🍁🍁🍁🍁
" Baiklah... Untuk mempersingkat waktu, mari kita langsung ke acara inti , ...jadi untuk tanggal pernikahannya, dari keluarga saya mengusulkan untuk minggu ini saja, bagaimana ibu laras, aleena?" Pertanyaan om juan itu sontak membuat tubuh aleena bak tersetrum listrik, dan spontan membantah pertanyaan itu
" NGGAK!" Seru aleena dan zevan kompak mengejutkan semua orang disana
mereka kembali saling melirik, namun kali ini lirikan itu tak hanya sekilas, cukup lama mereka saling menatap tapi dengan tatapan memberi isyarat satu sama lain untuk menjelaskan bantahan mereka itu
" Mm.. maksud kita .. apa nggak sebaiknya jangan terlalu cepat om, tante.. hehe.. kita kan juga baru kenal ya kan zevan ?!" Lagi lagi aleena lah yang harus menjelaskan, ia memberi senyum geram nya itu kepada zevan.
Zevan hanya menganggukkan kepalanya beberapa kali
" Hahaha.. kok baru kenal? Kan kalian udah dari kecil kenal, dari kalian baru brojol malahan " elak mama jiena tertawa kecil.
" Tapi mah.. pah, kita kan lagi sekolah, apa kata temen temen nanti kalo tahu kita udah nikah, pasti kita jadi bahan omongan mereka " sanggah zevan akhirnya mulai angkat suara
Kini giliran aleena yang mengangguk
" Kalian kan sekarang udah kelas 12, sebentar lagi lulus kan, yaudah kenapa harus takut " pungkas om juan tersenyum meyakinkan keduanya
" Terima aja ya sayang .. " bisik ibu mengelus kepala aleena meyakinkannya
Keduanya hanya mengangguk pasrah, mereka tak dapat lagi mengganggu gugat keputusan bulat orang tua mereka .
Pembahasan mengenai segala hal tentang perjodohan itu berjalan cukup lancar, meski selama pembicaraan itu aleena dan zevan hanya terdiam dan kadang mengangguk ketika ditanyai, keduanya kini hanya bisa mengikuti jalan takdir , atau bisa dibilang permintaan keluarga mereka.
Bak satu banding seribu, mereka tak mampu melawan perintah keluarga itu.
Acara makan malam sekaligus pembahasan perjodohan itu telah selesai, satu persatu anggota keluarga itu pulang ke rumah masing-masing, dan kini hanya tersisa om juan, mama jiena, ibu laras, aleena dan zevan disana.
" Ehmm..juan, jiena.. sepertinya sudah malam sekarang, jadi kami ingin pamit pulang.. " ujar ibu
" Sebentar laras,.. ada yang ingin aku tunjukkan kepada kamu dan aleena " sanggah om juan
" Apa itu juan? " Kepo ibu
Tap tap
om juan menepukkan tangannya dua kali memberi isyarat kepada seseorang untuk datang
Tepukkan om juan itu rupanya memanggil sekelompok orang yang tampak tak asing bagi aleena dan ibunya.
Sekelompok yang berpenampilan layaknya bodyguard itu membuat aleena membulatkan matanya ketakutan, sedangkan ibu sudah tahu kebenaran mengenai mereka dari om juan kala itu.
Aleena memegang erat lengan baju ibu, langkahnya perlahan mundur bersembunyi di belakang tubuh ibunya.
Kelompok itu berjajar rapi didepan mereka
" Aleena,.. maaf banget mereka udah bikin kamu takut waktu itu.. tapi sekarang kamu gak perlu takut lagi .. mereka ini orang baik , jadi tenang aja" jelas om juan mengelus puncak kepala aleena
Aleena menatap om juan dengan tatapan polos, ia masih belum paham dengan ucapan calon ayah mertua nya itu.
" BENZO , perkenalkan diri kalian !" Perintah om Juan
" Siap bos " sahut mereka kompak
" Perkenalkan, saya bianca " tegas satu satunya wanita dalam kelompok itu memulai perkenalan mereka
" Perkenalkan, saya eric "
" Perkenalkan, saya nayd"
" Perkenalkan saya, zack"
" perkenalkan, Saya, ode " pungkas pria bertubuh besar mengakhiri perkenalan itu.
Aleena masih dengan tatapan bingung nya, otaknya berusaha mencerna apa yang sedang terjadi didepan matanya itu
Om Juan terkekeh kecil melihat ekspresi wajah bingung aleena, dirinya berusaha menjelaskan kepada calon menantu nya itu
" Jadi .. aleena, ini adalah pasukan khusus om, mereka ini merupakan bagian dari komunitas INTEL kecil kecilan milik om, yaa.. sebenernya om gatau mereka ini bisa disebut INTEL atau bukan hehe... Tapi biar keren aja jadi om sebut begitu "
" Intel? Apa itu om ?" Tanya Aleena polos
Semua orang disana tertawa gemas, melihat betapa polosnya gadis itu, terkecuali zevan, dirinya justru menganggap aleena ini gadis b*doh:)
" intel itu... Yaa semacam orang yang ditugaskan untuk memata-matai suatu perusahaan, atau organisasi lain guna mendapatkan informasi penting mengenai perusahaan atau organisasi itu tadi... Ya sepaham om kira kira begitu hehe" jelas om juan mengacak lembut puncak rambut aleena
" Hehe... Maaf om aleena gak tau " ujarnya tersenyum manis
"Makin deket aja ni cewek ama papah " batin zevan memutar bola mata malas
" Pah.. mah aku mau tidur dulu ya, udah ngantuk " ujar zevan berbohong, dirinya hanya merasa tidak nyaman dengan Susana saat itu
" Nanti dulu dong zevan, ini masih ada aleena sama tante laras, ga sopan " sahut mama jiena menasehati
Zevan kembali memutar bola mata malas
" Oh yaudah kalau gitu kita pulang sekarang aja , kasihan itu zevannya udah ngantuk " sanggah ibu merasa tidak enak
" Hmfh.. Yasudah... Om antar ya, "
" Gausah juan.. kita bisa pesen taxi " tolak ibu
" Udah gapapa.. udah malam juga, ga baik cewe pulang malam berdua doang"
Ibu dan aleena hanya mengangguk,
" Sayang ,aku antar mereka pulang dulu ya " bisik om juan kepada mama jiena sembari mencium kening istrinya itu
Ibu tersenyum melihat itu, menyadari kedua pasangan itu masih saja romantis seperti dulu
.
.
.jangan lupa follow sebelum baca^_^ xixixi..
Dan jangan lupa komen ama vote nya juga nguwehehe..(maap juga klo ada typo² or kalimat gajelas, maklum first time nulis cerita bginian <3)

KAMU SEDANG MEMBACA
RAKANA
Ficção Adolescente" Dahulu... Banyak wanita aku anggap cantik ketika pertama kali bertemu , namun setelah lama mengenalnya, mereka menjadi biasa saja di mataku Berbeda dengan dirimu, awalnya kukira kamu hanya wanita biasa, namun setelah aku mengenalmu lebih dalam, ru...