28. ¦ Al? El? Tanza?

9 3 0
                                    

Penampilan tidak selalu menunjukkan sifat aslinya. Jadi jangan terlalu terbuai dengan penampilan seseorang.
~ Emmelyn ~

⚠️ Daerah rawan typo ⚠️

*
*
*
*
___| titik mulai |___

Mara dan teman temannya baru saja tiba di sekolah mereka. Kedatangan nya di sambut dengan pemandangan orang orang yang mengerubungi sesuatu di tengah halaman depan sekolah nya.

Baik Mara dan yang lainnya, mereka sama sama menyerngitkan dahinya kebingungan dengan hal yang terjadi sekarang ini.

"Ini pada napa, dah? ada pembagian sembako gratis, atau ada artis dateng, nih?" tanya Noval asal.

"Kek nya opsi ketiga. Lagi ada yang bagi bagi dollar sama emas batangan, tuh." jawab Alin ngawur.

"Iiihh, bukan. Itu lagi nonton orang tutorial main lato lato." timpal Elyn tak kalah ngawur.

"Udah, sekarang kita ke sana langsung aja." putus Dani.

Kerumunan yang awalnya padat itu seakan tak berlaku untuk mereka. Tanpa di minta pun satu persatu murid yang disekitarnya perlahan menyingkir untuk membuka jalan.

Saat berada tepat di barisan paling depan, mereka sama sama di kejutkan dengan mayat dua siswi yang sama sama terikat di dua kursi dengan posisi saling membelakangi.

Kondisi keduanya sama sama sudah di penuhi dengan bercak darah, luka luka sayat di bagian lengan, serta beberapa bekas pukulan di area wajah dan kepala bagian belakang.

Untuk sesaat tidak ada yang berkomentar. Mereka sama sama terpaku dengan penampakan di depannya ini.

෴෴෴

Karena adanya tragedi itu, sekolah terpaksa di non aktifkan oleh pemerintah setempat untuk sementara waktu karna akan diadakan penyelidikan lebih lanjut.

Dan untuk itu, Noval dan teman temannya kini sedang berkumpul di kediaman Tanabasta, atau lebih tepatnya di dalam ruang kumpul pribadi untuk Noval, Mara, Elyn, dan juga Akbar.

Ya, sangking dekatnya hubungan keluarga Tanabasta dan Laganata, serta sangking sering nya Novak dan Mara bermain di sana, mereka berempat sampai memiliki ruang pribadi khusus berkumpul bersama.

"Dua cewek itu adalah pelaku yang bully Mara di gudang kemarin." ungkap Noval dengan santai.

"H-hahh?!" pekik semuanya berbarengan.

"Lo tau dari mana?" tanya Dani dengan penuh selidik.

"Jangan pikir gue bakal diem aja waktu Mara dapet perlakuan kayak kemaren. Gue juga punya pheonix yang siap bantu gue kapan aja, termasuk nyari tau pelaku Mara kemarin. Dan lagian pheonix juga gak akan diem aja kalo anggota nya kenapa napa, terlebih lagi Mara itu kan, queen mereka." ucap Noval panjang namun tetap santai.

"Jangan bilang kalo anggota suruhan lo yang ngelakuin ini." tuding Alin.

"Gak mungkin. Pheonix gak kayak gitu. Iya kan, val?" sarkas Elyn.

"Hm, gue emang mau kasih pelajaran ke mereka, tapi pulang sekolah nanti. Lagian gue bukan banci yang ngelawan cewek, gue suruh nya anggota gue yang cewek juga, kok. Itu pun dengan batasan gak lebih dari pingsan." jawab Noval seadanya.

"Terus siapa? mungkinkah kalo ada orang lain yang juga dendam sama mereka?" tanya Khelvin yang sedari tadi hanya diam.

"Kayak nya gak mungkin, soalnya selama ini mereka gak pernah dapet kasus." jawab Dani.

CAMOUFLAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang