Yujin hanya bisa menangis di dalam dekapan Gyuvin, melihat Hanbin yang terbaring lemah di ruang rawat karena ulah Zhang Hao.
Yujin tidak pernah berhenti menangis begitu tahu Hanbin di larikan ke rumah sakit, bagaimanapun juga Yujin pernah dekat dengan Hanbin bahkan nyaris menjadi sepasang kekasih.
Sedangkan Zhang Hao kini menjadi buronan polisi karena polisi sudah mengantungi beberapa bukti dari saksi mata.
Seorang dokter keluar dari ruang rawat Hanbin setelah selesai mengecek kondisinya.
"Bagaimana dengan teman saya dok?" Tanya Gyuvin.
"Pasien sudah lebih membaik, pasien mendapatkan sembilan jahitan di luka dahinya."
Yujin melepaskan pelukannya lalu menghapus air matanya, dia mendesah lega karena kondisi Hanbin tidak separah yang Yujin pikirkan. Yujin pikir Hanbin akan geger otak dan amnesia lalu melupakannya.
"Kamu denger kan? Hanbin nggak kenapa-kenapa, dia cuma di jahit aja dahinya. Berhenti nangis." Ucap Gyuvin yang telinganya sakit mendengar suara tangisan Yujin.
Yujin mengangguk dengan mata yang masih berair dan hidung yang memerah seperti badut karena menangisi Hanbin.
.
.
.
.
.
.
Hanbin duduk melamun di atas ranjangnya dengan sebuket bunga mawar putih di tangannya yang setiap hari dia temukan di samping tubuhnya dan sampai sekarang Hanbin tidak tahu siapa pengirimnya.
Mungkin kah itu Yujin? Tapi rasanya tidak mungkin, hampir setiap hari bocah itu mengunjunginya bahkan membuat kepala Hanbin pusing mendengar suaranya dan tawanya yang nyaring.
"Nggak, itu nggak mungkin Gyuvin." Gumam Hanbin sambil menggelengkan kepalanya, Hanbin tahu betul seperti apa Gyuvin itu. Gyuvin bukan orang baik yang mau repot-repot mengiriminya bunga mawar setiap hari.
Sudah lebih dari lima hari Hanbin di rawat tapi ibu dan adiknya tidak pernah datang sekalipun, apa mereka baik-baik saja? Dalam kondisi seperti ini saja Hanbin masih mengkhawatirkan keluarganya, apa ibu dan adiknya hidup dengan baik? Dia yakin kalau Zhang Hao sudah berhenti mengirim uang pada keluarga.
Tentang Zhang Hao, semenjak kejadian di toilet itu Hanbin tidak pernah melihatnya lagi dan Hanbin sudah tahu kalau kini Zhang Hao menjadi buronan atas perbuatannya kepadanya.
Hanbin tidak tahu dia harus senang atau apa karena sekarang dia terbebas dari pria itu. Kalau boleh jujur meskipun Zhang Hao sangat kasar kepadanya tapi Hanbin sudah mulai menyukainya, tapi untuk saat ini Hanbin jadi sedikit ragu dengan perasaannya. Apa sudah waktunya dia terbebas dan menjauh dari Zhang Hao?
"Ughh.. sialan, gara-gara cowok itu dahi gua sakit lagi." Umpat Hanbin yang kembali merasakan sakit di luka jahitannya.
"Mau kemana?" Tanya Gyuvin begitu melihat Yujin yang mau keluar rumah.
"Yujin mau ke rumah sakit tapi mau mampir ke toko buku dulu." Jawab Yujin sambil memakai sepatunya.
"Kakak temenin."
"Nggak usah," tolak Yujin.
"Pokoknya mulai sekarang kamu nggak boleh pergi sendirian, kamu kan tau sekarang Zhang Hao jadi buronan polisi, gimana kalo nanti tiba-tiba Zhang Hao muncul dan nyakitin kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
StepBrother || Gyuvin x YuJin [END]
Teen FictionAwalnya Gyuvin sangat membenci dan tidak bisa menerima Yujin sebagai adik tirinya, tapi seiring berjalannya waktu rasa benci itu menghilang dan Gyuvin tersadar kalau dia menyukai pada adik tirinya