucapkan sebelum matanya kembali tertutup
"Woy anjg!! Dia ketabrak, cabut bro! " Ucap orang itu yang pergi sebelum menjadi tersangka
•••
"Juanda, lo gausah buat gw khawatir ajg!! "
Ya, dia johan yang juga mendapatkan kabar bahwa juanda belum juga pulang ke rumah nya, ini sebab nya tadi dia marah kepada januar karna membiarkan juanda yang pulang seorang diri, dan lihat lah kekhawatiran nya sekarang terjadi
Johan berhenti di sebuah halte yang menjadi tempat terakhir juanda terlihat, tempat terakhir di antara januar dan juanda berpisah sebelum pada akhir nya menghilang ntah kemana
Dirinya turun dari motor, dan duduk di halte itu siapa tau dirinya akan mendapatkan sebuah petunjuk dari orang orang sekitar
"Lo kemana sih!! Lo gausah bikin khawatir kita semuaa, kalo lo ada masalah bilang sama gw juanda siapa tau gw bisa bantu lo, bahkan ibu gw aja khawatir denger kabar lo hilang apalagi gw! " Gumam nya pelan
"Januar sialan!! Kalo tau gtu mending gw aja yang ngajak juanda pulang! Bodo amat ajg mau gw bonyok mati, gw ga peduli! "
Johan menghela nafasnya, dia melepaskan jas hujan yang dia gunakan lalu menaruh nya di samping kanan nya
"Mungkin gw bakal nunggu petunjuk sekitar 10 menitan, dan semoga dengan itu gw dapet sebuah petunjuk mau sekecil apapun itu! "
Johan mengambil ponsel nya saat terdengar berdering
"Gw ada di halte tempat terakhir januar sama juanda ketemu, kalian cari di tempat lain aja biar disini gw yang punya urusan, dan jangan sampai januar tau gw disini karna gw gamau dia ikut campur buat nyari juanda di tempat ini! "
Setelah mengatakan itu johan kembali memasukkan ponsel nya