Bara masih duduk di bar pada dini hari. Pikirannya kacau dan hatinya pun demikian. Semuanya mendadak membosankan. Perempuan-perempuan yang menghampirinya pun tak dihiraukannya.
Tiba-tiba seorang wanita menyentuh pundaknya dan melempar senyum menggoda ke arahnya yang hanya dibalas dengan tatapan datar.
Tapi, sebuah suara menggelegar itu yang menghentikan semuanya.
"KENAPA LO GANGGU CALON SUAMI GUE?!"
"KENAPA LO GANGGU?!"
"DASAR JAL**G!!"
"AWAS LO!! GUE BELUM SELESAI SAMA LO!!"Bara hanya dapat geleng-geleng saat Sheila dan wanita itu sudah terlibat saling jambak. Sheila memang memiliki bakat mengamuk yang tak terkendali. Dalam setahun, tak terhitung jumlah amukannya.
Bara malas mengurusi hal itu. Dia langsung pergi begitu saja dan membiarkan drama itu berlanjut tanpa dirinya. Pria itu benar-benar tak ingin diganggu untuk sekarang.
Rupanya video perkelahian Sheila viral di media sosial. Berita-berita langsung menampilkannya pada berita utama.
Bara lagi yang kena imbas karena harus membuang-buang waktunya saat jam kerja untuk ke perusahaan ayah dari Sheila.
"Apa-apaan kamu ini?! Kamu sudah membuat Bara dan ayah malu gara-gara kasus ini!" Adji benar-benar marah besar pada putrinya yang masih duduk di seberang meja dengan ekspresi congkak.
"Aku enggak suka, Yah ada yang deketin Bara."
Drama lagi, pikir Bara. Baginya Sheila adalah ratu drama. Sejak mereka kuliah, gadis itu cinta mati dengannya, super posesif, dan melakukan segala drama dan upaya untuk mendapatkannya.
"Betapa pemborosan waktu yang kejam," batinnya. Dia merasa telah membuang waktunya untuk hal bodoh ini. Beruntung dia menghargai Adji.
"Aku ini calon istrinya."
"Ya, tidak seharusnya kamu bertindak seperti itu!"
Bara yang duduk di samping Sheila itu hanya diam saja dan membiarkan ayah dan anak itu bertengkar sendiri. Sedangkan pikirannya berkelana kepada dua hal. Urusan pekerjaan dan kepada ... Kinara.
Drama itu berakhir dengan Sheila yang langsung menariknya dengan paksa ke kamar.
"Ini jam kerja. Saya harus kembali ke kantor." Bara mencoba menepis tangannya.
Wajah Sheila merah padam menahan amarah. "Enggak! Enggak boleh!"
"Sheila?"
"Enggak! Aku enggak mau kamu deket-deket sama perempuan lain!"
Bara yang mengalah pada drama wanita yang tak kunjung tamat itu. Dia memilih menemani Sheila yang terus memeluknya hanya untuk tidur siang.
"Tidur dengan cepat! Saya harus kembali ke kantor." titahnya sambil melirik jam tangannya dengan gelisah.
"Kamu tahu 'kan aku tuh sayang banget sama kamu, Bara. Aku enggak mau hidup tanpa kamu. Aku maafin semua kelakuan kamu di luar sana. Sebenarnya aku tahu dengan perempuan mana aja kamu tidur. Tapi aku mohon, jangan tinggalin aku. Aku enggak bisa hidup tanpa kamu, Bara. Kalau aku tahu ada perempuan lain yang godain kamu, aku bakal hancurin dia!"
"Hm," balasan Bara sungguh sangat singkat, padat, dan tak jelas.
Sikap apatisnya itu membuat Sheila kembali menitikan air mata.
Bukannya menanggapi, Bara malah menyalakan TV untuk melihat berita bisnis yang mungkin bisa bermanfaat bagi pertimbangan bisnisnya. Hitung-hitung mengisi waktu, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara VS Mr. Perfeksionis (TAMAT)
Spiritual📚 PART LENGKAP #Karya 12 Kinara hanya memiliki dua cita-cita, yaitu membawa kembali ibunya yang bekerja sebagai TKW di Malaysia dan bisa melanjutkan kuliah. Keluarga ibunya yang masih memegang prinsip bahwa wanita tak perlu sekolah tinggi karena d...