24. firasat

181 19 2
                                        

"Masuk" Suruh januar yang melihat juanda hanya diam di luar tanpa kembali melangkah masuk ke dalam rumah"tunggu apalagi? Ayok masuk"

Juanda menggeleng pelan

"Gw bilang masuk juanda, lo mau jadi gelandangan diluar sana kalo ga mau masuk? Kaya bisa hidup tanpa gw aja"

Lagi dan lagi juanda menggeleng, dia akan lebih tidak ingin menjadi gelandangan, jadi dia memilih untuk ikut masuk dan berjalan sampingan dengan januar

"Rumahnya gada yang berubah... Sunyi" Gumam juanda namun masih bisa terdengar oleh januar, pemuda itu hanya diam dan tersenyum tipis, tetap melangkah ke lantai atas dengan juanda yang dia genggam seerat mungkin "istirahat"

"Januar mau kemana? "

"Gw mau ke kamar, lo istirahat aja nanti gw balik lagi kesini"

"Jangan pergi" Cicit juanda saat januar ingin pergi meninggalkan nya"takut.. "

"Apa yang lo takutin hm? Bukan nya kamar ini tempat ternyaman lo sampai lo gamau keluar? Lihat kamar ini, gada yang berubah, semuanya masih tetep sama disaat lo terakhir kali disini"

Juanda tersenyum, dan mengangguk, dia tidak mengerti apa yang dia takutkan, sikap januar dengan nya sudah sedikit demi sedikit berubah, tapi ntah kenapa dirinya masih merasakan rasa takut itu

Sekarang yang berada di dalam kamar itu hanyalah juanda seorang, tidak ada siapapun lagi

Juanda kembali tersenyum, menatap seluruh kamarnya yang masih tetap sama, namun rasanya berbeda, dia tidak tahu apa yang membuat semuanya terasa berbeda

"Istirahat apa aja ya? " Pikir juanda setelah lama berdiri"istirahat aja, nanti dimarahin januar "lanjutnya lagi

Juanda membaringkan tubuhnya diatas kasur dan menarik selimut agar menutupi setengah badan nya, detik kemudian juanda menutup kedua matanya

" Gw masih benci lo ju, tapi ntah kenapa gw gabisa benci lo, presetan dengan ikatan saudara, gw ga peduli, kita cuma saudara tiri yang kebetulan mirip"gumam januar dari balik pintu yang hanya terbuka sedikit

Skip disiang hari.

"Januar? " Panggil juanda pelan, saat mendapati januar yang masuk ke dalam kamarnya tanpa mengetok pintu"kamu bikin kaget aja, kenapa ga ketok pintu dulu? Aku kira tadi siapa "

"Harus? "

Juanda menggeleng pelan, januar menghela nafasnya kembali menutup pintu itu dan berjalan mendekat ke arah  januar dengan membawa sepiring makanan dan segelas susu hangat

"Lo makan dan minum susu ini" Pinta nya"gw mau ke rumah johan buat ngembaliin mobil nya dan ngambil motor gw yang gw tinggal di rumah nya"

"Emm, aku boleh ikut? "

"Gak, lo di rumah aja nanti kalo ada sesuatu repot"

Juanda menunduk kecewa, padahal dia ingin bertemu dengan sosok johan dan berterimakasih kepadanya

"Lain kali aja oke? Kalo lo udah bener-bener pulih"

"Tapi januar, besok aku udah boleh sekolah kan? "

"Kalo gw bilang gak? "

Lagi dan lagi juanda menatap kecewa sosok di hadapan nya, apakah dirinya juga tidak boleh sekolah? Tapi dia sadar dia tidak mempunyai biaya untuk itu

"Ah aku tau kalo aku gaboleh sekolah karna aku gapunya ua---"

"Lo boleh sekolah semau lo, bahkan sampai lulus"

Seketika wajah juanda berbinar, dan senang dengan hal itu

"Beneran? Januar ngebolehik juanda buat sekolahh??? Terimakasih. "

Reflek juanda merentangkan tangan nya dan memeluk tubuh januar erat membuat sang empu diam dan hanya menerima nya

"Nyaman" Gumam januar pelan

"Makasi sekali lagi" Ucap juanda melepaskan pelukan diantara mereka

"Hm, sekarang lo makan dan minum susunya, gw mau kerumah johan buat ngembaliin mobil nya, dan inget jangan keluar kamar, lo baru keluar dari rumah sakit, tetep di kamar sampai gw pulang, dan jangan ngambil benda tajam, ngerti? "

Juanda mengangguk mengerti, dan membiarkan januar untuk pergi

Setelah januar pergi, tangan juanda beralih mengambil sepiring makanan yang tadinya dibawa oleh januar untuknya

"Ayam!? " Senang juanda

Juanda segera memakan makanan itu sampai habis, jujur saja dirinya laparr, padahal sebelum pulang dirinya sudah makan sepiring nasi goreng, apa ini efek dirinya jarang memakan makanan seperti ini?

Setelah makanan itu habis, juanda menaruu piring yang sudah kosong di atas nakas dan mengambil segelas susu dan meneguknya sampai habis

Hangat

"Sekarang aku harus apa? Aku ga diizinin keluar kamar.. "

"Tapi ayah dimana? " Tanya juanda pada dirinya sendiri"apa diruang kerja nya ya? Aku pengen lihat... "

"Tapi ga dibolehin.. "

"Tapi aku mau ketemu ayah.. " Lanjut nya lagi

Ah, rasa ingin bertemu sosok itu membuat juanda bingung, ingin menemui atau tidak, tapi dirinya tidak diizinkan untuk keluar kamar, tapi dirinya ingin bertemu ayahnya

"Bodo deh, lagian ketemu ayah aja kan?? Ga akan bikin aku terluka. "

"Tapi firasat ku ga enak. "

"Gamau tau, aku mau ketemu ayah. "

Pada akhirnya juanda berdiri dari ranjang nya dan membuka pintu itu secara perlahan, tentu kalian tau tujuan anak itu bukan? Pergi keruangan ayahnya yang tak lain adalah daniel

i'am juanda✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang