LIMA

55 3 0
                                    


🍁🍁🍁🍁


" Tapi ,kita ada dimana bu sekarang ?" Tanya Aleena tersadar akan tempat yang terasa asing ini

" Ehmm... Kita ada di rumah om juan ,sayang " lirih ibu dengan senyum tersimpul di bibir nya

" Om juan? Siapa bu? " Tanya aleena merasa asing dengan nama itu

Tangis ibu tiba-tiba kembali pecah, ia tampak ingin mneyampaikan sesuatu namun merasa tak enak dengan aleena...

ia mengambil lembut tangan aleena dan menggenggamnya erat

" Om juan.. orang yang akan menjadi...ayah mertua mu aleena... "

Aleena terkejut bukan main dengan kalimat yang ibunya ucapkan. Mata indahnya terbuka lebar, meminta ibunya mengulangi ucapannya... Ia pasti salah dengar

" Iya sayang,... Ibu akan jodohkan kamu dengan putra tunggal om juan,..te..teman lama ayah " titah ibu memperjelas kalimatnya ,tampak terbata bata ketika mengucap 'teman lama ayah'.

Rasa kaget aleena bertambah seribu kali lipat, apa yang ibunya maksud dengan kalimatnya itu?

Apa dia benar-benar akan dijodohkan dengan anak dari seseorang yang bahkan ia tak mengenalnya samasekali?

" Bu? Aleena gak salah denger kann? Ibu mau JODOHIN aleena?" Tanyanya menekan pada kata 'jodohin'. Ia melepas genggaman ibu

"...ibu tau sayang, kamu pasti gak percaya dan ga akan terima dengan perjodohan ini... Tapi kamu harus mau aleena.. hiks... Karena ini adalah permintaan terakhir ayahmu... "

( Dua belas tahun lalu )

"Argh..." Rintih seorang pria paruh baya tampak kesakitan

" Vid, ...hiks.. mm..ma..maafkan aku... " Tangis juan menatap pria yang tengah tergeletak lemah dan berlumuran darah itu, ia memangku kepala pria itu di paha nya

Pria itu menoleh ke arah juan menatap lekat matanya. Ia terkikih lembut

"... Maaf? Maaf untuk apa ju? Kamu gak salah apa-apa.." kalimat itu keluar dari mulut yang telah mengeluarkan darah itu

" Seharusnya aku membantumu tadi... Hiks... T..t..tapi aku terlalu tak...." kalimat nya tak terselesaikan

" Nggak...Ini bukan salahmu ju..kamu temanku... uhuk uhuk.. Mungkin memang ini takdirku... " lirihnya tampak menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya

Juan hanya dapat menangis sembari menatap sayu temannya ,bukan... 'Sahabatnya' itu ..

" Ohiya... Aku ingin minta maaf belum bisa melunasi hutang ku.. hehe... " Ujar pria itu berusaha terkikih kecil,

" Namun sesuai janji ku waktu itu,.. jodohkanlah putriku dengan anakmu .. pastikan mereka berdua bahagia dalam ikatan cinta... " Sambung nya menggenggam tangan juan ,meski darah bercucuran di tanganya. Ia tak peduli soal rasa sakit yang ia rasakan

"Hiks... Iya vid, aku janji .. akan kupastikan mereka bahagia bersama... " Pungkas juan berusaha tegar dengan senyum terukir di tengah tangisnya.

David tersenyum bahagia... Ia percaya dengan sahabat nya itu... Dirinya telah lega dan kini jiwa nya telah siap meninggalkan raga nya. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan sahabat terbaiknya itu

Juan meratapi tubuh sahabat nya yang telah bercucuran darah itu, mengingat usaha mereka berdua, bersama sama membangun sebuah perusahaan kecil , yang bermulai dari nol... Suka duka telah mereka cicipi ...hingga kegagalan yang berkali kali telah menjatuhkan mereka... Kini , mau tak mau ia harus mengembangkan perusahaan itu sendiri.

~

~~~

Bak ditusuk seribu pisau , hati aleena hancur berkeping keping setelah mendengar cerita masa lalu yang ibunya ceritakan , kenyataan pahit itu menerkam kasar perasaan lembut nya

Bagaimana bisa , selama ini ia tidak tahu mengenai masa lalu pahit ayahnya itu. Yang ia tahu, ayahnya hanya meninggal karena penyakit diabetes yang dideritanya

" J..jadi.. selama ini, ibu.. b...bohong sama aku? " Lirih aleena terbata bata tampak kecewa dengan ibunya

" Ibu gak bermaksud bohong sayang , ibu akan memberi tahu kamu diwaktu yang tepat, dan ibu rasa... Sekarang lah waktunya ...hiks " balas ibu dengan raut wajah sedih

Mendengarnya, aleena hanya bisa menunduk pasrah, sepertinya memang inilah jalan takdirnya.
Ia sadar, marah pun tak akan mampu mengubah keadaan.

Dan kini, sebuah kewajiban harus ia lakukan,  mengikuti permintaan terakhir lelaki terbaik yang telah lama pergi meninggalkannya itu.

" Bu... Jikalau ini memang yang ayah minta, aleena bersedia menunaikannya.. meski aleena tak bisa berjanji bahwa aleena akan mencintai lelaki yang akan dijodohkan dengan aleena itu, tapi aleena akan berusaha.." ucapnya tampak mantap.

sebenarnya, dari awal aleena memang tidak terlalu keberatan dengan perjodohan ini, karena sudah menjadi prioritas hidupnya sejak dulu bahwa ia akan selalu menerima takdir yang telah ditetapkan untuknya ,tak peduli seberapa besar takdir itu akan menghancurkan perasaanya.

Namun ia hanya lebih kepada kecewa terhadap
Ibunya, terhadap bagaimana wanita terpercaya nya itu menyembunyikan kenyataan pahit ayahnya di masa lalu.

Mendengar kalimat bijak puterinya itu, ibu hanya bisa tersenyum haru... Ia tak menyangka betapa dewasanya putrinya itu kini

.
.
.

jangan lupa follow sebelum baca^_^ xixixi..
Dan jangan lupa komen ama vote nya juga nguwehehe..

(maap juga klo ada typo² or kalimat gajelas, maklum first time nulis cerita bginian <3)

RAKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang