31. ¦ Informasi baru

7 2 0
                                    

⚠️ Daerah rawan typo ⚠️

*
*
*
*
___| titik mulai |___

Mara tengah menyandarkan tubuhnya di bangku taman belakang sekolah nya. Berbagai kejadian aneh yang menimpanya belakangan ini membuat kepalanya jenuh.

Untung saja saat ini Noval sedang bolos di kantin bersama temannya yang lain, jadi dia bisa memiliki waktu untuk sendiri dulu.

Suasana tenang yang muncul karna kesunyian di tempat ini membuatnya merasa lebih baik.

Mara memejamkan matanya sembari menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

Ting!!

Satu suara notifikasi dari hp nya memecah keheningan di tempat ini.

Ayah♡
Pulang sekolah langsung ke kantor.
Jangan mampir mampir dulu, ini penting!

You
oke, yah.

Ayah♡
See you sweet.

You
/read

Pesan percakapan singkat antara ia dan ayahnya sedikit membuatnya terheran. Tak biasanya ayahnya memintanya ke kantor dengan segera.

Setelah memastikan kembali ponselnya, ia beralih kembali ke posisi awal sambil memejamkan matanya lagi.

Tak lama angin pun mulai menerpa wajahnya, dan tiba tiba saja hembusan angin itu berubah menghangat dengan sedikit aroma.

Ralat, itu bukan angin, lebih tepatnya hembusan nafas dari seseorang.

Merasa ada yang aneh, Mara pun dengan perlahan mulai membuka matanya.

Deg.

Jantung Mara berdetak tak normal saat melihat jelas wajah seseorang yang berada tepat satu jengkal dari wajahnya.

Jika kalian pikir itu Noval, Khelvin, atau temanya yang lain, maka kalian salah. Karena orang yang kali ini berada di depannya adalah Lenzo! salah satu orang yang masuk kedalam daftar tersangka.

"Sendiri aja?" tanya Lenzo dengan nada bariton nya.

Mara yang ditanya seperti itu pun sontak langsung merasa keringat dingin. Selain jarak keduanya yang begitu dekat, suasana taman yang tampak sepi akan semakin menyulitkan nya untuk meminta tolong.

Bugh.

Satu pukulan telak mendarat sempurna di pipi tirus cowok itu, membuat nya sedikit oleng dan terjatuh ditanah. Dan pelakunya adalah Mara.

Mara yang panik refleks meninju cowok didepannya tadi sebagai bentuk perlawanan.

"Sttt, sikap lo yang ini bikin gue makin tertarik buat make lo. Kira kira gimana pendapat Khelvin dan abang lo itu ya?" ucapnya sedikit meringis.

"Terserah, apapun itu gak bakalan bisa." balas Mara.

"Ck, gue bisa bayar berapapun yang lo mau." ucapnya lagi.

"Gue didik dan dijaga layaknya putri mahkota. Uang lo gak bakal bisa dapetin apa yang lo mau dari gue. Gue bukan orang murahan kayak lo." sarkasnya.

"Masa sih? kalo gue ambil salah satu orang di hidup lo gimana? Contohnya keluarga atau sahabat lo gitu?" sebuah seringai mulai muncul di bibir Lenzo.

CAMOUFLAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang