TUJUH BELAS

33 2 0
                                    


Kini hanya ada aleena dan BENZO di ruangan itu,

"aleena.. salam kenal " sapa singkat bianca menyodorkan tangannya kepada aleena dengan nada datar namun tetap terkesan ramah

Aleena menyambut jabat tangan itu. Ia menatap kagum betapa tegasnya wanita itu di matanya,

" I..iya Salam kenal juga" balas nya masih sedikit canggung

" Aleena, kamu kelas berapa ? Sekolah dimana? Udah pernah punya pacar belum?" Tanya nayd bertubi tubi

Zack menoyor kepala nayd.
" Satu satuu kali nanya nya " pekik nya

Aleena tertawa kecil,
" Aku kelas 12, sekolah di SMA gelora bangsa... Sama kayak zevan "

" Emm.. yang terakhir belum dijawab ekhem.." gurau nayd menggoda aleena

" Hehe.. aku gapernah pacaran, kata ibu belum saatnya " jawabnya polos

" Hah udah kelas 12 belum boleh pacaran? Terus mau kap- " cerocos nayd terpotong karena kepalanya kembali ditoyor oleh eric, namun kali ini lebih keras

Ia mengelus kepalanya kesakitan,

" Maaf aleena, dia emang lemes mulutnya, padahal cowok" ketus eric berguyon

Aleena tertawa, dirinya tak menyangka dibalik penampilan tegas mereka, ternyata mereka memiliki sisi kocak.

" Ohya, sebelumnya aku harus manggil kalian pake sebutan apa ya??tanya aleena

" Ehmm-" pikir eric

" Kamu bisa panggil aku 'Nayd' ,keren kan.. kalo mereka panggil om Tante aja " gurau nayd mengundang emosi teman teman nya itu

" Dih apaan sih, jangan percaya sama dia aleena,..nama aslinya mah junaydi Hartono, biar keren aja jadi dipanggil 'nayd', padahal mah gak cocok sama wajah nya .. hahaha" pekik zack yang sontak membuat beberapa orang disana tertawa

Nayd memasang mimik wajah cemberut

" Ehmm.. panggil kita nama aja, biar sama kaya boss muda zevan, sama biar akrab juga.." saran Eric

Aleena mengangguk, tatapan nya tiba tiba tertuju pada pria besar bernama ode, yang sedari tadi hanya diam.
" Emm.. ngomong ngomong, o..ode? Kenapa dari tadi diem aja? " Tanya nya ramah

Ode menoleh menatap aleena datar, entah kenapa air mata nya tiba tiba menetes, ia menangis tanpa kata

" Eee.. aleena.. jadi.. seminggu lalu ode baru aja mendapat kabar buruk, anak nya meninggal dunia karena kecelakaan.. jadi seminggu ini dia sedih terus " ujar bianca mencoba menjelaskan

Aleena tertegun, dirinya merasa tidak enak.
Ia menghampiri ode,

" Ode.. aku minta maaf ya.. " ucapnya menatap sayu pria itu

" Tapi aku yakin... Anak ode itu pasti udah tenang di syurga , dan dia gak pingin liat ayahnya terus berlarut larut dalam kesedihan seperti ini, itu yang ibu bilang ke aku waktu ayah pergi dulu" lanjutnya menggenggam tangan besar ode, memberinya senyum tulus miliknya.

Ode tersentuh dengan kalimat aleena itu. Ia menyeka air matanya,

selama ini tak ada yang benar benar memahaminya, bahkan teman teman BENZO hanya memberinya ucapan duka yang semua orang berikan padanya,

berbeda dengan aleena, gadis itu memberinya kalimat singkat yang begitu mendalam, kalimat yang mampu mengetuk hatinya untuk bangkit dari keterpurukan itu

Ode memeluk tubuh mungil aleena itu erat,
" Makasih ya aleena, " bisik nya tulus di telinga aleena

Aleena sedikit terkejut, namun kemudian ia mengelus halus pundak pria besar itu

RAKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang