35. mimpi daniel

195 9 0
                                        

35. Mimpi Daniel

"Daniel.. Maaf aku mengambil juanda darimu, karna juanda lebih memilih untuk bersama ku, biarkan dia istirahat dengan tenang.. "

"Tidak sayang, kembali kan juanda kepadaku aku mohon jangan ambil dia dariku sayang.. Aku berjanji akan menjaga mu.. "

Wanita itu menggelengkan kepalanya lalu tersenyum tipis

"Semua ini keinginan juanda Daniel, biarkan dia istirahat dengan tenang"

"Tapi bagaimana dengan januar? Dia merindukan juanda bahkan dia enggan untuk makan dan selalu memeluk foto juanda di dalam kamar nya"

"Jadilah ayah yang baik untuk janiar daniel... Jangan biarkan dia seperti juanda, kau sudah cukup menyiksa satu anakku... Dan kau bodoh karna telah menuduh juanda, aku sudah mengingat kan mu untuk menjaga kedua putra ku tapi kau... Kau menghancurkan semua kepercayaan ku"

"Maaf.. Aku minta maaf"

"Minta maaf lah kepada dirimu sendiri Daniel"

setelah itu tubuh wanita itu menghilang secara perlahan

"JUANDA! "Teriak Daniel membuka kedua matanya, mimpi apa ini? Segera Daniel menatap ke depan nya" Juanda.. Ayo bangun sayang ayah kangen sama kamu jangan kaya gini, jangan ikuti bunda mu... Kau lelah hm? Maka mari tidur bersama ayah, akan ayah temani tapi tolong jangan untuk selamanya, karna ayah tidak sanggup.. "

Mungkin jika anak sulung nya itu melihat dirinya menangis karna anak yang dia maki maki, dia akan diketawai habis habisan, atau mungkin dicaci maki? Tapi dia tidak peduli

"Ayah p-pulang dulu ya? Besok ayah janji bakal anterin kamu ke peristirahatan terakhir.. Besok ayah bawa boneka kesayangan kamu ya? "

Cup

Daniel mengecup tubuh kaku juanda lalu segera pergi dari sana

•••

Kini malam hari sudah berganti menjadi pagi hari, seorang pemuda yang tak lain adalah januar membukakan kedua matanya, matanya terasa lelah dan seluruh tubuhnya pun terasa sakit, kepalanya sangat pusing

Semalaman dia menangis tanpa henti, dengan mendudukkan dirinya di lantai yang dingin, bahkan semalaman dia tertidur dengan posisi duduk dan menyender pada kasur, mungkin hari ini adalah hari yang sangat melelahkan untuk dirinya dan hari yang mampu membuat dirinya mengeluarkan seluruh air matanya

Juanda, akan dia antarkan ke tempat terakhir.. Dirinya belum sanggup untuk melihat itu semua

Biasanya di pagi hari dia akan membangunkan anak itu dan memberikan sarapan lalu akan mengajak nya untuk berangkat bareng, bahkan pipi gembul anak itu saat mengunyah masih ia ingat

Januar, mencoba untuk membantu dirinya sendiri untuk bangun

Greppp

"Ayah? "

"Biar ayah bantu untuk duduk di atas"

Januar sebenarnya heran, tapi karna tubuhnya yang lelah dia tidak memberontak

"Ada yang kau inginkan hm? Biar ayah bantu" Tanya Daniel pelan

"Kenapa ayah masuk ke dalam kamarku? "

"Ayah hanya ingin memastikan keadaan mu apa ada yang sakit? Apa kau semalaman tertidur di lantai? Apa besok ingin ayah temani untuk tidur hm? "

Januar memggeleng lemah, terlalu syok atas kedatangan Daniel yang tiba tiba. Apalagi suara lemut ayahnya itu

"Kenapa bisa berubah seperti ini? Dimana suara tegas ayah? "

"Maaf.. Maafin ayah januar, ayah menyesal.. Dan mulai hari ini ayah akan menjaga mu"

"Menyesal? " Januar tertawa hambar"SETELAH SEMUA YG AYAH LAKUKAN? "teriak januar tiba tiba

Dengan segera Daniel membawa januar ke dalam pelukan nya

" H-hiks lepas"isak januar dengan memukul dada Daniel namun tidak bereaksi apapun karna pukulan januar kali ini lemah"gw benci ayah hiks"

"Januar izinkan ayah menebua kesalahan ayah, walaupun sudah terlambat ayah mohon, ayah akan menjagamu dan menjadi yang terbaik.. Ayah tidak akan memaksamu lagi"

Januar mendongakkan kepalanya

"B-benar"

daniel mengangguk lalu kembali membawa kepala januar ke dalam pelukan nya

"Sekarang mandi oke? bukankah kita akan mengantar kan juanda ke tempat peristirahatan terakhir nya? "

Januar menghapus air matanya lalu menganggukkan kepalanya

"Ayah tunggu di bawah, jika membutuhkan sesuatu panggil ayah saja"

Setelah mengatakan itu Daniel juga keluar, hatinya juga terasa sesak tapi sebisa mungkin Daniel menyembunyikan rasa sedih nya

Walaupun sudah terlambat untuk meminta maaf, walaupun sudah terlambat untuk memperbaiki semuanya, selagi bisa dia akan berusaha dia akan berusaha menjadi ayah yang terbaik untuk putra sulung nya walau putra bungsu nya sudah pergi meninggalkan nya

"Ayah j-jangan hiks s-skit"

Daniel memejamkan kedua matanya rapat rapat, ingatan itu kembali ingatan dimana dia menyiksa putra bungsu nya tanpa ampun hanya karna kesalahan sepela, dirinya benar benar menyesal sekarang, andai waktu bisa diulang, dia akan menyayangi kedua putra nya dan dua akan meninggalkan semua pekerjaan nya hanya untuk bersenang senang bersama kedua putra nya

Tapi apa? Tuhan malah memberikan nya rasa penyesalan setelah salah satu diantara mereka pergi

"Juanda cuma mau dipeluk ayah"

"Ayo sayang, kamu mau dipeluk ayah kan? Ayo peluk ayah sekarang juga"gumam Daniel pelan

i'am juanda✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang