"Yujin kita buat kue yuk.""Yujin ayo antar nenek belanja."
"Yujin kita tanam bunga di teras rumah ya."
"Yujin kita makan berdua di luar ya."
Gyuvin sudah benar-benar muak dengan neneknya sendiri yang selalu menguasai Yujin, tidak ada hari tanpa memanggil Yujin sampai Gyuvin sendiri sama sekali tidak ada waktu berdua bersama Yujin.
"Yujin sini bantu nenek masak."
"Iya ne—mmmppphhhhhh.."
Gyuvin langsung membekap mulut Yujin dan menyeretnya masuk ke dalam kamar dan tidak lupa untuk mengunci pintu kamarnya.
"Kakak apa-apaan sih, nenek kan panggil Yujin malah di seret masuk ke kamar!" Seru Yujin kesal, dia mau pergi keluar tapi tangannya di tahan oleh Gyuvin.
"Udah biarin aja, kamu di sini aja sama kakak." Ucap Gyuvin dan semakin erat menggenggam tangan Yujin.
"Tapi nenek?"
"Tapi kenapa? Emangnya kamu nggak cape di suruh-suruh terus sama nenek?"
Yujin menggeleng, "Yujin nggak cape malah seneng, kalo di rumah kan kakak selalu ngelarang Yujin."
"Tapi kakak kangen."
"Hah?"
Gyuvin langsung menarik Yujin ke dalam pelukannya, dia memeluk tubuh Yujin sangat erat. Memang beberapa hari ini Gyuvin dan Yujin tidak ada waktu berdua karena neneknya.
"Kakak kangen sama kamu, kamu terlalu sibuk sama nenek sampe ngelupain kakak." Bisik Gyuvin di telinga Yujin.
Di dalam dekapan Gyuvin Yujin tersenyum, dia baru sadar kalau beberapa hari ini dia mengabaikan Gyuvin dan terlalu sibuk dengan neneknya. Yujin pun membalas pelukan Gyuvin.
"Yujin juga kangen kok sama kakak." Balas Yujin.
Gyuvin melepaskan pelukannya, menangkup wajah Yujin dan mencium pipi Yujin berkali-kali.
"Jangan keluar dari kamar ya? Nanti kamu di panggil-panggil lagi sama si nenek peyot itu."
Yujin mengangguk lucu, "iya kak." Jawabnya.
"Pinter banget sih sayangnya kakak." Ucap Gyuvin sambil mengusap kepala Yujin gemas.
Tokk.. Tokk.. tokkk...
"Gyuvin ada Yujin di dalam?" Tanya Nenek setelah beberapa kali mengetuk pintu kamar cucunya.
"Nggak ada nek!" Jawab Gyuvin berbohong padahal Yujin berada di dalam dekapannya.
"Nenek nggak percaya sama kamu, coba buka pintunya!" Seru sang Nenek yang tidak percaya dengan Gyuvin karena dia tahu betul kelakuan cucu ajaibnya itu.
Brakkk! Brakk! Brakkk!
"Gyuvin buka! Nenek tau kamu sembunyin Yujin di dalem kan?!"
Gyuvin melirik pintu kamarnya yang di tendang-tendang dari luar sama neneknya, sudah tua tapi tenaganya seperti kuli panggul.
"Kamu ngumpet dulu di lemari ya," ucap Gyuvin tapi Yujin menggelengkan kepalanya.
"Nggak mau."
"Kenapa?"
"Takut."
"Sebentar aja, daripada kamu di seret nenek nanti."
"Iya deh."
Mau tidak mau Yujin pun menurut, dia bersembunyi di lemari pakaian yang ada di kamar Gyuvin. Setelah Yujin bersembunyi barulah Gyuvin buka pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
StepBrother || Gyuvin x YuJin [END]
أدب المراهقينAwalnya Gyuvin sangat membenci dan tidak bisa menerima Yujin sebagai adik tirinya, tapi seiring berjalannya waktu rasa benci itu menghilang dan Gyuvin tersadar kalau dia menyukai pada adik tirinya