44. Di akhir senja [ End ]

12 3 0
                                    

Tugas ku untuk menjagamu, menemanimu, membimbing mu, kini telah usai, tepat saat kamu menemukan pengganti ku yang akan menjadi pasangan mu kelak.
~Noval Erlangga~

⚠️ Daerah rawan typo ⚠️

*
*
*
*
___| titik mulai |___

Cahaya jingga kemerahan mulai menguasai langit. Sang matahari yang perlahan menghilang, bak tenggelam memasuki luas nya lautan.

Senja.

Satu waktu yang paling ditunggu dan disukai sebagai tipe manusia. Menikmati proses terbenamnya matahari dengan merenung, bermain, bersanda gurau, dan mungkin waktu yang pas untuk menikmati waktu berdua dengan pasangan, atau bahkan waktu yang pas untuk menikmati waktu dengan kesendirian.

Di pesisir pantai, terdapat sekumpulan remaja yang ikut turut serta dalam menikmati segala bentuk pesona senja.

"Lo udah suka gue kan?" tanya Khelvin memulai obrolan.

"Gak tau, hubungan kita terjadi cepet banget. Gue gak yakin gimana perasaan gue." jawab Mara.

Saat ini pasangan remaja itu sedang duduk berdampingan di atas pasir pesisir pantai, memandang lurus yang bulatan matahari yang mulai tenggelam. Sesekali juga memandang teman temannya yang sibuk melakukan kesenangannya.

"Lo yakin?"

"Mara ..., gue tulus cinta sama lo. Bisa bales perasaan gue ini?" Khelvin menatap manik mata Mara dengan dalam.

"Lo satu satunya cewek yang bikin dinding pembatas gue roboh. Please.. bantu gue buat gak benci sama perempuan."

"Kenapa Lo benci sama perempuan?" Mara memiringkan kepalanya menatap Khelvin.

"

Mama. Ayah bunuh dia di dapur, depan mata gue sendiri. Saat itu gue masih kecil, gue yang waktu itu cuma liat kejadian sembunyi sembunyi cuma bisa bungkam dan gak ngomong apapun, termasuk nanya alasannya ke Ayah. Disaat umur gue mulai bertambah gue pernah debat sama Ayah, dan akhirnya dia bilang alasannya. Ayah bunuh Mama karena Mama selingkuh dan sering bermain dengan banyak pria dibelakang Ayah. Dan disaat itu, kepercayaan gue hancur. Mama, wanita paling baik yang sudah gue anggap seperti malaikat, nyatanya tidak lebih seperti seorang jalang, bahkan disaat dia sudah menikah dan mempunyai anak."

"Gue stress. Ayah juga masih gak terima, alhasil dia lampiaskan semuanya ke gue. Gue muak, gue capek dipaksa ini itu, selalu jadi korban pelampiasan,  selalu dituntut. Gue tau, Ayah sama stress nya kayak gue waktu tau kelakuan Mama, tapi dia salah, gue benci dia karena selalu lampiaskan semuanya ke anak dia sendiri. Sampai semuanya berhenti saat gue masuk SMA. Gue kabur dari rumah, marga gue udah dihapus juga, sampai ketemu orang asing, yaitu paman Arlan. Dan sekarang, cuma Paman Arlan keluarga gue, dia jadi pengganti Ayah setelah gue kabur sampe sekarang."

"Lo tau? Lo cewek pertama yang tau latar belakang gue, ralat, Lo orang pertama yang tau ini. Bahkan Dani gak tau sama sekali." lanjutnya tersenyum menatap Mara.

"Maaf ..., gue bakal berusaha untuk balas perasaan Lo." Mara merasa bersalah karena membuat Khelvin kembali mengungkit masa lalu nya.

"It's okay, lagipula sekarang gue udah punya Lo dan Paman dihidup gue."

"Kalo gue suka sama orang lain gimana?" tanya Mara tiba tiba.

Khelvin mengerutkan keningnya, ia menatap tidak suka ke arah Mara yang berada disebelahnya, "Gak boleh! Lo cuma boleh suka sama gue! Lo itu jodoh gue!"

CAMOUFLAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang