DUA PULUH EMPAT

42 2 0
                                    

🍁🍁🍁🍁

Pagi tiba, Hari ini merupakan hari ketiga aleena dan zevan sebagai pasangan suami istri ..aww

Zevan terbangun setelah mendengar alarm subuh miliknya berbunyi,

meski berupa lantunan kumandang adzan yang lembut nan merdu , entah kenapa alarm itu selalu saja berhasil membangunkannya

Ia menoleh kesamping, melihat aleena masih tertidur pulas disampingnya. Matanya menatap dalam wajah damai gadis itu ketika tidur, sangat berbeda dengan wajah ketus nya saat terbangun. wait... What?!(⁠・⁠∀⁠・⁠)

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya memecah lamunannya sendiri

Dengan sedikit ragu tangannya menggoyangkan kecil tubuh mungil gadis itu bermaksud membangunkannya. Ia hanya tak ingin Aleena kembali marah karena meninggalkannya shalat sendiri seperti kemarin

" Leen.. bangun" lirih zevan dengan suara berat khas bangun tidurnya.

Aleena terbangun, setelah mendapati sebuah tangan menggoyang-goyangkan lembut tubuhnya, ditambah suara halus pria yang membangunkannya itu.. (sebenernya bukan halus si, lebih ke gara gara zevan baru bangun tidur, gamungkin kan zevan ngomong kasar kaya biasanya:))

ini jelas berbeda dengan teriakan ibunya yang selalu mengawali paginya selama ini.

" Sholat cepet.. kalo nggak gue tinggal lagi" sambung zevan mengancam lalu pergi ke belakang mengambil air wudhu

Aleena masih terduduk malas di kasur itu mengumpulkan nyawanya

...

Setelah wudhu, aleena menuju ke ruangan khusus untuk sholat dalam rumah itu, yaa kaya mushola rumah lah.

Tampak zevan tengah terduduk manis disana, menunggu kedatangan aleena

" Lama banget" gerutu pria itu yang hanya dibalas tarikan nafas panjang aleena.

Jujur hati zevan begitu berdebar sejak tadi. Mengingat ia akan mengimami istrinya untuk pertama kalinya

Allahuakbar

Takbir zevan mengawali shalat mereka, keduanya begitu khusyuk.

Zevan melantunkan setiap bacaan shalat dengan begitu merdunya, membuat hati aleena tersentuh akan ayat-ayat suci yang keluar dari mulutnya itu.

Ini menjadi salah satu momen yang paling aleena impikan dari kehidupan pernikahan nya bersama sosok suaminya kelak. Meskipun dirinya tak pernah menyangka bahwa sosok pria yang akan menjadi suaminya itu adalah seorang zevan raka aiden.

Seusai shalat, aleena kembali melakukan kewajibannya , mencium tangan suaminya.

Melihat aleena menyodorkan tangannya, zevan kini sudah mengerti maksud dari itu. Ia memberikan tangan miliknya membiarkan gadis itu mengecupnya lembut.

Jika dihitung-hitung, aleena sudah tiga kali mengecup hangat tangan berurat nya itu. Pertama waktu ijab kabul, kedua saat berangkat sekolah kemarin dan yang ketiga yaitu saat ini.

Namun entah mengapa, dirinya masih belum bisa terbiasa akan itu , hatinya tetap saja berdebar kencang setiap kali aleena melakukan hal manis itu

~~~~~~

Langkah aleena menyusuri lorong sekolah, melihat banyak murid tengah mengerubungi sesuatu

Dirinya menyempilkan diri diantara keramaian itu berusaha mengetahui ada apa dibalik semua keriuhan itu.

" LO GAK COCOK TAU GAK MASUK SEKOLAH INI! "
Pekik anya bersama geng nya tampak tengah membully seorang gadis

" Udah miskin, bau ketek lagi..hahaha" timpal rekannya yang disahuti tawa geng itu

" Apa sih salah gue?! Gue baru masuk sekolah ini tapi kalian bully gue kayak gini!!" Seru gadis yang ternyata merupakan murid baru itu berusaha membantah

" Alahh.. gausah sok jaim lo! Lo kan yang udah ngerebut malven ,pacar gue!!.." sanggah anya mendorong tubuh gadis itu ke belakang

".. lo pikir gue gatau, lo pernah jalan bareng sama dia ha?!" Lanjutnya

" Jalan kap-" bantah gadis itu terpotong

"Ssstt.. asal lo tau ya, semenjak lo masuk sekolah ini dia jadi gak pernah ngabarin gue lagi..."

" Tapi gue gak pacaran sama dia!!..hiks" sanggah gadis itu mulai meneteskan air mata

" Kok malah lo yang ngegas anj**g!!" Pekik anya hendak menampar gadis didepannya itu

Aleena memberanikan diri menahan tangan anya, ia tak bermaksud untuk sok menjadi pahlawan, akan tetapi melihat gadis terbully seperti itu membuatnya sedikit trauma dan tak tega.. ia teringat akan masa lalu kelam nya di sekolahnya dulu. 

" Apaansi lo!" Ketus anya menepis genggaman aleena

" Ouh ada yang mau jadi pahlawan kesiangan nih.. hahaha" seru windy rekan satu geng anya bertepuk tangan dengan tawa iblisnya..

" Jangan bully dia" tegas aleena berusaha memberanikan diri melawan geng itu

Anya terkekeh,
" Apa urusan lo? "

" Dia bilang dia ga pacaran sama si malven, kenapa lo masih aja bully dia si? " Ucap aleena lantang

" Trus apa hubungannya sama lo!!? Gausah belagu sok mau jadi pahlawan deh lu!" Pekik anya mendorong tubuh mungil aleena hingga tersungkur ke belakang

"EH MINGGIR MINGGIR ADA ZEVAN MAU LEWAT!!" teriak salah satu murid dalam kerumunan itu

Semua murid sontak memberi jalan untuk zevan yang hendak lewat

Langkah pria itu melewati semua murid , termasuk aleena yang saat itu tengah terduduk lemah dilantai akibat dorongan Anya

Zevan menatap canggung mata aleena, ia terpaksa tak memperdulikan gadis itu karena tak ingin rumor buruk menyebar atau lebih parahnya lagi pernikahan mereka terungkap.

Ia hanya berjalan lurus, sedangkan aleena merasa sangat malu akan pria itu. Ada sedikit rasa kesal dalam hatinya, namun ia memahami apa yang zevan lakukan itu juga untuk kebaikannya.

" YAAMPUN ALEENAAA..." teriak freeya dari jauh sana menghawatirkan sahabatnya

" Lo kenapa? " Tanyanya panik

" Enggak papa kok, " balas aleena seraya mencoba berdiri

" Ini pasti gara gara lo kan!" Pekik freeya menunjuk ke arah anya

" Apa lagi si ni orang, bilangin tuh bestie lo biar gak ikut ikut urusan orang!!" Sanggah anya

"EH UDAH UDAH!! GAUSAH RIBUT! "
Seru seorang lelaki yang tiba-tiba datang, ia adalah malven, ketua OSIS yang dikenal playboy di sekolah itu

Ternyata ada seorang murid yang mengadukan keributan itu kepada malven

" Anya, udah! Aku sama dia gak ada apa-apa kok"

" kok kamu malah belain dia sih?!... Hhh Oke, kita putus sekarang!" Pungkas anya meninggalkan tempat itu

" Tunggu anya... OHYA KALIAN SEMUA BUBAR SEKARANG!! " perintah malven lalu mengejar anya

Sedangkan aleena dan freeya hanya menatap geli pasangan itu, lalu ikut pergi menuju ke kelas mereka

RAKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang