DUA PULUH DUA

39 2 0
                                    

🍁🍁🍁🍁

Aleena membuka matanya perlahan, terang lampu menyilaukannya, apa zevan lupa mematikan lampu kamar semalam.

Namun bukan itu yang membangunkannya, melainkan suara lantunan lembut pria yang tengah mengaji, ia mengenal persis suara itu...

" Mmh.. itu suara zevan bukan si?" Batinnya ketika menyadari bahwa zevan sudah tak ada disebelahnya.

Ia menatap jam alarm di meja sebelah kasur yang tampaknya belum di atur itu, jam itu menunjukkan pukul setengah lima pagi.

Langkah nya yang masih ling-lung mencoba menuju sumber suara itu.

Ia terkejut mendapati bahwa benar zevan lah yang tengah mengaji di sofa ruang tamu.

Shadaqallahul adzim

Ucap zevan halus mengakhiri bacaan Al-Qur'an ,lalu mencium  lembut kitab suci itu.

Aleena takjub, dirinya tak menyangka selain kalimat kasar ,mulut zevan ternyata juga bisa mengeluarkan suara semerdu itu ketika mengaji

"Lo udah shalat?" Tanya aleena yang hanya dibalas anggukan oleh zevan

" Kenapa gak bangunin gue sih?" Lanjutnya geram

" Udah, lo nya aja yang kebo " ketus zevan berbohong

Allena lagi lagi dibuat memutar bola mata malas akibat tingkah zevan itu, ia menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu seraya mendumel tak jelas.

Dan zevan.. lagi lagi merasa tak enak akibat ulahnya sendiri. Namun ia tak bisa membohongi hatinya, ia masih belum siap jika harus mengimami shalatnya dengan 'istrinya' itu, untuk pertama kalinya.

Apakah kini dirinya adalah suami yang buruk karena meninggalkan aleena shalat sendirian?

......

" Aaargh.. belum ada dua hari gue bareng dia.. udah dibikin gakuat sama tingkah laku nya.. gue ga tahan lagi ya Allah... Hiks " batinnya mulai meneteskan air mata.  Ia benar benar tak sanggup jika harus melalui semua ini setiap harinya.

Zevan menuju dapur untuk mengecek bahan makanan yang tersedia, ia berencana menggoreng telur dan sosis untuk sarapannya dengan aleena, sekaligus sebagai ucapan minta maafnya kepada gadis itu.

Namun ia terkejut, mendengar isak tangis aleena dari dalam kamar mandi yang semakin lama semakin kencang.

Ia panik, dirinya bergegas menuju kamar mandi yang terletak tepat di belakang dapur itu ,lalu mengetuk halus pintu kamar mandi berusaha menanyai keadaan aleena.

" Leen, lo kenapa? " Ujarnya dari depan pintu kamar mandi sedikit khawatir

Tak ada jawaban dari dalam sana, selain Isak tangis Aleena yang semakin terdengar jelas.

" Ehhmm.. oke maafin gue kalo misal gue ada salah, gue-" lanjutnya terputus

" DIEM LO!! gue udah capek tau gak!?.. hiks... Gue tahu lo gasuka sama pernikahan ini, begitu juga gue! Tapi gimana pun juga kita udah nikah Sekarang... Gue istri lo dan lo suami gue! Udah kewajiban lo buat ngejaga gue, tapi liat sendiri perilaku lo tadi.." pekik nya sedikit tak jelas karena terganggu isak tangis.

Kalimat itu benar benar menusuk dalam hati zevan, ini pertama kali baginya membuat seorang wanita menangis . Dirinya benar benar menyesal sekarang

" Iya.. gue tahu gue bukan suami yang baik, ..nggak, gue BELUM jadi suami yang baik.. tapi gue janji sama lo, seiring berjalannya waktu gue akan belajar, belajar buat mencintai lo dan jadi suami yang baik buat lo.." tegasnya dengan mata berkaca-kaca menahan tangisnya.

RAKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang