53

7K 753 29
                                    


Selamat membaca!!!!

Mata Estella mengerjap pelan tapi kemudian kembali terpejam rapat saat merasa kepalanya terasa pening. Salah satu tangannya terangkat hendak menyentuh kepalanya. Namun seluruh tubuhnya terasa lemah bahkan untuk sekedar mengerakkan jari tangan pun terasa sulit.

Sebenarnya apa yang terjadi padanya, hingga berakhir seperti ini.

Estella mengingat beberapa hal saat dia melawan seekor iblis besar di istana, ada tiga atau empat hewan seperti serangga hitam kecil yang keluar dari mulut iblis yang dia bunuh . setelah itu kesadarannya mulai menghilang ketika hewan itu secara cepat menggigit permukaan lehernya.

Estella dengan susah payah menyentuh perlahan permukaan lehernya yang tertutup oleh sesuatu yang lembab dari baunya Estella pikir itu adalah ramuan obat herbal tradisional. Estella juga mendengar suara aliran sungai yang mengalir deras, sebenarnya dia sedang ada di mana sekarang. jika ini adalah istana kaisar mana mungkin ada aliran sungai seperti suara air terjun yang sederas itu.

"Ugh.. "

Erangan samar terdengar dari sela bibir Estella yang terlihat pucat. dia ingin bangun, tapi tubuhnya tidak bisa dia gerakkan leluasa.

"Estella."

Estella merasakan tepukan pelan pada pipinya dari tangan yang terasa familiar. Susah payah Estella ingin membuka kelopak matanya. Namun, itu terlalu sulit.

"Bangunlah, Estella kau harus makan dan minum obat untuk memulihkan tubuh mu."

Makan? Ya, itu yang dia inginkan. Namun diantara keinginannya Estella lebih ingin tahu keadaan pria itu.

"Edlan apa anda baik-baik saja?"

"Baik... " Suara Edlan terdengar parau."Seharusnya aku tidak lengah saat menjaga mu Estella."

"Anda menjaga saya dengan sangat baik. tidak usah menyalahkan diri anda sendiri."

Edlan mengelus Surai merah Estella, area hitam dibawah mata pria itu tidak memundurkan ketampanannya.

"Tidak, aku yang salah disini." Jawaban Edlan barusan mengundang kerutan samar di kening Estella. Gadis itu sekali lagi mencoba untuk bangun dan membuka kelopak matanya yang terasa berat.

Melihat Estella masih memejamkan mata sambil sesekali berusaha untuk bangun dari ranjang kecil yang dia gunakan. Edlan memutusakan untuk membantu gadis itu duduk bersandar pada penyangga ranjang dibelakangnya.

" Engh.... ha- haus."

Edlan secara reflek mengambil gelas berisi air minum dari meja kecil disampingnya dan membantu Estella untuk memegang gelas tersebut.

"Pelan-pelan Estella, jangan sampai kau tersedak."

Rasa haus Estella sudah terobati gadis itu kini berusaha untuk membuka kelopak matanya. Secara perlahan kelopak mata Estella terbuka matanya sedikit menyipit untuk memperjelas pandang matanya.

"Estella apa ada yang terasa sakit di tempat lain, bagaimana dengan penglihatan mu apa itu baik-baik saja?"

Mendapatkan pernyataan beruntun dari orang di sampingnya Estella menoleh.

"Huwaaa... Siluman!!!"

"Di mana- di mana silumannya." Kata Edlan seraya bangkit berdiri dari kursi kayu yang dia duduki bersiap menghunuskan pedangnya, Namun tatapan mata Edlan berbuah aneh ketika Estella menunjuk ke arahnya.

Ah, Edlan baru sadar keterkejutan yang di alami Estella pasti berhubungan dengan perubahan baru pada rambutnya. Karena rambutnya kini berubah panjang dengan warna yang berbeda satu sama lain. Yang satu berwarna hitam pekat dan satunya berwarna merah darah.

   The cruel emperor made a mistake in kidnapping  ✓(Ganti Judul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang