Sesuai janji aku up lagi setelah 50 vote
Jangan lupa vote komen dan follow ya^^.
.
.
.
.Gyuvin berjalan gontai di pinggir trotoar, badannya mengeluarkan bau alkohol padahal Gyuvin sudah berjanji pada papanya untuk tidak menyentuh minuman itu lagi tapi Gyuvin mengingkarinya.
Entah kenapa semenjak YuJin pergi hidup Gyuvin semakin berantakan, mereka belum lama bertemu dan tidak ada kenangan manis di antara mereka tapi kepergian YuJin memberi dampak yang cukup kuat. Gyuvin seperti merasa kehilangan untuk yang kedua kalinya setelah kematian mamanya.
Apa Gyuvin mulai menyukai adik tirinya? Itu rasanya tidak mungkin, Gyuvin sangat membenci YuJin. Tidak mungkin rasa benci itu berubah secepat ini.
Tanpa melihat kiri kanan Gyuvin menyebrang begitu saja, dan setibanya di tengah jalan Gyuvin merasakan sakit di kepalanya yang luar biasa, matanya mulai berkunang-kunang.
Gyuvin berusaha menahan rasa sakitnya, beberapa kali mengusap matanya kasar yang semakin gelap. Tanpa Gyuvin sadari ada mobil yang melaju cepat kearahnya dan sepertinya mobil itu memang berniat mau menabrak Gyuvin.
Di sebrang jalan tidak jauh dari Gyuvin ada Yoona yang baru pulang belanja, mata wanita cantik itu tidak sengaja melihat Gyuvin di tengah jalan sedang memegangi kepalanya dan tidak jauh dari anak tirinya ada mobil yang melaju kencang. Tanpa berpikir panjang Yoona langsung membuang belanjaannya dan berlari secepat mungkin kearah Gyuvin.
"GYUVIN AWAS!" Teriak Yoona sambil berlari ke anak tirinya.
Gyuvin menoleh ke belakang begitu ada yang memanggil namanya, tapi Gyuvin tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang yang memanggilnya karena pandangannya semakin buruk.
Sesampainya di depan Gyuvin Yoona langsung mendorong tubuh Gyuvin dan
BRAKKK!!!
Tubuh Yoona terpental jauh akibat tertabrak mobil, kepalanya mengeluarkan banyak darah karena membentur trotoar. Tubuhnya remuk terhantam bagian depan mobil, sedangkan mobil yang menabrak kembali melaju cepat setelah menabrak Yoona.
Gyuvin seakan mendapat kesadaran begitu tahu orang yang menyelamatkannya adalah wanita yang selama ini dia hina dan di rendahkan harga dirinya. Gyuvin langsung berlari kearah Yoona yang sudah tergeletak lemas di atas trotoar jalan dengan darah yang menggenang di sana.
Gyuvin berlutut di depan Yoona, memangku kepala Yoona yang terluka parah. Bahkan belakang kepalanya sudah berlumur darah, Gyuvin menepuk pelan pipi Yoona agar wanita itu tetap tersadar.
"Mah bangun mah," untuk pertama kalinya Gyuvin memanggil Yoona dengan sebutan mama, Gyuvin sangat panik bercampur dengan rasa bersalahnya.
Yoona membuka matanya lalu tersenyum di sela rasa sakitnya. "te—terimakasih Gyu—gyuvin, mama se—senang mendengarnya." Ucapnya terbata dan bergetar karena menahan rasa sakit di kepala dan sekujur tubuhnya.
Tangis Gyuvin pecah melihat kondisi ibu tirinya, Gyuvin merasa seperti orang paling jahat di dunia ini. Selama ini yang di katakan YuJin benar, Yoona bukan wanita yang selama ini di pikirkan, Yoona jauh dari itu.
"Mah tahan ya hikss.. Gyuvin panggil ambulan." Ucapnya terisak.
"Ti—tidak perlu sayang, ka—kamu cukup dengarkan mama saja uhukk.. uhukk.." Yoona batuk mengeluarkan darah, nafasnya sudah semakin berat.
"Mama jangan bicara kayak gitu, Gyuvin yakin mama bisa tertolong." Gyuvin mengeluarkan ponselnya dari saku celana.
"Argghh, sialan! Kenapa dalam darurat seperti ini hp gua segala mati!" Geram Gyuvin lalu membanting ponselnya sampai hancur.
"TOLONG! SIALAN TOLONG GUA BANGSAT!" Teriak Gyuvin, berharap ada yang mendengar. Tapi sialnya jalan yang mereka lalui memang sangat sepi dan jarang di lalui mobil.
"Gyu—gyuvin tolong dengarkan mama, ka—kalau memang mama harus pergi mama ikhlas sayang." Ucapnya dan masih berusaha untuk tersenyum di depan Gyuvin.
"Ta—tapi mama mau Gyuvin janji pada mama." Sambungnya, berusaha menggapai tangan Gyuvin untuk dia genggam.
"Mama jangan ngomong kayak gitu, mama pasti selamat."
"Berjanjilah agar mama bisa tenang."
"Mama mau Gyuvin janji apa?"
"To—tolong jaga YuJin, dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain mama. Gyu—gyuvin mau janji sama mama?"
Gyuvin langsung menganggukkan kepalanya, "Gyuvin janji mah, Gyuvin bakal jaga YuJin dan selalu berdiri di samping YuJin, Gyuvin bakal lindungin YuJin."
"Mama senang mendengarnya sayang."
Yoona sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya lagi, bernafas pun sudah sangat sulit baginya. Dan pada akhirnya mata Yoona terpejam, Yoona menutup matanya untuk selamanya. Setidaknya Yoona bisa pergi dengan tenang setelah menitipkan anaknya pada Gyuvin.
"Mah, mama bangun!" Gyuvin berteriak histeris sambil menggoyangkan tubuh Yoona yang sudah tidak bernyawa lagi di pangkuannya.
.
.
.Pemakaman Yoona sudah selesai setengah jam yang lalu tapi Taehyung dan Gyuvin masih berada di depan makam Yoona, mereka berdua sedang menunggu YuJin yang masih menangis di makam mamanya. Bahkan YuJin tidak berhenti menangis sejak mendapat kabar kalau mamanya sudah tiada, ini semua bagai mimpi buruk yang menjadi kenyataan bagi YuJin.
Gyuvin menoleh pada papanya yang berdiri di sampingnya, "lebih baik papa pulang duluan aja biar Gyuvin yang jaga YuJin di sini."
"Kamu yakin?"
Gyuvin mengangguk pelan, "pasti papa capek, papa istirahat ya."
"Baiklah kalau begitu, jaga adik kamu baik-baik ya." Taehyung pun berpamitan pada YuJin dan di hiraukan oleh anak tirinya itu.
Gyuvin berjalan pelan mendekat pada Yujin, berdiri di samping adik tirinya.
"Sebaiknya kita pulang, lu—kamu udah banyak nangis beberapa hari ini. Emangnya kamu nggak capek? Jangan siksa diri kamu kayak gini, kakak yakin mama sedih liat kamu kayak gini." Ucap Gyuvin seraya merangkul bahu YuJin yang bergetar.
YuJin langsung menepis kasar tangan Gyuvin lalu menatap kakak tirinya dengan penuh amarah, benci dan juga kecewa.
"Jangan pura-pura peduli, ternyata kakak nggak main-main sama perkataan kakak. Sekarang kakak puas? Kakak benar-benar mengirim mayat mama, Yu—yujin nggak nyangka kakak sekejam ini hikss.. kakak benar-benar membunuh mama!" YuJin sudah tak kuasa menahannya lagi, YuJin belum bisa menerima semua ini.
"Kakak nggak membunuh mama kamu YuJin, ini semua kecelakaan, kamu harus percaya sama kakak." Hati Gyuvin sangat sakit mendengarnya, di tuduh melakukan apa yang tidak dia perbuat.
"Percaya sama kak? Gimana caranya YuJin bisa percaya sama orang yang hampir bunuh YuJin juga? Sebaiknya kakak pergi, YuJin nggak sudi liat muka kakak lagi!"
"Kakak udah janji sama mama kamu, kakak akan selalu jaga kamu, berdiri di samping kam—
"YUJIN BILANG PERGI!"
"Kakak nggak mau, kakak mau di sini temenin kamu."
"Kalo kakak nggak mau pergi YuJin bakal laporin kakak ke polisi atas tuduhan pembunuhan!"
"Laporin aja kakak nggak takut, bahkan kamu nggak punya bukti."
Prang!!!
YuJin memecahkan botol yang ada di makam mamanya lalu pecahan botol itu ia arahkan ke pergelangan tangannya.
"Mau pergi atau YuJin gores pecahan kaca ini ke tangan YuJin?!"
"Jangan melakukan hal bodoh sialan!"
"Pergi atau YuJin benar-benar menggoreskan nya!"
"Oke kakak pergi, tapi kamu buang dulu pecahan botol itu."
YuJin pun langsung melemparkan pecahan botol itu sembarangan dan setelah itu Gyuvin pergi, tapi Gyuvin tidak benar-benar pergi, dia menunggu YuJin di mobilnya. Gyuvin tidak mau terjadi apa-apa pada adik tirinya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
StepBrother || Gyuvin x YuJin [END]
Teen FictionAwalnya Gyuvin sangat membenci dan tidak bisa menerima Yujin sebagai adik tirinya, tapi seiring berjalannya waktu rasa benci itu menghilang dan Gyuvin tersadar kalau dia menyukai pada adik tirinya