12

3.6K 363 61
                                    


Karena ini hari Minggu Gyuvin mengajak Yujin jalan-jalan, entah bisa di bilang kencan atau tidak karena Gyuvin lah yang memaksa bahkan menyeret adik tirinya itu untuk ikut dengannya.

"Kak, Yujin bisa jalan sendiri." Entah sudah yang ke berapa kalinya Yujin merengek seperti anak kecil pada Gyuvin yang dengan setia menggandeng tangannya sejak mereka keluar rumah.

Gyuvin mengajak Yujin ke pasar malam yang tidak jauh dari rumah mereka dan Yujin tidak keberatan dengan itu, Yujin sendiri sudah lama tidak pernah ke pasar malam, bahkan dia lupa kapan terakhir kali dia ke sana.

"Tempat ini terlalu ramai, kalo kakak lepasin nanti kamu ilang." Jawab Gyuvin dan semakin erat menggenggam tangan Yujin yang memang pas untuk ia genggam.

Yujin mendengus kesal dan pasrah membiarkan tangannya di gandeng kakaknya yang malah menarik banyak perhatian orang yang melewatinya, Yujin hanya bisa menunduk karena tidak nyaman.

"Kayaknya kamu lebih suka sama sepatu daripada muka ganteng kakak ya?" Tanya Gyuvin tiba-tiba yang membuat Yujin langsung menatap matanya dengan kening yang mengerut lucu.

"Apa maksud kakak?" Tanya Yujin yang tidak mengerti.

"Kamu lagi jalan sama kakak tapi kamu sibuk liatin sepatu kamu itu."

"Ma—maaf," cicit Yujin tapi setelah itu matanya berbinar melihat stand yang menjual permen kapas berbentuk lucu-lucu dengan warna yang cerah.

Yujin melepaskan tangan Gyuvin yang menggandengnya lalu berlari kecil menghampiri si penjual permen kapas tanpa bilang Gyuvin.

Gyuvin yang sadar tangan Yujin hilang dari genggamannya langsung menengok kebelakang dan tidak mendapati adik tirinya.

"Sialan, kemana perginya tuh bocah?!" Umpat Gyuvin kesal karena terlalu fokus dengan ponselnya dan tidak sadar kalau adiknya sudah tidak ada di belakangnya.

Gyuvin mengedarkan matanya mencari Yujin, dan dia bernafas lega begitu melihat sosok adik tirinya yang sedang mengantri di salah satu stand bersama anak-anak kecil.

Badan Yujin yang lebih tinggi dari anak-anak itu memudahkan Gyuvin menemukan Yujin, Gyuvin pun langsung menghampiri Yujin dan berdiri di sampingnya.

"Kenapa pergi nggak bilang-bilang kakak?" Bisik Gyuvin, sebelum Yujin menjawabnya jaket yang di pakai Gyuvin di tarik-tarik dari belakang sama anak kecil yang membuat Gyuvin langsung menoleh kebelakang.

"Ada apa lu bocah?" Tanya Gyuvin galak, dia memang sangat tidak suka anak kecil.

"Paman kalo mau permen kapas harus ngantri, masa udah gede tapi bego."

"Siapa yang lu panggil paman bocah?! Gua nggak mau permen, gua cuma mau nemenin pacar gua doang!" Balas Gyuvin lalu kembali menghadap Yujin yang sedang memesan permen kapas itu.

"Paman Yujin mau pesen satu yang paling gede." Pinta Yujin ke si penjual dan dapat anggukan dari si penjual yang tersenyum mendapat pembeli remaja, biasanya hanya anak kecil yang membeli permen kapasnya.

"Paman tambahin lagi gulanya, itu belum gede banget." Pinta Yujin lagi, penjual itu menengok pada Yujin dan kembali tersenyum mendengar Yujin yang merengek seperti anak kecil.

"Jangan senyum-senyum kayak gitu paman, inget istri sama anak lu di rumah." Ucap Gyuvin ketus yang tidak suka penjual permen kapas itu tersenyum pada Yujin nya.

Setelah mendapatkan apa yang dia mau Yujin melanjutkan kembali jalannya bersama Gyuvin.

"Kak jangan di gandeng dulu tangan Yujin, Yujin susah makannya." Yujin merengek, mau tidak mau Gyuvin melepaskan tangan Yujin yang dia genggam.

StepBrother || Gyuvin x YuJin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang