06. ketidak adilan

287 24 0
                                        

Juanda adipati, nama yang diberikan oleh bunda ku. Nama yang akan mudah setiap orang mengingat nya, nama dengan penuh arti di dalam nya

- juanda adipati

•••

06. Ketidak adilan

"Januar? Kamu darimana aja? Terus kenapa bisa basah kuyup kaya gini? Kamu kan bisa tunggu hujan reda sebelum pulang! " Panik juanda dengan menghampiri januar yang berdiri "sini aku keringan baju kami"

Januar menepis tangan juanda

"Gausah, gw bisa sendiri" Tolak januar berjalan meninggalkan juanda begitu saja

Juanda menundukkan kepalanya menggigit bibir bawahnya

"Mungkin? Salah aku? " Pikir juanda dengan berguman dan kembali mendongakkan kepalanya "maaf yaaa kamu jadi kebasahan kaya gitu gegara aku, aku tau kamu pasti cemburu kan? Tapi maaf januar cuma yura yang ngertiin aku. Aku gapunya siapa siapa lagii! "

Juanda mengepalkan tangannya dan menghela nafasnya. Kakinya mulai melangkah menaiki tangga

"Januar? " Panggil juanda pelan. Sedikit mengintip dari balik pintu"aku boleh masuk ga? "

"Ngapain lo kesini? " Juanda menggeleng"kalo ga penting pergi aja gw bisa keringin baju gw sendiri "

Juanda menggeleng dan tetep kekeh masuk ke dalam tanpa menunggu izin dari pemilik kamar

"Januar? Kamu marah ya? "

Januar mengerutkan dahinya

"Buat apa gw marah? Ga guna, gw hargai posisi lo saat ini, tapi kalo lo nya kelewatan batas sampai kapanpun gw gabsia maafin lo! "

"Iya aku tau, tap---"

"Bisa keluar? Gw mau istirahat" Potong januar dengan cepat

"Bajunya gamau aku keringin dulu?"

"Gausah, nanti juga kering sendiri gausah sok peduli"

"Tapi nanti kamu sakit! "

"Gw bilang gausah sok peduli, lo paham kan?" Tanya januar dengan penekanan di setiap kalimat nya"gw benci sama org yang sok peduli"lanjut januar dengan senyum paksa

"Iya aku minta maaf! "

Setelah itu juanda pergi meninggalkan januar di kamarnya

"Sok peduli bgt" Gumam januar dengan pelan

•••

"Ambilkan saya kopi! "

Juanda mengangguk melangkahkan kaki nya dan----

Brukhh

"Aishh, apa kau tidak bisa berjalan dengan benar huh? Kau membuat semua berkas ku berantakan sialan" Marahnya"kenapa di rumah ini harus ada anak sialan seperti mu? Dan sepatutnya anak sialan seperti mu itu pantasnya musnah saja! "

Juanda menundukkan kepalanya dan meremat ujung bajunya dengan kasar

"M-maaf ayah"

"Apa kata maaf mu bisa mengembalikan keadaan hah! " Daniel kembali berucap dengan membentak

"B-biar a-aku bereskan"

Dugh

Daniel mendorong tubuh juanda dengan kasar

"Tidak ush, kau hanya membuat semuanya berantakan! "

"Ayah kenapa sangat membenciku hiks" Tangisan yang sejak tadi juanda tahan kini terpecah"aku hanya ingin diperlakukan dengan adil hiks! Aku jika ingin mendapatkan kasih sayang mu hiks! Seperti ayah menyayangi januar! Apa setidak pantas itulah aku hidup hiks! "

"IYA TIDAK PANTAS! KARNA ORANG SEPERTI MU ISTRIKU MENINGGALKAN AKU UNTUK SEKAMANYA! KAU HANYA ANAK PEMBAWA SIAL YANG KEBETULAN HIDUP DI DUNIA INI!!! "

"TAPI SEMUA INI TAKDIR AYAHH! "

Plak

"MASIH BISA BERTERIAK HAH! "

Juanda memegangi pipi kanan nya yang terasa perih dan panas

"Masuk ke dalam kamarmu! Dan untuk malam ini dan besok kau tidak boleh makan"

"Tapi aku lapar! "

"Urusanku? Tidak. Dan jika sampai aku melihatmu makan lihat saja aku akan mengurung mu di dalam gudang seperti waktu itu! "

Juanda mengangguki kepalanya dengan berulang kali. Dan berlari meninggal ruang tamu yang terlibat berantakan oleh berkas

"Biar aku bantu! "

"Januar? Ayah kira kau sedang keluar! "

"Tidak! Aku sejak tadi hanya di dalam kamar membaca buku! "

"Berarti kau mendengarkan segalanya?"

Januar mengangguk. Memang benar dia melihat semuanya bahkan dia mendengarkan bagaimana juanda melawan. Tetapi januar tidak berniat untuk membantu ataupun menolong

Dia tidak begitu peduli, bahkan jika anak itu mati sekalipun dia tidak akan peduli

"Terimakasih sudah membantu ayah! Ini uang untukmu! Jika memerlukan nya lagi beritahu ayah! "

"Kenapa tidak memberikan nya pada juanda saja? Aku masih mempunyai cukup uang! "

Daniel menghela nafasnya

" Tidak! Anak itu pantas dihukum ayah tidak akan memberikan nya uang ataupun makan sampai besok malam! "

"Bagaimana jika dia sakit? " Januar kembali bertanya

"Kenapa? Kau peduli dengan nya? Apa saat ini rasa benci mu sudah berubah dengan rasa sayang? Ingatlah januar kita kehilangan orang yang kita sayangi karna anak itu! "

Iya. Januar ingat karna anak itu dia kehilangan sosok bunda yang sangat dia sayangi selama ini, tapi haruskah dia membenci juanda untuk selamanya? Dia tidak mengerti dengan segala pikirkan nya

Yang ada di dalam dirinya hanyalah gengsi

"Terimakasih uang nya! "

Daniel mengangguk dan menepuk pundak januar pelan

"Nih! "

Januar membuang sebuah kertas yang terkepal. Tepat mengenai tangan juanda

"Apa ini? "

"Uang! Buat lo beli makan dan jangan pernah bilang sama ayah kalo lo dapetin uang itu dari gw, dan jangan sampe ketauan kalo lo makan. Kalo lo gamau dikurung di gudang! "

"Kamu? Sayang aku kan? "

"Gak" Balas januar dengan cepat! Buat apa sayang sama pembunuh? "

Juanda hanya bisa tersenyum dan kembali menahan tangisan nya

i'am juanda✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang