Semenjak mendapatkan mimpi buruk Yujin jadi takut naik motor, Yujin selalu menolak kalau ke sekolah atau kemana pun kalau naik motor.
"Yujin ayo kita udah telat," Gyuvin terlihat kesal karena Yujin tidak mau berangkat sekolah pakai motor karena mobilnya harus masuk bengkel.
"Yujin nggak mau sekolah kalo naik motor!"
"Terus kamu mau naik apa? Mobil kakak lagi di bengkel."
"Naik bus kan bisa."
"Beneran mau naik bus? Paling baru naik udah minta turun terus muntah-muntah."
Benar juga kata kakaknya, Yujin memang paling tidak bisa naik kendaraan umum apalagi bus.
"Kalo gitu kita naik taxi."
"Di jam sibuk kayak gini susah dapet taxi, apalagi taxi online."
"Yaudah kalo gitu Yujin nggak mau sekolah, kakak juga jangan sekolah!"
Yujin masuk kembali ke rumahnya dan membaringkan tubuhnya di atas sofa, menyalakan tv dan mencari acara kartun favoritnya.
Gyuvin yang baru datang langsung menindih tubuh Yujin, tiduran di atas tubuh adik tirinya.
"Kakak berat!" Protes Yujin sambil mendorong tubuh Gyuvin dari atas tubuhnya, tapi tubuh Gyuvin tidak bergerak sedikitpun.
Cup~
Cup~
Cup~
Cup~
"Sayang banget kakak sama kamu." Ucap Gyuvin setelah beberapa kali mengecup wajah Yujin yang ada di bawahnya.
"Kakak muka Yujin basah!" Yujin merengek sambil mengusap kasar wajahnya yang basah karena ulah Gyuvin.
"Gemesin banget sih kamu!" Gyuvin yang greget sama adik sekaligus pacarnya mencubit pelan pipi Yujin yang sedikit berisi sampai bibir Yujin sedikit maju.
Gyuvin menggesekkan hidungnya di leher Yujin, menggelitik adik tirinya sampai Yujin tertawa geli. Yujin hanya bisa pasrah dan sesekali mendorong tubuh Gyuvin dari atas tubuhnya.
**********
Zhang Hao sudah memikirkan bagaimana cara balas dendam pada Gyuvin, dia sudah terlalu banyak mengulur waktu dan Zhang Hao sudah tidak bisa mengandalkan Hanbin karena dia tahu kalau Hanbin sudah berkhianat padanya.
Zhang Hao harus turun tangan sendiri untuk menghabisi Gyuvin, tapi di saat Zhang Hao mau menjalankan rencananya Gyuvin dan Yujin tidak masuk sekolah yang membuat Zhang Hao sangat kesal.
Zhang Hao jalan sendiri di koridor sekolah yang sepi karena ini masih jam pelajaran, dia minta izin pada gurunya untuk ke toilet dan memutuskan untuk membolos.
Mata Zhang Hao tidak sengaja melihat Hanbin yang juga sedang berjalan sendiri, Zhang Hao memutuskan untuk mengikuti Hanbin dari belakang.
Sudut bibirnya terangkat begitu melihat Hanbin masuk ke toilet, buru-buru Zhang Hao ikut masuk ke toilet yang sepi dan menepuk bahu Hanbin sampai pria itu berbalik kearahnya.
Hanbin langsung mematung ketakutan begitu melihat Zhang Hao yang sudah menyeringai menatapnya.
"Udah lama nggak ketemu dan lu makin manis aja, apa lu nggak kangen sama gua?"
Zhang Hao langsung menarik pinggul Hanbin, melingkarkan tangannya di pinggul Hanbin. Hanbin yang ketakutan berusaha menyingkirkan tangan Zhang Hao dari pinggangnya, Hanbin mau lari tapi Zhang Hao terlebih dulu menariknya masuk ke dalam bilik yang berada paling ujung.
Zhang Hao membalik tubuh Hanbin ke dinding dan menghimpit tubuhnya, bahkan Zhang Hao menekan kepala Hanbin ke dinding yang dingin.
Zhang Hao mencengkram kuat kedua tangan Hanbin ke belakang dengan satu tangannya, sementara satu tangannya lagi berusaha membuka ikat pinggang yang Hanbin pakai.
"Sialan, lepasin gua brengsek!" Sungut Hanbin yang terus berontak, tapi hasilnya nihil.
Zhang Hao berdecak, "udah berani lu sekarang sama gua hah?!"
"Ngghhh.." Hanbin melenguh begitu tangan Zhang Hao meremas bokongnya keras, tanpa bisa Hanbin lawan Zhang Hao berhasil melepaskan ikat pinggangnya dan di gunakan untuk mengikat kedua tangan Hanbin.
"Kenapa lu berkhianat hah?! Kenapa lu lebih pilih si pembunuh itu di bandingkan gua pacar lu sendiri!" Sungut Zhang Hao tepat di telinga Hanbin, sedangkan Hanbin hanya bisa memejamkan matanya saja erat dan bersamaan dengan itu air matanya menetes.
Perkataan yang keluar dari mulut Zhang Hao sangat menyakitkan bagi Hanbin. Kekasihnya? Bahkan Zhang Hao tidak pernah memperlakukannya seperti kekasih, pria itu hanya memanfaatkannya saja dan tidak lebih memperlakukannya seperti pemuas nafsunya.
"Kenapa lu cuma diem? Lu bisu mendadak?!"
Bukannya iba melihat Hanbin menangis dalam diam, Zhang Hao malah tersulut emosi. Dia semakin kuat menekan kepala Hanbin ke dinding sampai Hanbin meringis sakit.
"Sa—sakit.." Hanbin meringis tapi tidak di indahkan oleh Zhang Hao yang sudah di kuasai oleh amarah, Zhang Hao sudah benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.
Zhang Hao menarik kepala Hanbin kebelakang lalu membenturkan kepalanya ke dinding cukup kuat, tubuh Hanbin langsung merosot kebawah dengan dahi yang berlumur darah, seketika Hanbin tidak sadarkan diri karena ulah Zhang Hao.
Zhang Hao tersadar seketika begitu melihat Hanbin yang tergeletak tidak sadarkan diri di lantai dengan dahi yang terluka parah, bahkan darah sudah menutupi sebagian wajahnya.
Zhang Hao panik seketika, apa yang telah dia lakukan?! Karena tidak tahu apa yang harus di lakukan Zhang Hao keluar dari bilik dan meninggalkan Hanbin begitu saja di lantai.
Tidak lama dari itu ada seorang murid yang masuk ke toilet dan langsung menjerit histeris melihat seorang murid tergeletak bersimbah darah di lantai toilet.
Teriakan murid itu mengundang murid lain berkumpul, mereka semua ikut berteriak melihat keadaan Hanbin yang sangat mengenaskan.
Tubuh Hanbin langsung di angkat oleh petugas medis dan langsung di larikan ke rumah sakit terdekat dari sekolah, sedangkan murid yang pertama kali melihat Hanbin langsung di mintai keterangan untuk penyelidikan siapa pelaku yang tega melakukan perbuatan sadis pada Hanbin.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
StepBrother || Gyuvin x YuJin [END]
Roman pour AdolescentsAwalnya Gyuvin sangat membenci dan tidak bisa menerima Yujin sebagai adik tirinya, tapi seiring berjalannya waktu rasa benci itu menghilang dan Gyuvin tersadar kalau dia menyukai pada adik tirinya