Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu juanda, ya anak itu akan pulang ke rumah, dan pergi dari rumah sakit setelah sekian lama menginap disana, lihatlah wajah anak itu yang sangat gembira dicampur sedih
Gembiranya anak itu akan kembali ke rumah, dan sedihnya ayah anak itu tidak menemani nya, dan tanpa diberitahu pun juanda tau apa alasan nya
"Ka.. " Panggil juanda pelan, menatap januar yang duduk di sebelah nya dengan mengemudi mobil, mobil itu dia pinjam dari jovan karna tidak mungkin dia membawa juanda pulang dengan motornya, apalgi anak itu baru sembuh
"Kita mampir ke minimarket sebentar ya? " Mohon juanda
"Ngapain? "
"Aku mau belanja, udah lama aku ga coba makanan di sana.. "
"Hm"
"Tapi.. Aku gapunya uang buat belanja nya" Ucap juanda lagi yang membuat januar kembali menatap anak itu, dia tahu dan dia mengerti bahwa juanda tidak pernah memiliki uang karna ayah mereka pun hanya memberikan januar uang, tidak dengan juanda"jadi aku boleh gak, pinjem uang kaka, nanti kalo aku ada kerjaan terus aku punya uang aku janji bakal ganti uang kakak"
Mengganti nya? Januar rasa tidak perlu
"Hm, ga perlu diganti dan lo gausah kerja nanti ngerepotim kalo ada apa-apa, mending fokus sekolah itu lebih baik"
"Tapi kalo aku ga kerja nanti aku dapet uang darimana? Ayah kan ga pernah kasi aku uang buat jajan. Ayah cuma kasih januar"
Januar menghela nafasnya pelan, dan tanpa sadar mereka setir mobilnya
"Gw tau, nanti biar gw yang kasi lo uang, dan jangan sampai gw tau lo kerja, kalo sampai ketahuan habis lo sama gw, paham? Gw bisa kasi lo uang setiap hari kalo lo mau, dan sekarang lo mau belanja? Ambil sepuasnya biar gw yang beliin dan gausah diganti, cukup ada disamping gw aja itu udah ngeganti semuanya"
Juanda meneguk ludahnya kasar mendengar perkataan yang diucapkan januar, perkataan yang seperti menekan, apakah saudaranya sudah benar benar berubah?
Tapi jika mengingat trauma masa lalunya, dia kembali takut jika disakiti oleh orang terdekat yang sudah dia anggap keluarga
Ckit
Hap
Juanda hampir membentur bagian depan, dan secepatnya januar menghadang kepalanya dengan satu tangan nya
"Cepet turun, beli apapun yang lo mau" Suruh januar
"Beneran? " Tanya juanda tidak percaya, tapi dibalas anggukan kecil dari januar"januar ga boong kan? "Tanya juanda lagi
" Cepet turun dan beli apapun, sebelum gw berubah pikiran karna pertanyaan gajelas lo. "
Juanda mengangguk dan dengan cepat masuk ke dalam minimarket itu, uang? Nanti januar yang akan masuk sendiri untuk membayarnya, dia tidak akan menyuruh juanda
Setelah melihat juanda sendiri masuk ke dalam minimarket, dirinya sendiri pun ikut turun dari mobil dan berdiri di depan nya, menunggu juanda selesai dengan urusan nya, dan dia akan membayarnya
"Lucu" Gumam januar pelan, lalu mengambil ponselnya yang berada di saku kanan nya karma terdapat panggilan
"Hm? "
"Gimana juanda? Dia udah sampai dirumah? Kalian selamat?
Ya, yang menghubungi nya saat ini adalah sang pemilik mobil, menelpon hanya ingin menanyakan kabar juanda
" Hm dia baik-baik aja, masih gw temenin ke minimarket, dia tadi minta sesuatu "
"Oh, kalo gtu cepet pulang, gw takutnya kalo lama lama di luar, nanti dia demam lagi"
"Bawel lo"
"Dih, yang penting bukan lo yang gw bawelin, gw masih belum yakin kalo lo bisa jagain juanda"
"Ya terserah, gw ada urusan jadi gw tutup telpon nya"
"Tap--tuttt"
Januar mematikan sambungan nya dengan sepihak dan tidak lupa memasukkan ponselnya, kakinya melangkah cepat masuk ke dalam minimarket
"Adek ini gimana sih, belanja tapi gabawa uang kalo gtu gausah ambil banyak banyak, bikin saya ribet aja"
"Maaf... "
"Ada apa ini? " Tanya januar
"Ini lo mas, anak ini masa belanja sebanyak ini ga bawa uang buat bayar, kan saya sebagai pegawai jadi repot ngembaliin nya"
"Maaf mbak, dia adek saya dan saya yang gaakan bayarin semua belanjaan dia, jangan mentang-mentang dia gabawa uang, mbak bisa seenaknya, saya sengaja ga kasi dia uang karna saya yang akan bayarin dia secara langsung" Ucap januar dengan tegas, lalu mengambil uang dari dompetnya "ambil kembalian nya"
Setelah mengatakan itu, januar menarik tangan juanda untuk keluar dari tempat itu, tidak lupa dengan tangan juanda yang membawa sekantong makanan
"Januar.. " Juanda mencoba menggerakkan tangan nya karna pergelangan nya yang sedikit sakit
"Gapapa? "
Juanda menggelengkan sambil masuk ke dalam mobil, diikuti oleh januar
"Lain kali panggil gw, gausah diem aja gw kan udah janji bakal bayarin semua belanjaan lo"
"Maaf"
"Juanda pikir, januar tadi bercanda karna januar cum diem di luar, ga ikut juanda masuk" Lanjutnya dengan menunduk
Januar menggeleng gelengkan kepalanya, bagaimana bisa anak itu berpikir seperti itu? Dirinya diam diluar karna emang malas ikut ke dalam, karna banyak orang, tapi juanda malah berpikir bahwa dia hanya bercanda, mana mungkin dia tega
"Januar hebat... Maafin juanda karna nuduh yang gak-gak"