DUA PULUH TIGA

37 3 0
                                    

Sekolah berjalan normal hari itu

Seperti biasanya aleena dan freeya berada di kantin untuk makan siang,

Namun yang aleena takutkan terjadi, ia bertemu zevan di kantin itu, tengah dikerubungi wanita wanita gatal di sekeliling nya

Ia menatap risih pemandangan itu,

Ini hampir sama seperti peristiwa di kantin kala itu, aleena sama sama merasa risih dulu, namun risih yang ia rasakan berbeda dengan yang kali ini, dulu risih nya itu dikarenakan keributan yang mereka sebabkan, tapi kali ini ..lebih seperti risih ketika melihat barang miliknya diganggu oleh orang lain.. ಡ⁠ ͜⁠ ⁠ʖ⁠ ⁠ಡ

Ingin sekali rasanya ia berteriak " DIA UDAH JADI MILIK GUE WOI! " Tapi ia teringat akan kesepakatan nya, lagipula zevan pasti akan ke gr an jika ia melakukan itu

Meski hatinya belum sepenuhnya mencintai zevan, tapi tetap saja.. gimana sih, rasanya melihat pria yang sudah sah menjadi milik kita masih diperebutkan wanita lain...

Menyadari aleena sedari tadi memandanginya, zevan merasa kikuk.. apa aleena menatapnya seperti itu karena cemburu?

Brakk

Zevan mendobrak meja kantin didepannya itu, mengagetkan wanita-wanita gatal di sekelilingnya, juga seisi kantin termasuk aleena.

" Gue udah muak tau nggak?! Dikerubungin lo semua kaya gini.. mana bau kecut lagi kalian! ngilangin selera makan gue aja, Mulai sekarang gue minta kalian buat STOP ikutin gue terus! Risih gue lama lama.." ketusnya menohok membuat orang disekitarnya menatapnya tak menyangka. Lalu ia pergi meninggalkan kantin begitu saja

Zevan tak peduli lagi dengan pandangan orang terhadapnya saat ini, dirinya memang benar benar merasa risih akan wanita-wanita itu, dan jika ia terus membiarkan mereka seperti itu.. mereka pasti akan melunjak nantinya.

atau.. ia melakukan ini semua agar aleena tidak cemburu?? (⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)

Aleena menatap kaget dengan apa yang baru saja zevan lakukan, apa pria itu melakukan ini untuk dirinya?

" Oi.. kenapa lu? Ngeliatinnya kayak gitu banget.. dahlah ngaku aja lo suka kan sama dia haha.. gausah sok mahal begituu" ucap freeya memecah lamunan aleena

" Dih apaansi bahasnya itu terus.. emang gaboleh gue mandang dia? Emang kalo gue mandengin dia kek gitu artinya gue suka gitu? gajelas banget.." ketus aleena

" Halah.. asal lo tau ya..gue juga kalo gapunya rey bakalan mau buanget sama zevan.. secara dia kan perfect.. ganteng iya, cool iya, boyfriendable bangettt. Tapi awas lu jangan bilang ke rey !" Bisiknya kepada aleena

" Ooouh.. jadi gitu kamu selama ini.. jelek-jelekin aku di belakang kaya gitu.. yaa.. i know that im not better than zevan, but my love to you is way so far bigger than him!" Pekik rey kesal setelah menguping pembicaraan mereka itu

Ternyata sedari tadi dirinya bersembunyi mengikuti freeya ke kantin karena hari ini merupakan peringatan 3 bulan ia berpacaran dengan freeya, dan rey ingin memberikan surprise kepada pacarnya itu.

Namun betapa malang nasibnya, hatinya justru dibuat sakit akan kenyataan bahwa freeya menyukai zevan selama ini.

Freeya terkejut bukan main, menyadari ternyata rey tengah duduk di kursi di belakang nya sedari tadi..

" Hah.. rey, eee.. bukan itu maksud gue.. gue-" sanggahnya terputus

" Sstt.. we are END right now!" Pungkas rey meninggalkan kantin seraya membanting bunga yang ia genggam sedari tadi

freeya bingung harus apa, ia menyesal mengatakan itu tadi

" Duhh.. ngomong apa lagi dia tadi.. lo ngerti gak?" Tanyanya pada aleena tak memahami kalimat berbahasa Inggris yang rey ucapkan, terkadang penyakit sok inggris pria itu kumat, meski freeya sudah sering melarangnya karena freeya tak pandai berbahasa Inggris :/

RAKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang