39. ¦ Empat Dalang

8 2 0
                                    

⚠️ Daerah rawan typo ⚠️

*
*
*
*
___| titik mulai |___

Di pinggiran kota, terdapat sebuah bangunan dengan dua tingkat yang terbengkalai. Tanaman belukar dan sarang hewan hewan kecil nampak menghiasi baik didalam atau diluar bangunan itu.

Didalamnya, terdapat sebuah ruangan kotor dan berdebu yang berisikan seorang gadis didalam nya.

Kasimara Laganata. Gadis yang sudah dua hari ini dikabarkan hilang, kini tengah berada didalam ruangan kotor tersebut, dengan posisi duduk dan diikat di sebuah kursi.

Selama dua hari itu baik keluarga maupun anggota geng motor nya sama sama merangkul bahu untuk menemukan keberadaannya.

Hampir keseluruhan tempat di kota Jakarta sudah mereka telusuri, tetapi, jejak Mara seakan benar benar lenyap bak ditelan bumi.

Dan selama dua hari itulah Mara selalu mendapat perlakuan yang tidak meng-enak kan dari seseorang yang menculik nya itu.

Tak.

Tak.

Tak.

Derap suara beberapa langkah kaki terdengar nyaring di bangunan yang sepi dan tak berpenghuni itu.

Mara menatap tajam kearah pintu ruangan, mengamati orang orang yang mulai memasuki ruangan satu persatu.

Satu.

Dua.

Tiga.

Empat.

Lima.

Satu orang remaja wanita, satu pria paruh baya, dan tiga remaja laki laki memasuki ruangan dan berjejer tepat didepannya. Tak lupa pula tatapan mengejek yang mereka berikan.

"Kalian kalo minta harta gue bilang anjing, gak perlu lo repot repot nyulik gue gini!" bentak Mara dengan emosi.

Tatapan nyalang ia berikan kepada kelima orang itu. Luka fisik serta tenaga nya yang menurun seakan tidak mempan untuk membuatnya menjadi gadis lemah.

"Ya, ya, mungkin itu bisa terjadi. Tapi bukankah lebih seru jika aku mendapat hartamu dan keluarga mu kehilangan mu?" ucap pria paruh baya itu.

"Cih, lo siapa sih!? mau lo itu apa anjing!!?" sentak Mara terbawa emosi.

"Nah, itu pertanyaan yang saya tunggu. Perkenalkan, saya pemilik perusahaan yang bermusuhan dengan perusahaan keluarga kamu, sekaligus alasan kematian kedua orang tua kamu. Saya adalah Rio Orleanst." jelas pria paruh baya itu santai, setelah mengakui perbuatannya dimasa lalu.

"BANGSAT, SIALAN LO ANJING!! GARA GARA LO HIDUP GUE HANCUR!!" marah Mara.

Bagaimana bisa seseorang yang sudah membunuh kedua orang tuanya, dan sekaligus membuat hidupnya dipenuhi topeng senyuman itu kini datang kembali dan mengganggu hidupnya, dan sekarang malah secara terang terangan memperkenalkan dirinya dengan perawakan yang sangat angkuh.

"Shttt, kamu sudah mau mati, bukan kah lebih baik kau meminta maaf kepadaku?"

"Yang ada lo yang harus minta maaf ke keluarga gue sialan!" bantah Mara.

CAMOUFLAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang