SEMBILAN

43 3 0
                                    

🍁🍁🍁🍁


Suasana hati freeya hari ini masih sama seperti kemarin, ia merindukan sahabatnya itu.

Semalam dia memutuskan untuk mengunjungi rumah aleena namun rumah sederhana itu tampak kosong, berkali kali ia mengetuk pintu tapi tetap tak ada respon dari dalam rumah itu.

Hingga...

Tap tap tap...

Langkah sepatu terdengar menuju meja freeya

Freeya mengangkat kepala nya yang sedari tadi ia letakkan di meja. Melihat siapa yang datang membuat freeya membulatkan matanya.

Rasa kaget, senang , tak menyangka bercampur aduk dalam hatinya.

"ALEENAAA" sorak freeya

" Kangen aku yaa.." goda aleena seraya melepaskan tas nya dan duduk di sebelah freeya

Freeya memeluk tubuh mungil aleena erat erat hingga aleena sedikit sesak nafas dibuatnya

"iih... Sesek tauu.." rengek aleena melepas paksa pelukan freeya

" Lo kemana aja?! Kemarin itu gimana? Siapa yang udah nyulik lo ha??!!" Tanya freeya bertubi tubi

"Ssstt... " aleena meminta freeya untuk diam sembari menempelkan jari telunjuk nya dibibir freeya. dirinya takut akan ada siswa yang mendengarnya

Aleena menarik nafas panjang sebelum menjawab semua pertanyaan bestie nya itu.

" Ehmm.. bisa dibilang kemarin itu gue diculik, tapi bukan diculik.." lirih aleena membuat freeya bingung dengan kalimatnya

" Sebenernya bukan apa apa sii, cuma masalah keluarga aja..." Lanjut aleena singkat,

ia memutuskan untuk tidak menceritakan detail masalah nya itu kepada freeya, bukan karena ia tidak percaya kepada sahabatnya itu. Ia hanya berpikir bahwa masalah keluarganya ini tidak ada hubungannya dengan freeya.

Lagipula dirinya juga masih belum sepenuhnya paham dengan masalah yang kini ia sedang hadapi itu.

Dan tentang perjodohan itu, ia memilih untuk merahasiakan nya terlebih dahulu dari siapapun itu termasuk freeya, aleena akan memberitahu freeya di waktu yang tepat baginya. Ia hanya takut mulut lemes bestienya itu akan keceplosan dan menciptakan masalah baru baginya.

" Hhmfh... Lo itu bikin gue jantungan tau gak malem itu" Gerutu freeya

" Tapi apapun itu masalahnya.. gue bersyukur lo udah gapapa sekarang," sambung freeya memegang tangan aleena.

Dirinya tak memaksa aleena untuk memberitahu kepadanya masalah apa itu. Mungkin saja itu masalah pribadi keluarga aleena yang dirinya tak perlu untuk tahu.

" Btw lo pulang ke rumah kapan? Kenapa semalem pas gue ke rumah lo kaya ga ada orang?"

" Ehmm.. semalam itu ibu ngajak aku belanja bahan makanan yang udah habis di rumah"
Jelas aleena yang hanya dibalas anggukan oleh freeya

"Oh iya... " Gantung freeya sambil meraba dalam tasnya ingin mengambil sesuatu

" Nih hp lo.. kemarin jatuh pas lo dibawa ama bodyguard itu " lanjut freeya mengacungkan aleena ponsel yang aleena pikir sudah hilang itu.

" Hah... Finally!! Gue kira udah ilang looh." Seru aleena kegirangan , benda pipih berharga nya itu kembali ke tangan nya

" Untung yang nemu gue, kalo nggak udah kesebar foto alay lo itu !" Ketus freeya menggoda bestienya

"Hah kok lo tau aib gue sii." Lirih kasar aleena terkejut dengan ucapan freeya

Feeeya hanya tersenyum smirk ,padahal ia hanya berguyon dengan kalimatnya itu. Mana mungkin ia tahu aib aib aleena, kata sandi ponsel sahabatnya itu saja ia tidak tahu. Yang ia tahu aleena memang suka berfoto ria dengan gaya alay nya itu.

" Ihh... Lo mah... Gue ganti ah sandinya yang Susah" ucap aleena menampakkan wajah cemberut

Freeya hanya bisa menahan tawa melihat tingkah cupu sahabatnya itu.

Riuh langkah kaki murid berlarian masuk ke dalam kelas memecah pembicaraan mereka, menandakan telah datangnya guru.

"Selamat pagi anak anak.. " sapa hangat bu septi memulai mata pelajaran kimia hari ini.

" Pagi buuuk..." Balas murid kompak

Bu septi menaruh tas nya di atas meja guru, dan mengeluarkan setumpuk kertas yang sontak membuat seluruh murid di kelas menduga duga,
Sepertinya mereka sudah tau kertas apa itu

" WADUHH...alamat dapet Z minus" seru ijan, salah satu siswa di kelas aleena

Seluruh siswa sontak tertawa mendengar teriakan ijan tadi. Yaa... Tau lah, biar hati sedang gundah, wajah harus tetap sumringah.... Ya ges ya

Melihat tingkah laku anak muridnya bu septi hanya terkekeh kecil,

" Yaa.. kalau kamu mau Z minus ya beneran ibu kasih,.. " guyon bu septi kepada ijan

" Nggak nggak nggak bu..." Sahut ijan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sekarang,.. Yang namanya ibu panggil maju ambil kertasnya ya " pinta bu septi lembut

" Iya buu" jawab beberapa murid saja, beberapa lainnya sudah lemas pasrah dengan nilai yang akan mereka dapatkan.

" Aleena kana radiva " panggil bu septi

Aleena sedikit kaget.. seketika ia lupa bahwa dirinya merupakan nomor absent pertama di kelasnya. Sedangkan freeya merupakan absent terakhir.Karena dalam kelas aleena menggunakan sistem abjad untuk absent

Aleena melangkah keluar dari mejanya dan menuju ke meja guru untuk mengambil hasil ulangannya

Dirinya pasrah tidak peduli dengan hasil nilainya tersebut mengingat ia memang tidak belajar ataupun mempersiapkan diri untuk ulangan kimia saat itu.

Namun betapa kagetnya ia ketika melihat tertulis angka lima puluh delapan dalam kertas ulangannya itu .

Ia tahu itu bukanlah nilai yang tinggi tapi untuk ukuran seseorang yang tidak pintar kimia seperti dirinya ditambah tidak belajar terlebih dahulu... Baginya nilai itu sudah sangat tinggi.

Bahkan dirinya menduga hanya akan mendapat nilai mentok-mentoknya dua puluh.

Melihat aleena berjalan kembali ke meja dengan memeluk kertas ulangannya itu membuat freeya dan beberapa teman di kelasnya itu terheran heran, sembari berpikir seperti nya aleena mendapat nilai yang tinggi, mereka tidak tahu saja
(  ͡⁠°⁠ ͜⁠ʖ⁠ ͡⁠°⁠ )
.
.
.

jangan lupa follow sebelum baca^_^ xixixi..
Dan jangan lupa komen ama vote nya juga nguwehehe..

(maap juga klo ada typo² or kalimat gajelas, maklum first time nulis cerita bginian <3)

RAKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang