19. Memutar waktu?
"Hai januar! "
Januar mendongak dan menatap gadisnya
"Yura? Kamu datang? "
Yura mengangguk nganggukan kepalanya, dan ikut duduk di samping januar
"Kamu baik-baik aja kan? Kenapa mata kamu penuh sembab hm? Kamu nangis? Hey? Masa cowok nangis sih. Nanti ganteng nya ilang terus ga keliatan galak lagi.. " Yura tersenyum tipis
"Emang kalo cowok gaboleh nangis? " Tanya januar
"Ga dong! Juanda aja ga nangis waktu dipukul sama ayah kamu terus waktu kamu bentak! Kenapa kamu nangis waktu ditinggal tidur sama juanda hm?"
"Aku sejahat itu ya selama ini? "
"Sejahat? Kalo semisalnya semua orang jahat dikumpulin di dunia ini mungkin kamu salah satunya januar, kamu udah benci anak yang ga bersalah hanya kepergian satu orang. Mungkin semua orang ga mau kehilangan sosok bunda, tapi ga sepatutnya kamu benci anak yang ga bersalah! Kamu paham maksud aku? Bunda kamu cuma bertugas buat nyelametin anak kesayngan nya! Kalo kamu benci juanda sama dengan kamu benci sama bunda kamu sendiri, karna ada apa? Karna juanda juga salah satu darah daging bunda kamu, kesayangan bunda kamu. "
"Sekarang gw harus berbuat apa? "
"Memutar waktu? "
Januar menaikkan sebelah alisnya
"Ah maksud aku memperbaiki semuanya mungkin? "
"Yura.. " Januar beralih memanggik gadis itu dengan nada lirih"gimana kalo kita berakhir sampai sini? "
"Berakhir? "
"Hubungan kita.. "
"Kenapa? "
"Maaf sebelumnya kalo lo kecewa, tapi gw pacarin lo cuma karna dare temen-temen gw yang berarti gw gada perasaan apapun sama lo, tapi yang bukan berarti gw ga sayang sama lo. Gw sayang sama lo tapi cuma sekedar saudara ga lebih, sorry. "
"Haha ternyata selain brsngsek sama juanda, lo brsngsek sama gw juga ya jan? Berapa perempuan yang lo sakitin diluaran sana? "
Januar menggeleng pelan
"Lo yang pertama dan terakhir.. "
Januar tahu bahwa dirinya jahat, tapi apa yang harus dirinya lakukan? Semua ini sudah terjadi
"Gw pergi dulu.. "Final januar meninggalkan yura seorang diri di taman
" Gw juga pacarin lo karna kasihan jan.."yura menatap kepergian januar dengan tersenyum tipis"tapi bukan berarti rasa sayang ini bohong.. "
Di sisi lain
"Dean, gw capek... " Ucapnya menyenderkan kepalanya pada bahu Dean"izinin gw nyender bentar yaa "
Agam memejamkan kedua matanya. Untuk sedikit mengistirahatkan pikiran nya
"Kenapa? "
Tidak ada jawaban
"Gam? " Panggil Dean"aelah malah tidur! "
"Agam tidur? " Tanya johan yang baru datang dari kamar mandi mendapati anggukan kecil dari Dean
"Jo! Lo gamau pulang? Sampe kapan lo bakal nunggu dirumah sakit? "
"Gw bakal tetep disini. "
"Besok kita semua harus sekolah termasuk lo, mending kita pulang aja masih ada januar yang bisa nungguin juanda. "
Walaupun seperti itu johan tetap bersikeras ingin menunggu juanda
Johan duduk di sebelah kanan Dean, karna di sebelah kiri anak itu ada Agam yang sedang menyender dengan memejamkan kedua matanya
Piang
"Jo? Itu dari dalam? "Tanya Dean ragu
" Gw ke dalam dulu"
Dengan segera johan berlari untuk masuk ke dalam sekedar memeriksa, terdengar suara pecahan gelas ataupun kaca yang lain nya yang bisa saja berasal dari juanda sndiri
"Juanda? Hey?? "
"H-hiks sakit! J-jangan lagi, j-juanda ga sengaja h-hiks.. "
"Hey? Lo kenapa? "
Johan memeluk tubuh juanda agar anak itu sedikit tenang
"Takut... "
"Juanda? sekarang cerita apa yang buat lo takut hm? "
Juanda menggeleng Gelengkan kepalanya kuat. Dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang johan
"Januar mana... "
"Januar gamau liat juanda ya? Dia masih benci sama juanda ya? Apa se gak penting itukah hidup juanda di dunia ini? Sampai januar sebenci ini sama juanda? "Lanjut nya
" Enggak juanda, januar ga benci sama lo justru dia sayang sama lo"
"Buktinya? "
"Rasa sayang ga perlu bukti. "
"Terus? Aku harus apa biar percaya? "
"Lo baru sadar, jangan kebanyakan gerak. Istirahat ya? "
Lagi dan lagi juanda menggeleng
"Gamau." Cicitnya
Johan tersenyum tipis
"Terus mau apa hm? " Johan beraliu bertanya. Menatap kedua manik juanda
Juanda tersenyum tipis, senyuman nya sangat manis membuat johan tidak bisa mengalihkan pandangan nya
"Es krim? " Tanya juanda pelan
"Gak! Lo baru sadar, yang lain ya? "
"Tapi juan mau es krim... "
Juanda menundukkan kepalanya dan menampilkan wajah sedihnya
"Oke, es krim tapi cuma satu aja ya? " Pasrah johan
Dengan semangat juanda menganggukkan kepalanya, sejujurnya dia tidak ingin membelikan juanda es krim karna anak itu baru saja sadar dari koma nya tapi setelah melihat wajah sedih anak itu, membuat dirinya tidak tega dan cepat luluh