"Hiks ...."
Sejak tadi Sheila menangis tersedu-sedu di kamarnya. Banyak tissue sampai berserakan di lantai kamarnya itu. Matanya pun sudah bengkak, tapi tak dihiraukannya.
Sontak Adji yang baru pulang langsung menghampiri anaknya dengan khawatir. "Sheila? Kamu kenapa, Nak?"
"Bara, Yah ... Bara nyakitin aku ... hiks ...." Tangisnya semakin menyesakan dada Adji. "Aku ... terlalu ... mencintainya, Ayah. Kenapa ... dia ... tidak ... bisa melihat itu ...."
Dia sudah sangat capek harus melihat keadaan putrinya itu, membuat Adji tak kuasa menahan amarahnya. Dia langsung menelepon Bara.
"Bara? Kamu ke sini sekarang!" Nadanya terdengar ketus untuk pertama kalinya.
Bara pun tak bisa menolak perintah. Dia sangat menghargai Adji membuatnya datang ke rumah pria itu, tapi baru di depan pintu, Adji langsung menghampirinya dengan wajah khas murka.
"Kamu tahu, Bara, saya sangat mencintai Sheila. Sheila adalah separuh diri saya dan saya tidak akan biarkan ada yang menyakitinya termasuk kamu! Saya tidak mau tahu, kalau kamu tidak mau menikahi Sheila, saya akan putuskan hubungan kerja sama kita! Tugas kamu adalah memilih Sheila atau kehilangan semuanya. Kamu yang putuskan!"
PRAAAAKKK
Pintu langsung kembali ditutup keras tepat di depan wajah Bara. Seperti sebuah penghinaan, untuk pertama kalinya Bara diperlakukan demikian.
Tak berselang lama, Bara sudah dapat menebak, bahwa Naufal akan datang ke kantornya dengan ekspresi yang sama dengan Adji.
PRAAAAKKK
Bara harus menyaksikan gebrakan meja di hadapannya.
"Apa kamu gila ingin kehilangan semuanya hanya untuk seorang pembantu?!" Nada Naufal meninggi.
"Berhenti paman!" Sikap Bara tenang tapi sangat tegas.
"Apanya yang berhenti?! Saya susah payah membesarkan kamu dan ini balasan kamu?! Bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang pembantu rendahan seperti Kinara. APA KAMU SEMPAT BERPIKIR DAN MENGGUNAKAN SEDIKIT SAJA LOGIKAMU?!"
Akumulasi dimarahi oleh Adji dan ditambah Naufal membuat Bara tak tahan terlebih nama Kinara disebut. Sontak pria itu bangkit dan memandang Naufal dengan nyalang.
"BERHENTI PAMAN!! SAYA BILANG BERHENTI MEMANGGILNYA PEMBANTU?! APA PEMBANTU BUKAN MANUSIA YANG LAYAK JUGA UNTUK DIHORMATI?!"
Naufal sampai tak habis pikir, Bara berani membentaknya.
"Oh ... kamu berani membentak saya sekarang?! Pembantu itu sudah membuat kamu lupa bahwa jika bukan saya, kamu cuma anak panti asuhan!" Telunjuk Naufal langsung diarahkan ke depan wajah Bara dengan tak sopan.
Bara mendadak lelah dengan semuanya. Dia sangat lelah tak pernah bisa membuat pilihannya sendiri.
Tak lama dia cuma angguk-angguk kepala seolah sudah tahu sifat asli Naufal.
"Sekarang saya sadar, kita tidak pernah belajar apapun dari hidup ini karena kita selalu melihat orang lain dari kasta sosial. Kita menggaung-gaungkan tentang sikap beradab dan berpendidikan, tapi sejatinya kita yang tidak memiliki adab dan jauh lebih rendahan.
"Orang-orang kampung dan orang-orang kecil itu lebih tahu cara menghargai orang lain, sedangkan kita sendiri selalu melihat diri kita dan harta kita sebagai alasan untuk merendahkan orang lain. Kita adalah kita dengan segala keangkuhan kita yang tidak memiliki apapun yang berharga selain harta dan kedudukan! Tidak ada yang bernilai selain itu!"
***
Siang itu Bara semakin sulit mengendalikan amarahnya saat mendapatkan laporan dari Dava mengenai pelaku yang membuat Kinara kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara VS Mr. Perfeksionis (TAMAT)
Spiritual📚 PART LENGKAP #Karya 12 Kinara hanya memiliki dua cita-cita, yaitu membawa kembali ibunya yang bekerja sebagai TKW di Malaysia dan bisa melanjutkan kuliah. Keluarga ibunya yang masih memegang prinsip bahwa wanita tak perlu sekolah tinggi karena d...