"Yujin kamu udah siap belum?" Tanya Gyuvin sambil merapihkan dasinya kembali.
"Sebentar lagi kak, Yujin lagi pakai sepatu." Jawab YuJin yang sedang mengikat tali sepatunya.
Mereka berdua pun berangkat ke sekolah dengan motor Gyuvin, Yujin memeluk erat pinggang kakaknya dengan nyaman. Selama perjalanan mereka sesekali berbincang riang dan bercanda hingga tertawa bersama.
'TINNNNN!!!!'
Gyuvin yakin jika dia berada di jalur yang benar dan sudah menepi, tapi mobil yang ada di belakangnya terus membunyikan klaksonnya.
Dengan kecepatan tinggi dari arah belakang mobil itu sengaja menyerempet motor Gyuvin hingga membuatnya oleng dan keluar dari jalur, orang-orang di pinggir jalan memekik keras begitu melihat motor Gyuvin menabrak trotoar dan ambruk.
Tubuh Gyuvin terpental ke depan dan kepalanya membentur kerasnya trotoar jalan sedangkan Yujin hanya jatuh kebagian samping motor, meskipun begitu keadaan Yujin cukup parah tapi masih tersadar.
"KAK GYUVIN!" Teriak Yujin keras dan langsung berlari kearah kakaknya yang sudah tidak sadarkan diri.
Mata Gyuvin terpejam dengan kepala yang bersimbah darah, Yujin mengangkat kepala Gyuvin ke pangkuannya.
"Kak Gyuvin ba-bangun kak hikss.." air mata Yujin jatuh bersama dengan tetesan darah yang keluar dari pelipisnya mengenai wajah Gyuvin di bawahnya.
"Ba-bangun kak hikss.." Yujin terus saja menepuk pipi Gyuvin agar Gyuvin membuka matanya, tapi hasilnya nihil, Gyuvin tidak meresponnya sama sekali.
"Tolong telepon ambulan cepat!" Suara Hanbin memecahkan keramaian, Hanbin yang hendak berangkat sekolah tidak sengaja melihat sosok yang dia kenal lalu menghampirinya.
Hanbin berusaha menenangkan Yujin dan mengambil Gyuvin dari dekapan Yujin tapi Yujin menepis kasar tangan Hanbin dan tetap mendekap wajah Gyuvin ke dalam pelukannya.
Hanbin meneteskan air mata melihat kondisi Yujin dan Gyuvin, Hanbin mengumpat kasar karena ambulan yang tidak kunjung datang.
Beberapa orang yang berada di sana ikut menangis melihat kondisi kakak beradik itu tapi tidak bisa berbuat banyak, mereka hanya bisa berdoa untuk keduanya.
Tidak lama dari itu akhirnya ambulan datang, Hanbin membantu petugas medis untuk membawa Yujin dan Gyuvin ke dalam ambulan. Hanbin memutuskan untuk mengikuti ambulan itu dari belakang dengan sepeda motornya.
Setibanya di rumah sakit Gyuvin langsung di larikan ke ICU karena kondisinya kritis dan harus segera di tangani. Sedangkan Yujin dengan seragam berlumur darah menolak untuk di obati sebelum Gyuvin keluar dari ruangan itu dalam keadaan baik-baik saja.
"Yujin," panggil Hanbin pelan, ia meringis melihat keadaan Yujin.
Pelipis Yujin mengeluarkan darah melumuri sebagian wajahnya, sikut dan lututnya juga terluka parah meskipun tertutup dengan seragam sekolahnya.
"Kak Gyuvin hikss.." Yujin terus saja memanggil nama Gyuvin tanpa peduli dengan dirinya sendiri.
"Sebaiknya kamu obatin dulu lukanya ya, Gyuvin bakal sedih kalo ngeliat kamu kayak gini." Ucap Hanbin yang terus membujuk Yujin agar mau mengobati lukanya, tapi sayangnya ucapannya tidak di dengar Yujin.
"Yujin!"
Taehyung memekik keras dan langsung berlari ke anak tirinya, dia mengutuk seluruh petugas medis di rumah sakit itu karena membiarkan anak tirinya tanpa mendapatkan pengobatan.
Hanbin segera menjelaskan pada Taehyung kenapa Yujin belum juga di tangani.
"Ka-kak Gyuvin hikss.."
"Gyuvin pasti baik-baik saja, dia anak yang kuat, Gyuvin nggak selemah itu. Gyuvin pasti bisa melewati ini."
Taehyung berusaha menenangkan Yujin meskipun dia sendiri sangat hancur melihat anaknya terbaring tidak sadarkan diri di dalam sana.
"Ng-nggak pah hikss.. ka-kak Gyuvin kesakitan pah, i-ini semua salah Yujin hikss.. Yu-yujin yang buat kak Gyuvin kayak gini hikss.."
Pintu ruang operasi terbuka dan keluarlah seorang dokter yang menangani Gyuvin, Taehyung dan Yujin langsung berdiri dari duduknya berjalan menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana anak saya dok?" Tanya Taehyung.
"Pasien sudah tidak bisa di selamatkan lagi, Gyuvin tidak bisa bertahan lebih lama lagi." Ucap sang dokter lalu mengambil catatan dari seorang perawat yang berdiri di sampingnya.
"Gyuvin menghembuskan nafas terakhirnya hari ini sekitar pukul 10.14."
Tangis Taehyung pecah seketika begitu mendengarnya, dia langsung berlari ke anaknya yang sudah terbaring kaku.
Taehyung melihat tubuh Gyuvin yang sudah mulai membiru dengan perban yang melilit di kepalanya, dengan tangan yang bergetar Taehyung menyentuh wajah anaknya yang sudah dingin.
"Kak Gyuvin baik-baik aja, dia bakal bangun, kenapa dokter bilang kayak gitu?!" Yujin berteriak histeris.
"Gyuvin sudah berusaha melawan rasa sakitnya tapi Tuhan berkata lain, Gyuvin meniggalkan kita semua untuk selamanya."
"KAK GYUVIN!"
Yujin terbangun dari tidurnya dengan nafas yang terengah-engah, baju tidurnya basah oleh keringat. Yujin menghela nafasnya dan sadar kalau itu hanya mimpi buruk saja.
Yujin merubah posisinya menjadi duduk dan mengusap kasar wajahnya yang di banjiri peluh. Mimpinya sangat menyeramkan.
Gyuvin terbangun begitu mendengar Yujin berteriak, ia sedikit terkejut melihat Yujin yang sedang menangis dalam posisi duduk. Gyuvin bangun dan memeluk erat tubuh Yujin yang bergetar hebat.
"Kamu kenapa nangis?"
Yujin membalas pelukan Gyuvin sangat erat. "Yujin takut kak hikss.."
"Apa yang buat Yujin takut?" Tanya Gyuvin lagi.
"Yujin mimpi buruk, Yujin mimpi kakak bakal ninggalin Yujin selamanya."
Gyuvin mengusap punggung Yujin dan memberikan kecupan ringan di pucuk kepala Yujin.
"Itu cuma mimpi, kakak nggak bakal ninggalin kamu."
"Tapi Yujin takut kak."
"Kamu nggak perlu takut, kakak akan selalu ada di samping kamu. Lebih baik kita kembali tidur ya, besok kita harus sekolah."
"Tapi Yujin tidurnya mau di peluk sama kak Gyuvin."
"Sini-sini kakak peluk."
Yujin dan Gyuvin pun kembali tidur setelah terbangun karena mimpi buruk Yujin. Gyuvin memeluk Yujin sepanjang malam seperti yang di inginkan Yujin.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
StepBrother || Gyuvin x YuJin [END]
Teen FictionAwalnya Gyuvin sangat membenci dan tidak bisa menerima Yujin sebagai adik tirinya, tapi seiring berjalannya waktu rasa benci itu menghilang dan Gyuvin tersadar kalau dia menyukai pada adik tirinya