10

3.8K 377 45
                                    



"Diam semua!" Teriak pak Choi membuat seluruh muridnya yang tadi sibuk mengobrol langsung diam dan duduk rapih di tempatnya.

"Bapak kesini cuma mau beritahu kalau kelas ini kedatangan murid baru." Ucapnya lagi.

Tidak lama dari itu masuklah seorang murid baru, semua mata tertuju padanya karena wajahnya yang sangat tampan mampu menarik semua perhatian murid yang ada di dalam kelas.

"Perkenalkan dirimu."

"Perkenalkan saya Zhang Hao," ucap murid baru itu memperkenalkan dirinya sangat singkat.

"Ganteng banget."

Gyuvin langsung menoleh pada Yujin, "siapa? Kakak?"

Yujin menggeleng, "bukan kakak tapi Zhang Hao." Ucapnya tanpa menoleh pada Gyuvin karena terlalu sibuk memandangi wajah Zhang Hao.

"Sepertinya ada yang nggak beres sama mata kamu, jelas-jelas kakak lebih ganteng dari dia." Gyuvin jadi kesal seketika, apa saingannya bertambah satu lagi? Setelah Hanbin kini muncul Zhang Hao.

"Apa dia nggak dia nggak salah masuk kelas? Wajahnya terlihat tua." Ucap Gyuvin tiba-tiba.

"Mungkin dia sama kayak kakak."

"Sama apanya?"

"Sama-sama bodoh nggak naik kelas."

Gyuvin hanya memasang wajah datar begitu mendengarnya.

Zhang Hao berjalan ketempat duduknya dan tidak sengaja pandangannya bertemu dengan Yujin yang sedang menatapnya, Zhang Hao tersenyum tipis pada Yujin dan itu sukses membuat Yujin salah tingkah dengan wajah yang memerah.

Gyuvin mengeluarkan ponselnya begitu benda pipih itu bergetar, dia mendapat pesan dari nomer yang tidak di kenal.

02777-7777
Temuin gua di belakang sekolah istirahat nanti, Yujin dalam bahaya.

Siapa lu anjing!

Orang itu tidak membalas lagi pesannya, yang membuat Gyuvin penasaran dengan orang yang mengirimnya pesan. Pesan itu dari orang usil atau memang serius?

"Kakak kenapa?" Tanya Yujin.

"Kakak gapapa."

Karena penasaran Gyuvin datang ke belakang sekolah, tapi sesampainya di sana Gyuvin tidak menemukan siapa-siapa.

"Brengsek, gua di kerjain!" Umpat Gyuvin kesal, tapi begitu dia mau pergi ada yang memanggilnya, Gyuvin pun langsung berbalik dan mendapati Hanbin berdiri tidak jauh darinya.

Dengan emosi yang menguasai dirinya Gyuvin langsung berjalan kearah Hanbin dan menarik kerah seragamnya hingga membuat Hanbin sedikit berjinjit.

"Apa maksud lu ngirim gua chat kayak gitu hah?!" Teriak Gyuvin tepat di depan wajah Hanbin.

Hanbin sudah tahu akan berakhir seperti ini kalau dia mengirim chat pada Gyuvin, tapi dia tidak mau melihat Yujin terluka.

Hanbin menyingkirkan tangan Gyuvin dari kerahnya, "niat gua baik Vin, lebih baik lu simpen rasa cemburu lu itu karna Yujin dalam bahaya!"

"Apa maksud lu?"

"Gua bakal jujur sama lu Vin, ada orang yang nyuruh gua buat deketin Yujin. Ada orang yang mau bales dendam sama lu lewat Yujin, tapi semenjak gua deket dan kenal sama Yujin gua malah nggak tega buat nyakitin dia. Yujin terlalu baik dan lugu."

"Sialan, jadi selama ini lu deketin Yujin cuma mau bales dendam sama gua?!" Gyuvin sudah mengangkat tangannya, siap menghajar wajah Hanbin tapi Hanbin berhasil menahan tangannya.

"Lu dengerin gua dulu brengsek!" Sungut Hanbin seraya menghempaskan tangan Gyuvin kasar.

"Waktu gua pergi sama Yujin gua nembak dia tapi gua di tolak! Lu tau alasannya? Itu karna lu! Yujin bilang gua bukan orang baik!" Sambungnya.

Gyuvin terdiam, jadi selama ini Yujin mendengar perkataannya?

"Sekarang nyawa Yujin dalam bahaya."

"Apa maksud lu?!"

"Hari ini ada murid baru di kelas lu bukan?" Tanya Hanbin dan dapat anggukkan dari Gyuvin. "Dia orangnya, dia yang nyuruh gua."

"Zhang Hao maksud lu?!"

Hanbin mengangguk, "dia mau bales dendam sama lu lewat Yujin."

"Kenapa dia mau bales dendam sama gua? Gua kenal sama dia aja nggak!"

"Lu masih inget cewek cantik bernama Wonyoung yang pernah lu hamilin? Zhang Hao itu kakaknya, Wonyoung bunuh diri, dia lompat dari apartemennya. Zhang Hao yang nggak bisa terima adiknya bunuh diri dia mulai cari tau apa penyebab adiknya bunuh diri." Tutur Hanbin panjang lebar.

"Dan di buku harian milik adiknya ada nama lu Vin, di situ Wonyoung nulis kenapa lu ninggalin gua di saat gua hamil anak lu Gyuvin bangsat! Setelah itu Zhang Hao menyuruh anak buahnya buat cari tau lu termasuk gua." Sambungnya.

"Sumpah demi apapun gua nggak pernah ngehamilin anak orang, bahkan gua nggak pernah nyentuh dia!" Gyuvin membantahnya.

"Terus kenapa ada nama lu di buku hariannya?"

"Mungkin dia salah paham, gua emang dateng ke pesta yang dia buat sama temen-temennya, dan gua nggak dateng sendiri, gua sama temen-temen gua juga. Kita mabuk di sana dan gua pulang duluan, gua nggak pernah tau apa yang mereka lakukan setelah itu."

"Gua bisa aja percaya sama lu Vin, tapi Zhang Hao? Dia nggak bakal percaya gitu aja apalagi lu nggak punya bukti."

"Kalo gitu bakal gua hadepin dia, gua matiin tuh cowok kalo berani nyentuh Yujin."

"Gua bantu Vin."

"Nggak perlu, gua bisa sendiri."

"Lu nggak tau seberapa berbahayanya Zhang Hao, biar gua bantu lu."

Gyuvin berdecak, "lu tau dia berbahaya tapi lu tetep mau ngebantu dia?"

"Ada sesuatu yang nggak bisa gua ceritain ke lu Vin."

"Kalo gitu jangan pernah bantu gua." Gyuvin pun pergi meninggalkan Hanbin.

"Tunggu!"

Langkah Gyuvin berhenti lalu ia berbalik pada Hanbin.

"Apa?"

"Gua bakal cerita tapi lu janji jangan cerita ke siapa-siapa."

Gyuvin menganggukkan kepalanya.

"Zhang Hao membiayai semua kebutuhan keluarga gua, dia biayai pengobatan ibu gua, dia juga bantu biaya sekolah adik gua, termasuk sama gua karena ayah gua kabur dan meninggalkan banyak hutang. Gua ketemu Zhang Hao di club malem, gua pikir dia orang baik—

"Tunggu, lu ketemu sama Zhang Hao di club malem dan berpikir dia orang baik? Mana ada orang baik masuk ke club malem bego!" Sela Gyuvin.

"Mungkin karna gua bego waktu itu."

"Ya emang lu bego!"

"Sekali lagi lu ngatain bego gua nggak mau cerita lagi!"

"Nggak perlu lu lanjutin lagi gua udah paham, lu bantu Zhang Hao karna mau bales budi karna tuh cowok udah mau biayai keluarga lu kan?"

Hanbin mengangguk.

"Lu nggak takut Zhang Hao tau ini? Kalo Zhang Hao tau dia bakal berhenti biayai keluarga lu."

"Gua nggak masalah karna gua juga mau bebas dari dia, gua bisa cari kerja nanti."

"Oke, gua terima bantuan lu, gua mau tau lebih banyak tentang Zhang Hao dari lu. Dan tentang keluarga lu, lu nggak perlu khawatir, biar gua yang gantiin posisi Zhang Hao. Gua bakal bantu keluarga lu." Setelah menepuk bahu Hanbin Gyuvin pergi dari sana.

"Terimakasih Gyuvin." Ucap Hanbin pelan, tidak terasa air matanya menetes begitu saja membasahi kedua pipinya.

TBC

StepBrother || Gyuvin x YuJin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang